All you've heard it just a rumour

4.5K 637 59
                                    

JUNGKOOK


Pekerjaan di kantor membuatku harus ekstra teliti dalam mengerjakan rancangan proyek. Aku tidak mau mengecewakan orang-orang yang sudah memilihku untuk mengerjakan ini. Aku menjadi sering lembur, untungnya Wonwoo setia menungguku sampai aku selesai. Terkadang Wonwoo masuk ke dalam HQ dan menungguku disana. Tapi sekarang, Wonwoo tidak bisa menungguku karena ia pergi ke Ilsan—juga membawa mobilnya.

Terdapat lima orang lagi di HQ yang belum pulang termasuk aku. Rose masih betah di sampingku mengerjakan hal yang sama denganku. Sedangkan Jongdae dan Youngjae sedang bermain game online, memanfaatkan koneksi internet HQ yang luar biasa kencang. Padahal Eunwoo sering menegur mereka karena mereka sangat rusuh ketika bermain. Aku juga sering bermain bersama mereka di waktu senggang. Eunwoo juga masih disini, entah apa yang ia kerjakan dibalik laptopnya.

Aku baru sadar kalau ini sudah pukul setegah Sembilan malam. Jongdae dan Youngjae sudah pulang sejak kalah di pertandingan ke sepuluh mereka. Rose dan aku sedang bersiap-siap untuk pulang. Membereskan berkas-berkas dan juga mematikan komputer kami. Ponsel Rose berbunyi. Kekasihnya mengabari kalau ia sudah menunggu di lobi. Kami sampai di lobi dan Rose langsung menemui kekasihnya. Ia berpamitan padaku dan akupun mulai berjalan ke arah halte yang masih ramai.

Aku menatap mobil yang lalu lalang di depanku. Selain itu aku juga memperhatikan kedai-kedai jajanan yang hanya buka pada malam hari setelah ruko tutup. Banyak makanan baru disini. Aku jadi merindukan masa-masa dimana aku sering keluar malam hanya untuk mencari kuliner yang belum pernah ku cicipi bersama Taehyung. Kami berangkat selepas petang dan pulang hampir larut. Ibuku selalu menungguku di teras, lalu memarahi Taehyung yang hanya akan menganggukkan kepalanya. Lalu minggu depan kejadian ini akan terulang lagi dengan Taehyung yang melompat pagar pembatas sebelum dipukul sapu oleh ibuku.

Bis tujuanku belum lewat juga. Aku lebih memilih naik bis daripada taksi karena bis akan jauh lebih ramai. Akhir-akhir ini sedang banyak kejadian pelecehan pada wanita di dalam mobil oleh pengemudi taksi saat malam hari. Sempat terpikir olehku untuk meminta jemput Taehyung, tapi kupikir Taehyung pasti punya agenda lain dan aku tidak mau mengganggunya.

Tiba-tiba, sebuah SUV berwarna silver berhenti di depanku. Aku mengenali mobil ini sebagai mobil atasanku. Cha Eunwoo keluar dari mobil lalu mengajakku pulang bersama. Aku jelas menolak, karena aku tahu rumahnya tidak searah dengan rumahku. Terlebih lagi aku tidak mau merepotkannya. "Masuklah, Jung. Atau minggu depan kau tidak akan presentasi!" Dan, ya, aku terpaksa masuk kedalam mobilnya.

Soal ancaman aku tidak akan presentasi, ternyata itu hanya candaan semata. Aku lega mendengarnya. Awalnya kupikir ini adalah salah satu sifat tersembunyi yang dimiliki Eunwoo—seorang pengancam. Tetapi, aku salah. Ia tertawa di sepanjang perjalanan dan bilang kalau aku mudah sekali diancam. Aku mencebik dan ia meminta maaf padaku. Perjalanan ke rumahku yang memakan waktu hampir setengah jam kami habiskan dengan berkaraoke. Radio malam itu menyiarkan lagu-lagu trot yang terkenal. Eunwoo bahkan sampai menirukan gaya Park Hyunbin di lagu Shabang Shabang.

Aku berterimakasih pada Eunwoo saat kami tiba di depan rumahku. Aku memintanya untuk mampir, sekedar balas budi karena telah mengantarku, tapi ia menolak karena sudah larut. Bersamaan dengan perginya mobil Eunwoo, Taehyung datang lalu membuka pagar rumahnya. Taehyung menatapku dengan mata elangnya. Seakan ia adalah mesin pemindai yang memindaiku dari atas ke bawah.

"Baru pulang?" Ia menuntun skuternya. Aku juga masuk ke rumahku.

"Uhm, ya. Aku lembur." Kami berjalan lambat. Ini mengalir seperti sudah ditakdirkan kalau aku akan berbincang dengannya malam ini.

ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang