03

10.4K 712 1
                                    

Bianca dan Aurora kini tengah menunggu temannya yang bernama, Leonardo Nicholas. Yang kini tengah mengedit video iklan Alina. Jabatan Leo sendiri tak lain adalah sebagai Film editor, tugasnya mengedit film/video dan menggabungkannya menjadi film/video sesuai arahan sutradara.

Bukan tanpa alasan Bianca dan Aurora menunggu Leo, itu karena sehabis ini mereka akan keluar bersama setelah Leo selesai dengan pekerjaannya. Jadi sambil menunggu Leo, dirinya dan Aurora yang tengah senggang, jadilah berakhir menemani Leo, sambil memperhatikan bagaimana Leo mengedit.

"Dokter Alina cantik banget ya," komentar Leo disela-sela kegiatannya mengedit.

Bianca yang sedari tadi tengah memperhatikan mengangguk setuju.

"Lo kemarin gue liat deket sama dokter Alina, Bi," ucap Aurora yang sempat melihat interaksi antar Alina dan juga Bianca saat di lokasi syuting kemarin.

"Anaknya lucu. Pas gue tau dia anak Alina, gue jadi kayak melihat gue kecil di dia." ucap Bianca dengan tatapan menerawang jauh kebelakang. "Diusia segitu, rumah tangga orang tua kita sama-sama hancur," ucap Bianca sendu.

"Tapi cewek kayak Alina gampang lah dapat pasangan lagi. Cantik, mapan, cantik," timpal Leo dengan sedikit bergurau.

Bianca pun menoyor kepala Leo pelan sambil terkekeh.

"Tapi menurut gue justru baguslah dokter Alina cerai sama mantan suaminya yang toxic itu. Udah kdrt, terus sampai 5x dia diselingkuhin, dan baru sekarang dokter Alina akhirnya berani mengambil keputusan untuk pisah." kini giliran Aurora yang berkomentar.

Mendengar itu Bianca dan Leo pun sama-sama terkejut. "Lima kali!?" ucap Bianca dan Leo secara bersamaan dengan nada tak santai karena saking terkejutnya.

"Suhu," gumam Leo.

"Gila." gumam Bianca. "Lo jangan gitu, Le," lanjut Bianca.

"Tenang. Gue mah kalo udah dapet spek bidadari kayak dokter Alina, pasti gak akan gue sia-siain." ucap Leo dengan bangganya.

"Iya, dokter Alina nya yang gak mau sama lo." timpal Aurora enteng.

Mendengar itu Bianca pun meledakkan tawanya. "Hahaha,"

"Gak ada akhlak lo, Ra." ucap Leo tak terima. "Gak mungkin Alina menolak spek pangeran kayak gue gini,"

"Pangeran kodok." kini gantian Bianca yang mengejek Leo. "Udah, selesaiin cepet. Keburu rame cafe nya," lanjut Bianca yang kini sudah bangkit dari duduknya.

"Ah, udahlah nanti aja," ucap Leo dengan men-save hasil editannya terlebih dahulu, barulah ia ikut beranjak pergi bersama dengan Bianca dan juga Aurora.

Saat sudah di cafe, dengan pengunjung yang lumayan ramai. Kini Bianca, Aurora, dan Leo pun turut ikut menikmati suasana cafe saat ini dengan makanan dan minuman yang sudah mereka pesan tadi, diselingi dengan obrolan-obrolan ringan.

"Guys, gue ke toilet bentar ya," ucap Bianca yang kini merasa hendak buang air kecil.

"Temenin gak?" tawar Aurora.

"Gak usah," jawab Bianca sambil bangkit dari duduknya dan mulai beranjak pergi.

Saat di depan toilet, alis Bianca dibuat bertaut dengan pemandangan yang kini ia lihat. Ada banyak sekali wartawan yang kini berdiri di depan toilet. Untuk apa mereka berdiri di sana? Pikir Bianca.

Memilih tak memperdulikan itu, Bianca pun memilih melanjutkan tujuannya untuk buang air kecil.

Saat setelah selesai membuang air kecil, dan keluar dari toilet. Kini dapat Bianca lihat, wartawan yang tadi berdiri di depan toilet, mereka pun kini sedang mengerubungi seseorang.

my love single motherWhere stories live. Discover now