November rain (1)

4K 541 52
                                    

ada yang menunggu point of view dari Taehyung?

TAEHYUNG

Lee Sora jalang sialan.



Aku seakan mengutuk diriku sendiri karena terlalu bodoh untuk menjadi seorang pria. Aku tahu Seokjin di sampingku sepertinya ketakutan dengan sikapku. Aku sangat kecewa. Cintaku yang selalu kujaga, yang bahkan selalu kupercaya seakan menusukku dari belakang. Hari ini aku sepertinya akan menjadi pesakitan. Aku tenggelam dalam penyesalan, rasa bersalah, dan segalanya.

Aku menengok rumah Jungkook. Kamarnya masih gelap, mungkin pemiliknya belum pulang. Aku butuh seseorang saat ini. Aku ingin Jungkook, tapi aku baru ingat kalau Jungkook pasti akan membenciku. Aku kemudian duduk di kursi teras dan air mataku tidak bisa bertahan di mataku. Seokjin melihatku lalu memelukku sambil mengelus punggungku.

"Sudahlah Tae—hey, lelaki harus kuat ingat?" Aku mengangguk. "Jika ini soal Sora, kau tidak berhak untuk menangis Tae."

"Ini—bukan soal Sora."

"Maksudmu?"

"Ini tentang Jungkook. Aku—aku malu. Kesalahan terbodohku adalah tidak mempercayai omongannya dan membentak Jungkook tempo hari. Aku—aku tidak tahu harus bagaimana hari ini. Kami berjanji kalau—kalau Sora benar-benar selingkuh, Jungkook akan menjauhiku. Aku tidak bisa Seokjin."

"Bodoh, adikku tampan tapi bodoh!" Seokjin yang lembut tiba-tiba menjambak rambutku. Sial, macan bunting mulai mengamuk. Mana pawangnya sedang berada di Busan lagi. Oh, Namjoon cepatlah kembali aku tidak tahan hanya berdua dengannya di rumah. "Temui dia. Berlutut padanya minta ampun sana. Batalkan perjanjian bodoh kalian." Seokjin kemudian mendorongku hingga pagar rumah lalu meninggalkan aku.



Somi membukakan pintu setelah tiga kali aku ketuk. Somi menanyakan apakah aku baik-baik saja. Aku bilang, aku hanya perlu Jungkook tetapi ternyata Jungkook belum pulang. Somi mengajakku untuk menonton televisi bersama sambil menunggu Jungkook, tetapi aku memilih untuk menunggunya di bangku teras. Pikiranku melayang kemana-mana. Aku sudah memprediksikan kalau Jungkook tidak akan menerimaku hari ini.

Mobil berwarna silver berhenti di depan rumah Jungkook. Aku cukup mengenali kalau milik Eunwoo—karena setiap pagi pasti sudah parkir disana. Aku sudah siap untuk menyambut Jungkook sekarang. Tetapi, Jungkook tidak kunjung keluar dari mobil. Aku dengan seksama melihat ke dalam mobil yang kacanya transparan itu. Aku tidak tahu apa yang dibicarakan, tetapi Jungkook terlihat sangat senang.

Huh, membuatku cemburu saja.

Eunwoo tiba-tiba memajukan badannya. Menutupi pandanganku terhadap wajah Jungkook yang semula bisa kulihat. Aku menduga Eunwoo pasti akan mencium Jungkook.

Eunwoo bangsat!

Eunwoo sialan!

Persetan dengan dunia! Mengapa hari ini menjadi hari yang sangat menyiksaku?

Aku memutuskan untuk masuk ke ruang tamu. Sudah ada segelas minuman di meja untukku. Aku bisa mendengar suara ketukan sepatu Jungkook mulai mendekat. Saat Jungkook masuk, aku langsung memeluknya. Aku butuh ketenangan hari ini. Melihatnya saja membuatku sedikit tenang dan aku memerlukannya untuk memelukku.

Aku langsung meminta maaf. Aku lalu berlutut, bersimpuh meminta pengampunan padanya. Meminta agar perjanjian itu batal. Aku tidak bisa berjauhan dengannya, apalagi Jungkook sekarang sudah tidak di London lagi. Jungkook hasil didikan London sejujurnya membuatku menggila.



"PULANG TAEHYUNG! AKU BENCI PADAMU."



Aku tahu hal ini akan terjadi. Jungkook benar-benar mengusirku. Aku tidak tahu harus kemana. Rumahku hanya berisi macan bunting yang sangat sensitif. Aku tidak sanggup untuk berhadapan dengan Seokjin lagi. Aku berjalan tidak tahu mau kemana. Tetapi, kedai soju depan kompleks perumahan sepertinya selalu membukakan pintunya untukku.





ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang