BAB 24

868 72 0
                                    

Maaf ya kalian udah nunggu cerita ini kemarin. Padahal aku udah janji mau upload pas malam minggu, eh teman aku ngajak keluar. Katanya, "Yuk lah kita malam minggu juga, biar jangan kelihatan jomblo banget." Karena dia ada benernya, yaudah akhirnya aku pergi keluar deh. Terus pas jam 10 sampe kos, aku udah ngantuk, terus ketiduran. Soalnya siangnya juga aku piknik sama teman sampe sore ke pantai. Karena kebanyakan main di luar, jadi jam 10 itu udah langsung tepar, pas sampe kos bawannya mau tidur mulu karena tubuh udah bilang lelah. Padahal biasanya aku jam 12 juga belum ada ngantuknya. Alhasil aku batal upload deh :( untuk permintaan maaf aku, ini aku kasih dua part sekaligus. Jangan bilang lanjut dulu ya, sebelum kalian kasih bintang untuk cerita ini :p 

Kuyyyy baca.

.

.

.

.

BAB 24

"Sekarang elo suka melamun di rooftop ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang elo suka melamun di rooftop ya?"

Arka menoleh pada sumber suara dan ia melihat Anjani di sana. Arka tidak tahu kenapa Anjani bisa berada di sini. Sekarang lagi jam istirahat, kenapa Anjani di sini disaat semua orang pada memilih untuk mengisi perut?

"Ada sesuatu yang elo pikirkan?" tanya Anjani lagi.

"Gue harus memikirkan apa emangnya?"

"Memikirkan kenapa Gesang sangat membenci elo mungkin?" jawab Anjani sambil mengendikkan bahunya.

"Gesang cemburu karena gue bisa mendapatkan Aira. Gue tidak perlu memikirkan itu karena gue udah tahu alasan kenapa dia membenci gue."

"Elo salah, Ka. Kalau cuma cemburu dia tidak mungkin sangat membenci elo."

Mata Arka menyipit. Arka yang tadinya cuek, sekarang memberi perhatian penuh pada Anjani. "Selain cemburu, apalagi yang membuat dia sangat membenci gue?"

"Karena elo Nugraha."

Arka menatap Anjani lama dan ada banyak hal yang ia pikirkan. Mata Anjani juga mengatakan sesuatu, tapi apa?

"Kenapa lihat gue gitu?"

Arka masih diam. Ia sedang berusaha memahami situasi ini. Ia berusaha membuang segala spekulasi buruk dan mengantikannya dengan hal-hal yang tidak buruk tapi paling mungkin. Arka berharap apa yang ia pikirkan tidak sama dengan apa yang dipikirkan Anjani. Namun harapan hanya jadi harapan, karena ucapan Anjani selajutnya hanya semakin menguatkan spekulasi buruknya.

"Elo sudah tahu jawabannya 'kan, Ka?"

"Memangnya ... kenapa kalau nama gue Nugraha?" balas Arka mencoba santai.

Anjani tersenyum kecil. Meskipun Arka bersikap tenang, Anjani tahu dan dapat melihat kalau dibalik sikap tenangnya ada kejut dan waspada di sana.

"Bukankah elo tahu jawabannya, Ka? Bukankah elo tahu tentang Nugraha? Bukankah seharusnya elo tahu apa arti Nugraha dua tahun lalu bagi Aira? Bukankah elo tahu apa yang dilakukan Nugraha dulu kepada Aira, sampai akhirnya Gesang membenci Nugraha?" cerca Anjani.

Hello, Rain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang