so why don't you go your way and I'll go mine?

4.2K 604 126
                                    


TAEHYUNG


Hujan pagi ini sangat deras. Aku yang berencana untuk pergi ke kamar Jungkook kemudian mengurungkan niatku. Aku menatap kamar Jungkook dari balik jendela kamarku. Kamar itu masih gelap dan gordennya masih tertutup. Mungkin pemiliknya belum bangun. Jungkook juga belum membalas pesan dan teleponku sejak tadi—padahal ini sudah pukul sepuluh.

Seketika aku teringat kejadian semalam. Pelecehan pada Jungkook oleh atasannya sendiri. Ini tidak bisa dibiarkan, harus ada suatu tuntutan pada lelaki itu. Aku amat sangat kecewa dengan Eunwoo. Bajingan yang tega-teganya nyaris merusak Jungkook dengan tangannya sendiri. Aku melihatnya, bagaimana ia menggerayangi Jungkook dengan Jungkook yang tak henti-hentinya menangis. Aku tidak tahan untuk tidak menghajarnya. Persetan dengan semuanya, keadaan Jungkook yang mengenaskan membuat amarahku melonjak. Kemejanya sudah tidak terkancing lagi—dengan bra hitam yang sangat kontras dengan tubuhnya.


Sebrengsek apapun aku sebagai lelaki yang mempunyai nafsu, aku berjanji tidak akan melakukan hal semacam itu.


Aku bersyukur tadi malam aku ada disana. Kalau aku dan Jimin tidak ada disana, siapa yang akan menolong Jungkook? Jimin tadi meneleponku menanyakan Jungkook. Aku hanya bilang kalau dia sepertinya belum bangun. Aku berniat untuk pergi ke rumahnya jika gorden kamarnya sudah terbuka—juga jika hujan telah berhenti.


Mama dan Seokjin muncul di depan kamarku. Mereka menanyakan apa yang terjadi dengan Jungkook. Aku bilang semua yang kutahu. Bergosip dengan ibu-ibu ternyata hal yang buruk. Mama cerewet sekali banyak bertanya ini-itu, apalagi soal Eunwoo. Mama kemudian menyuruhku untuk menemui Jungkook setelah hujan berhenti. Tanpa disuruhpun, aku akan melakukan hal itu.



Hari berganti senja, hujan sudah mulai reda. Gorden kamar Jungkook belum juga terbuka. Aku memutuskan untuk pergi ke rumahnya. Aku melihat SUV silver yang biasa menjemput Jungkook setiap pagi. Itu Eunwoo. Masih saja ia berani menemui Jungkook. Aku mendekati rumah Jungkook. Eunwoo terlihat seperti sedang meminta maaf pada Jungkook. Aku bisa mendengar percakapan mereka walau samar.


"Sudahlah Eunwoo, kubilang pulang. Aku tidak mau melihatmu lagi."

"Jung, aku benar-benar minta maaf. Aku sudah kelewatan padamu. Aku masih menunggu jawaban darimu."


Heh bedebah gila. Sudah melecehkan masih saja ingin menjadi kekasihnya. Tidak tahu malu. Aku tahu kisah cinta tergantung antara Jungkook dan Eunwoo dari Seokjin dan Jimin. Seokjin tahu dari Wonwoo. Sepertinya hubungan antar kakak ipar berjalan harmonis. Jimin tahu dari Yoongi lalu Jimin memberitahukannya padaku. Eunwoo benar-benar minta diberi pelajaran! Aku pun langsung menuju rumah Jungkook lalu menarik Eunwoo dari hadapan Jungkook.


"Tak kusangka kau masih berani menampakkan wajahmu di depan Jungkook. Bajingan sepertimu harusnya sudah ditelan bumi, bedebah gila."

"Apa kau bilang? Aku masih punya hak atas Jungkook."

"Hah? Memangnya kau siapa brengsek?" Amarahku naik. Aku mengahajarnya lagi, tidak peduli kalau disini ada Jungkook dan Jeon Imo. "Jungkook itu bukan barang yang bisa kau pakai dan hak milik semaumu!" Aku tidak mengerti akan lelaki ini. Perasaannya pada Jungkook bukanlah cinta, tetapi obsesi yang menggebu.

ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang