41.

7.1K 601 19
                                    

Bianca kini tengah menggendong Alina, mengelilingi sekitar area dalam kamar, karena dirinya kalah bermain game tadi. Setelah menyelesaikan hukumannya, Bianca pun menghempas tubuh Alina dan dirinya ke atas ranjang.

"Ah, capek," keluh Bianca dengan napas yang kini sudah naik turun.

"Aku berat ya?" tanya Alina setengah menindih tubuh Bianca.

Tangan Bianca pun tergerak mencubit pipi Alina karena tak bisa menahan rasa gemasnya terhadap Alina. "Enggak dibilang. Cuma capek aja kalo sepuluh putaran," desah Bianca lelah.

Mendengar itu Alina pun meledakkan tawanya. "Hahaha, siapa suruh kalah. Udah tau aku gini-gini jago." sombong Alina.

"Aku mah ngalah aja sama kamu," elak Bianca.

Setelahnya Bianca pun menyingkirkan Alina dari atas tubuhnya lalu bangkit mengambil sesuatu. Saat setelah selesai mendapatkan sesuatu yang ia ambil berupa permen. Ia pun membuka bungkus permen tersebut dan langsung menyuapinya ke dalam mulut Alina.

Alina yang disuapi permen oleh Bianca pun hanya menerimanya saja, tanpa menaruh curiga sedikitpun. Saat baru saja permen itu masuk ke dalam mulutnya dan ia menghisapnya sebentar, rasa asam yang teramat asam ia dapatkan. Membuat raut wajah lucunya yang keasaman itu pun tergambar jelas di wajahnya.

"Asem, ayang ...." rengek Alina sambil memukul-mukul tubuh Bianca pelan.

Bianca sendiri kini sudah meledakkan tawanya sedari tadi karena merasa lucu dengan raut wajah Alina yang keasaman dan gemas karena Alina berhasil dikerjai oleh dirinya. "Hahahaha," tawa Bianca terdengar puas.

Saat tengah asik memukuli Bianca yang masih tertawa dengan pukulan bertubi-tubi nya, tiba-tiba saja pangeran kecil mereka masuk dengan langkah kecilnya menghampiri mereka.

"Kakak, mommy," sapa Miel.

Bianca pun langsung menyambut Miel dengan pelukannya, setelahnya Bianca pun membawa Miel bergabung ke atas ranjang bersama dengannya dan juga Alina. Tak mau kalah, Alina pun juga ikut menciumi wajah Miel, karena merasa rindu setengah hari sudah ia tak berjumpa dengan anak semata wayangnya ini.

"Kamu abis dari mana aja sama oma opa?" tanya Bianca setelah puas memberikan kecupan di seluruh wajah Miel.

"Disneyland,"

"Parah, mom, kita gak diajak," gurau Bianca mengompori Alina.

"Iya. Kita musuh Miel aja, Miel tim opa sama oma." gurau Alina yang ikut menimpali gurauan Bianca. "Besok mommy sama kakak gak ajak Miel. Kita besok mau jalan-jalan."

"Gapapa, aku mau mancing sama opa." jawab Miel yang nampak tak keberatan sama sekali. Ah, tampaknya usaha Bianca dan Alina untuk meledek Miel nampak tak berhasil.

Kini malah Bianca yang terlihat memeluk tubuh Miel dengan wajah seakan memohon nya. "Ikut. Kakak tim kamu aja deh gak tim mommy," pinta Bianca manja.

Atas ucapan Bianca tersebut, Alina pun dibuat mendelikan matanya karena Bianca telah berhasil seakan mengkhianatinya. "Dih, masa gitu. Kamu yang mulai ya tadi," ucap Alina tak terima.

"Hahaha," Bianca pun meledakkan tawanya karena merasa lucu. "Besok pagi-pagi bangunin aku ya, Al. Aku mau jemput Zee sama Rara." pinta Bianca setelah meredakan tawanya.

"Mereka ke sini juga?"

"Iya. Niatnya aku mau suruh Zee kemarin buat ajak kamu untuk ikut kesini. Tapi kamu udah kesini duluan,"

"Kamu kecewa?"

"Apa sih, kok kecewa? Aku senang lah. Tapi kan kalo kamu kesininya sama Zee bakal ada yang jagain kamu sama Miel." Bianca tak habis pikir dengan pemikiran Alina, bisa-bisanya ia berpikiran seperti itu, padahal hadirnya Alina adalah kebahagiaan untuknya. Yang ia inginkan Alina terus bersamanya setiap detik dengannya. Bagaimana bisa ia kecewa dengan itu? Pikirnya.

my love single motherWhere stories live. Discover now