November rain (2)

3.7K 548 73
                                    

TAEHYUNG


Jimin merampas semua soju milikku. Menyimpannya entah dimana, yang jelas sudah tidak ada satu botolpun setelah aku selesai mandi. Jimin bilang aku tidak boleh mabuk karena besok aku masih bekerja.

Jimin tiba-tiba datang membawa seekor anjing berwarna coklat. Anjing toy poodle itu mendekat ke arahku, lalu duduk di pangkuanku.

"Namanya Min Holly, sebentar lagi jadi Park Holly. Yoongi menitipkannya karena ia harus ke Australia. Aku harus mengantarnya ke bandara sekarang." JImin lalu mengambil kunci mobil dan dompetnya. "Aku pergi dulu, jaga Holly jangan sampai mati. Kalau mau sesuatu ambil saja di kulkasku. Tidak ada soju." Jimin menutup pintu. Tega sekali meninggalkan aku sendiri dalam kesunyian ini—juga tanpa soju.



Aku jadi bertanya-tanya kenapa hari ini semua orang seolah meninggalkanku—termasuk soju.



Holly satu-satunya temanku malam ini. Anjing itu menjulurkan lidahnya seolah mengejekku. Heh, aku ini sedang bersedih tahu. Dasar anjing tidak berperikemanusiaan. Aku juga bodoh tidak membawa ponsel. Ponselku masih di dalam tas, sepertinya ada di dalam mobil juga. Aku ingin kembali, tetapi terlalu malas untuk sekedar bergerak. Aku kemudian meringkuk di kasur Jimin sambil menjepit guling diantara kakiku. Holly di depanku dan hanya memandangiku. Holly sepertinya terpesona dengan ketampananku.


"Holly, bilang Jungkook kalau aku sayang Jungkook." Anjing itu menggonggong. Aku tidak tahu apa yang dia katakan. Tapi sepertinya ia mengataiku bodoh.

"Holly, Jungkook membenciku."

"Holly, aku mencintai Jungkook, aku tidak peduli kalau Jungkook membenciku."

"Holly, bilang padanya jangan marah-marah nanti cepat tua."

"Holly, bilang Jungkook kalau dia sangat cantik malam ini."

"Holly, sudah tidak ada harapan untuk menjadi menantu Jeon Imo."


Hah, sepertinya aku sudah gila berbincang-bincang dengan seekor anjing.


Aku kembali termenung. Aku sudah menyianyiakan kesempatan untuk menjadi menantu keluarga Jeon. Aku juga ingin seperti Mingyu yang sebentar lagi akan mengganti marga Wonwoo menjadi Kim. Andai dulu aku menyatakan cinta saat aku wisuda sekolah menengah. Andai saja dulu aku tidak salah paham. Andai dulu aku terlalu cepat mengambil keputusan kalau Jungkook berkencan dengan Vernon lalu menjadi kekasihnya. Ternyata Jungkook hanya dekat dengan Vernon, seperti aku dengannya dulu—dan tidak ada hubungan khusus. Andai dulu aku tidak mengajak Sora berkencan.


Kenapa penyesalan selalu datang diakhir sih?


Akibat kecemburuanku itu, aku memutuskan untuk mengajak Sora berkencan. Pertama kali aku melihat Sora adalah saat aku menjadi panitia penerimaan mahasiswa baru. Aku terpesona dengan kecantikannya yang mirip Tiffany Girls Generation. Sebagai salah satu fans garis keras Tiffany, akupun mencoba untuk mencuri-curi perhatiannya. Sora juga ternyata diam-diam memperhatikanku dan selalu menonton pertandingan basketku dimanapun. Lalu suatu hari aku mengajaknya untuk berkencan. Dan, yah, jadilah aku menjadi kekasihnya.

Bersama Sora aku sebenarnya bahagia dan mulai melupakan Jungkook. Jadwal video call bersama Jungkook sudah terlupakan. Aku menghubungi Jungkook jika aku ingin bercerita soal Sora. Jungkook terlihat tidak keberatan. Kemudian akupun lupa akan rencanaku yang akan memutuskan Sora jika Jungkook kembali dari London. Aku memang hanya berniat main-main dengan Sora. Aku iri dengan teman-temanku yang sering memamerkan kekasihnya saat kami latihan basket. Terlebih lagi, aku ingin menghilangkan gossip kalau aku homoseksual. Orang-orang membuat rumor kalau si kapten tim basket itu penyuka sesama karena aku ini tampan tapi tidak punya kekasih wanita.

Jungkook pulang dari London saat aku sudah terjatuh pada jurang terdalam terhadap Sora. Jungkook pulang dari London ternyata membawa perubahan dirinya yang sangat-sangat berbeda. Empat tahun tidak melihatnya secara langsung membuatku malah jatuh pada pesonanya—dan lebih dalam. Aku tidak tahu apa yang London lakukan padanya, tetapi Jungkook hari ini bukanlah Jungkook yang aku kenal empat tahun lalu. Jungkook terlihat sangat dewasa, sudah mulai feminim, memakai polesan meskipun tipis dan mau memakai rok. Jungkook jaman sekolah bertubuh kurus, bisa dibilang rata depan belakang. Tetapi Jungkook hari ini adalah Jungkook yang montok depan belakang. Terlihat seksi saat memakai baju kerja yang agak ketat.


Hey, aku lelaki. Aku juga bernafsu akan tubuh wanita.


Kemudian, aku bingung diantara harus melepaskan Sora atau menarik Jungkook dalam pelukanku. Aku masih ingin berlama-lama dengan Sora, tetapi aku juga mau bersama-sama dengan Jungkook. Sebut saja aku tamak, tetapi aku memang menginginkan keduanya. Jimin selalu bilang kalau aku harus memutuskan Sora, tetapi cintaku padanya sama besar dengan cintaku pada Jungkook. Aku sempat berpikir untuk bermain di belakang Sora dengan Jungkook. Tapi hal itu urung aku lakukan karena sebagai lelaki sejati, aku berjanji tidak akan melakukannya.

Kesalahan terbesarku adalah saat aku tidak mempercayai Jungkook dan malah membela Sora. Ya, kuakui hari itu aku sangat emosi dan bodoh. Entah ada setan apa yang memasuki diriku. Aku selalu merasa kalau Sora memang tidak akan berselingkuh dariku. Sora pernah bilang padaku kalau Jungkook tidak menyukainya. Sora juga bilang kalau Jungkook akan melakukan sesuatu yang akan menghancurkan hubunganku dengan Sora. Padahal setelah aku tahu, itu hanya akal-akalan Sora agar aku jauh-jauh dari Jungkook.


Dan sekarang, aku memang akan jauh dari Jungkook—Jungkook menjauhiku.



Hah, aku hanya berharap semoga Tuhan mendengarkan doa-doaku yang selalu ku ulang-ulang.

Oh, Tuhan, ampuni aku hambamu yang sangat bodoh ini. Hambamu yang sudah terbutakan oleh pesona iblis wanita bernama Sora. Ampuni aku karena menyakiti Jungkook. Ampuni aku karena aku telah menyianyiakan Jungkook.

Tuhan, aku hanya punya satu keinginan.












Aku ingin Jungkook menjadi bagian dari kehidupanku.

****

TBC

jadi, udah tahu kan kalo sebenernya si tetet juga cinta sama kuki wqwq

voment shayyy

ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang