24.

7.6K 728 23
                                    

Seperti kata Bianca semalam, bahwa ia sudah diperbolehkan untuk pulang dari pihak rumah sakit, kini Alina pun tengah mengemasi barang-barang Bianca dan juga barang-barangnya.

Bianca sudah menawarkan diri untuk membantu, namun Alina malah menyuruhnya untuk beristirahat saja. Tapi, bukannya beristirahat Bianca malah bercanda dengan Miel, yang baru saja datang tadi bersama pak Dandi setelah ia pulang sekolah.

"Aduhh," keluh Bianca tak kala Miel tak sengaja menekan lukanya karena terlalu antusias bercanda dengannya.

"Pelan-pelan, sayang, becandanya." tegas Alina pada Miel. "Kamu juga sih, masih sakit becandanya gak inget kondisi." omel Alina pada Bianca. Pasalnya Alina sudah memperhatikan sedari tadi, Bianca bercanda dengan Miel seperti sediakala ketika ia sedang sehat, seakan lupa bahwa ia tengah sakit.

Diomeli oleh Alina, keduanya pun hanya cekikikan dan kembali bercanda. Alina pun memilih mengabaikan keduanya dan kembali mengemasi barang-barang.

"Siang," sapa Aurora dan Leo memasuki ruang rawat Bianca.

"Siang, Miel. Kamu makin ganteng aja sih," gemas Aurora menghadiahi Miel dengan kecupan di pipi Miel lalu mencubit kedua pipi Miel gemas.

"Ihh, rabies nanti dicium kak Rara, boy," gurau Leo yang dihadiahkan cubitan di lengannya dari Aurora.

"Zee mana?" tanya Bianca saat tak mendapati kehadiran Zee.

"Nunggu di apartement lo," jawab Aurora. "Udah semua, dokter?" tanya Aurora kepada Alina yang tengah sibuk dengan barang-barang yang akan mereka bawa.

"Udah," jawab Alina menganggukan kepalanya.

"Makasih, Al," ucap Bianca yang hanya diangguki oleh Alina.

"Yaudah, yuk. Miel dituntun sama kak Rara ya," Aurora pun mulai mengandeng tangan Miel sambil menunggu Bianca yang tengah dipapah untuk duduk di kursi roda oleh Leo.

Setelahnya Alina yang mendorong kursi roda Bianca, Miel dituntun oleh Aurora, dan barang-barang bawaan mereka akan dibawa oleh Leo dan pak Dandi ke mobil.

Mereka pun beranjak pergi meninggalkan ruang rawat Bianca tersebut.

"Dokter, saya pulang dulu ya," pamit Bianca kepada dokter yang menanganinya saat mereka berpapasan di lorong rumah sakit.

"Iya. Jangan balik lagi, sehat terus pokoknya." ucap dokter tersebut dengan senyuman ramah yang tak luntur dari wajahnya.

"Iya, dok,"

"Bianca tipenya emang yang dokter-dokter gitu ya," bisik Leo pada Aurora yang berada di sampingnya.

"Dia pamitan doang, anjir," kesal Aurora.

~~~

Sesampainya di Apartement Bianca, Bianca dibuat terkejut dengan kehadiran papahnya. Ia memang memberitahu kejadian yang menimpa dirinya hingga ia harus dirawat di rumah sakit, karena sedari kemarin papahnya terus menyuruhnya ke jepang. Yang mau tak mau Bianca pun akhirnya memberi tahukan kondisinya kepada sang papah.

Yang Bianca tak duga adalah papahnya datang menghampirinya sampai ke apartementnya.

"Papah ngapain si sampai ke sini segala," rengek Bianca. Ya, Bianca memutuskan memanggil papahnya tidak dengan anda lagi. Karena Bianca ingin mencoba untuk berdamai dengan masa lalunya.

"Anak papah lagi sakit masa gak boleh papah jenguk,"

"Tapi kan jepang jauh, pah. Papah bisa telpon aku aja, lagian aku baik-baik aja. Papah gak perlu repot-repot sampe harus nyamperin aku,"

my love single motherWhere stories live. Discover now