I'm right over here, why can't you see me?

3.6K 517 27
                                    

ciyaa besok senin

JUNGKOOK


Taehyung sudah menungguku di teras. Aku berpamitan pada ibuku yang juga siap untuk berangkat kerja. Taehyung menggandeng tanganku. Aku bisa merasakan kehangatan dalam telapak tangannya. Taehyung membawaku hingga depan rumahnya.

"Maaf, hari ini kita naik skuter. Namjoon belum pulang dan Seokjin ada praktik."

"Hey, itu bukan masalah. Aku senang malah kalau kita naik skuter."

"Kenapa?"

"Karena aku bisa memelukmu sepuasnya." Aku tersenyum pada Taehyung, membuat bibirnya yang tadinya melengkung kebawah, kini berubah jadi senyuman.

"Aku hanya takut kau kedinginan—"

"Aku sudah pakai jaket dan mantel. Tenanglah, ayo nanti kita terlambat."

Kami berangkat. Taehyung tetap berbicara sepanjang perjalanan sedangkan aku tetap memeluk Taehyung dengan sangat erat. Kami berhenti di kedai samping kantorku untuk membeli kopi juga bagel. Awalnya, aku berniat untuk membayar semuanya. Tetapi, Taehyung sudah mendahuluiku dengan memberikan uang pada kasir.

"Hari ini aku sepertinya pulang lebih malam. Kau mau menungguku atau pulang duluan?"

"Uhm, aku pulang duluan saja. Jisoo baru saja mengajakku untuk membeli kado untuk Wonwoo."

"Baiklah—"

"Maafkan aku tidak bisa menemanimu lembur."

"Tidak apa-apa. Aku juga mungkin tidak akan sampai larut."

Taehyung meninggalkanku bersama skuternya. Aku langsung masuk ke kantorku. Jisoo memang baru saja mengirimiku pesan saat kami mengantre di kasir. Dua hari lagi Wonwoo menikah. Tidak terasa sudah ada satu anggota baru di keluargaku. Sejak Ayahku tiada, kami selalu berempat. Tapi kini, kami jadi berlima.



Jongdae sedang berbaik hati pada kami. Setelah rapat internal yang selesai pukul dua siang tadi, ia membubarkan kami semua. Katanya kami boleh pulang lebih awal dan menikmati akhir pekan lebih awal. Tumben sekali, biasanya jam lima atau enam sore aku baru pulang.

Jisoo menarikku. Kami sudah sepakat untuk membeli kado untuk Wonwoo setelah ini. Jisoo mengajakku ke mall dekat perusahaan kekasihnya bekerja.

Sejujurnya aku tidak tahu harus membeli apa. Mungkin aku akan membeli alat-alat kebutuhan rumah tangga. Mingyu bilang, ia sudah membeli sebuah apartemen. Jadi, haruskah aku membeli satu set piring? Atau satu set sendok-garpu? Satu set seprai dan selimut mungkin?

Setelah berkeliling, Jisoo akhirnya memutuskan untuk membeli satu set seprai beserta selimutnya. Warnanya merah muda yang dipadukan dengan merah marun. Setelah membayar, Jisoo menghampiriku yang sedang berada di tempat pakaian.

"Jadi, kau mau membeli apa?"

"Ini—" Aku menyodorkan sepasang sepatu bayi berwarna kuning cerah. "Ini adalah kode minta keponakan dariku."

"Haha, ada-ada saja kau ini."

"Aku ingin ada anak kecil di rumah. Sepi sekali rumahku."

"Buat sendiri sana. Minta pada Taehyung."

"Jisoo!" Aku sedikit malu sebenarnya. Aku belum siap membayangkan kalau ada seorang monster kecil yang menggemaskan melintasi London Bridge. Itupun kalau Taehyung benar-benar menikahiku.

"Bukankah kakaknya Taehyung juga sedang mengandung? Tunggulah, kau akan jadi Aunty sebentar lagi."

"Ya, ya, ya."

ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang