ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekook

if I get drunk tonight (2)

hi guys? pakabs? :>

JUNGKOOK

"Jungkook, aku akan membawamu ke Jepang. Bersiaplah."

"Benarkah?"

"Ya. Aku benar-benar akan membawamu ke Jepang." Eunwoo memegang kedua tanganku, lalu mengecupnya. "Itupun jika kau menjadi kekasihku. Jadi, aku menanti jawaban darimu." Oke, ini gila. Aku tidak mau. Jika hanya karena aku kekasihnya, aku tidak mau untuk pergi ke Jepang. Sepertinya Eunwoo memang sedang meracau karena mabuk. Aku belum mau mempercayainya dulu.

"Eunwoo, kau mabuk. Ayo kembali."

"Hah, aku tidak mabuk Jeon," Eunwoo mencengkram kedua bahuku. "Aku hanya mabuk akan dirimu, sayang." Aku mencoba untuk melepas tangannya, tapi ini sangat kuat. "Sekarang, jawablah iya atau tidak."

Suara Eunwoo meninggi dan juga menggeram. Aku takut. Aku tidak pernah melihat Eunwoo versi mabuk berat. Kemanakah perginya Pangeran Gangnam yang sangat beretika saat dikantor? Ini bahkan lebih menakutkan daripada Taehyung dalam mode marah kemarin.

"Aku tidak akan menjawabnya jika kau mabuk, okay. Lepas Eunwoo aku mau pergi." Eunwoo masih mencengkram bahuku. Wajahnya mendekat pada telingaku.

"Tapi, aku menginginkanmu."

Eunwoo mendorongku hingga aku menempel pada dinding. Ini diluar ekspektasiku. Aku kira Eunwoo hanya ingin berbicara padaku saja. Tangannya menangkup wajahku dan mencengkram pipiku. Aku tidak bisa berteriak maupun melawan. Tenaga Eunwoo sangat kuat. Tanganku yang bebas mendorong tubuhnya, tetapi sia-sia. Badannya menempel padaku hingga aku tidak bisa bergerak.

"E—woo, apwa yan ak—an—hmpph"

Eunwoo menciumku. Ciuman kasar yang penuh dengan nafsu. Aku berontak melepaskan ciuman ini, tetapi tidak bisa. Aku tidak bisa berteriak meminta tolong. Eunwoo membungkam bibirku dengan bibirnya. Selain itu, koridor ini sangat sepi. Aku hanya bisa menangis dan pasrah.

Tangisku semakin lama semakin pecah. Aku tidak tahu jika Eunwoo akan berbuat semacam ini. Apakah aku telah salah menilai Eunwoo? Atau selama ini Eunwoo hanya menginginkan—tubuhku? Selama ini yang kutahu pria ini sangat sopan dan santun—terlebih pada ibuku. Aku bertanya-tanya apakah itu semua hanyalah kedok di depan mataku? Aku tidak pernah membayangkan sedikitpun Eunwoo berbuat seperti sekarang.

Aku sangat berharap ada seseorang yang tiba-tiba ke toilet lalu melihat bagaimana tersiksanya aku. Ini semacam pemerkosaan. Saat aku di luar negeri dulu, aku sering melihat adegan seperti ini. Di depan pub ataupun di gang sempit samping gedung—tetapi mereka menikmatinya. Jika ada lelaki mabuk yang mengganggu, Wendy selalu ada untuk melawan mereka dengan jurus-jurus karatenya. Tapi, hari ini tidak ada Wendy yang menemaniku.