12.

6.7K 618 21
                                    

Bianca meletakkan mainan yang berada di tangannya sambil melirik ke arah jam dinding. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, namun Alina belum kunjung pulang. Mungkin Alina sedang pergi kencan. Pikir Bianca.

"Boy, sekarang tuh mommy jadi pulang malam terus ya," ucap Bianca kepada Miel yang tengah fokus pada mainannya.

Miel menganggukkan kepalanya setuju.

"Miel gak keberatan dengan itu?"

"As long as mom is happy,"

Bianca tersenyum bangga, walau di hati ia merasa tersindir. Miel saja yang anaknya Alina tak keberatan dengan itu, tapi mengapa Bianca yang orang lain rasanya merasa keberatan dengan itu.

"Yaudah yuk tidur. Udah jam segini, kamu besok sekolah,"

"Beresin mainannya dulu," Miel hendak membereskan mainannya terlebih dahulu, karena itu hal yang selalu dibiasakan oleh Alina.

Bianca menghentikan pergerakan Miel yang hendak membereskan mainannya tersebut. "Biar nanti kakak aja yang rapihin mainannya. Sekarang ayo kita ke kamar," Bianca pun langsung menggendong Miel untuk beranjak pergi ke kamarnya.

Setelah menidurkan Miel, Bianca pun kembali ke ruang tamu untuk merapikan mainan Miel yang mereka mainkan tadi. Memunguti satu persatu lalu ia masukkan ke dalam box mainan Miel.

Saat ia tengah merapikan mainan Miel suara langkah kaki terdengar membuat Bianca menoleh ke arah sumber suara.

Deg.

Terlihatlah Alina yang baru pulang, yang tak datang sendiri, melainkan bersama dengan seorang pria.

Melihat itu jantung Bianca pun seakan mencolos seketika. Ia pikir mendengar Alina dekat dengan seseorang adalah hal yang paling menyakitkan, namun ternyata melihat secara langsung Alina bersama dengan seseorang orang jauh lebih menyakitkan.

"Hai, Bi," sapa Alina.

Bianca pun hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban untuk sapaan Alina. Ia terlalu lemah untuk berbicara sekarang.

"Bi, kenalin ini Adrian," ucap Alina memperkenalkan pria yang berada di sampingnya tersebut.

Pria bernama Adrian itu pun mengulurkan tangannya ke arah Bianca.

"Adrian," ucap pria tersebut.

Bianca pun membalas uluran tangan Adrian. "Bianca," ucap Bianca dengan senyuman tipisnya, sangat tipis hingga bahkan hampir tak terlihat.

"Yaudah, Al, aku pulang dulu ya," pamit Adrian.

"Iya, hati-hati," jawab Alina.

"Bi, balik dulu ya," tak lupa ia juga berpamitan kepada Bianca.

Bianca pun membalas Adrian hanya dengan deheman.

Setelah kepergian Adrian, Bianca pun kembali membereskan mainan Miel yang tadi sempat tertunda karena kedatangan Alina dan juga Adrian. Alina pun kini juga turut membantu Bianca untuk merapihkan mainan Miel.

Tak lama, mereka pun selesai merapihkan mainan Miel.

"Mau aku bikinin kopi?" tawar Alina.

my love single motherWhere stories live. Discover now