07

7.8K 593 5
                                    

Sepulangnya dari tempat piknik Bianca merasa lelah dan mengantuk, ditambah hujan besar turun membuat semakin berbahaya jika Bianca paksakan untuk mengemudi.

"Bi, kamu nginep aja ya? Bahaya kalo kamu paksain pulang,"

Bianca menyetujui perkataan Alina, karena melihat kondisi yang memang tidak memungkinkan jika ia paksakan untuk pulang.

Alina pun mengantar Bianca ke kamar tamu.

"Kamu mandi dulu, nanti aku siapin bajunya," Alina kemudian beranjak pergi meninggalkan Bianca di kamar tamu.

Saat Alina kembali, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Bianca yang sudah tertidur tanpa mandi terlebih dahulu.

Alina menatap Bianca sendu. "Pasti dia capek banget," gumam Alina. Mengingat Bianca terus bermain dengan Miel di tempat piknik tadi, belum lagi ia harus menyetir pulang pergi. Padahal tadi Alina sudah menawarkan diri untuk bergantian menyetir, namun Bianca menolaknya mentah-mentah.

Alina pun kemudian membenarkan posisi Bianca, tak lupa ia memakaikan selimut sampai sebatas dada agar Bianca tidak kedinginan, mengingat hujan deras turun membuat cuaca menjadi sangat dingin.

"Good night, sleep well," ucap Alina sebelum beranjak pergi.

~~~

Susana pagi ini cukup berbeda bagi Alina, karena kini ia tak hanya sarapan berdua dengan Miel, melainkan bertiga. Padahal dulu saja saat sang mantan suami masih ada, mereka jarang sekali untuk sarapan bertiga, karena sang suami sibuk diluar. Entah untuk bekerja atau berselingkuh. Tapi kini mereka sarapan bertiga, dengan Bianca. Membuat suasana menjadi tidak sesepi seperti biasanya.

"Hahahaha!" tawa Miel terdengar pecah tak kala Bianca menggodanya.

"Pesawat tempur datang ...." ucap Bianca yang kini tengah menyuapi Miel.

Alina yang melihat pemandangan seperti itu pun tersenyum hangat. Tentu saja ia merasa senang. Karena sebelumnya, setelah perceraiannya dengan sang mantan suami, Miel menjadi anak yang pemurung, kini Miel bisa nampak ceria lagi berkat adanya Bianca.

"Boy, cita-cita kamu mau jadi apa?"

"Jadi kayak kakak."

"Loh, kok mau jadi kayak kakak?"

"Kakak keren,"

Bianca terkekeh, karena merasa gemas dengan pujian Miel. "Sebagai hadiahnya karena kamu udah puji kakak keren, hari ini berangkat sekolahnya kakak antar ya,"

"Yeayyy!" sorak Miel yang merasa senang. "Anterinnya sama mommy juga ya, kak," pinta Miel yang ingin diantar tak hanya dengan Bianca tapi dengan Alina juga agar terasa lebih lengkap.

"Mommy sama pak Dandi aja, mommy mau ke klinik," tolak Alina yang tak ingin merepotkan Bianca.

"Kamu mau ke klinik, Al?"

"Iya,"

"Yaudah sekalian aja,"

"Beda arah, Bi. Kamu kan juga harus pulang ganti baju dulu, nanti kamu telat kerja,"

"Masih jam segini kok, Al, masih keburu."

Setelah argumen yang terjadi, akhirnya Alina menyetujui tawaran dari Bianca.

Mereka mengantar Miel ke sekolah bersama atas permintaan Miel itu pun terwujud. Dan kini mereka pun telah sampai di sekolah Miel.

"Boy, kamu belajar yang pinter ya." pesan Bianca seraya mengusap surai rambut Miel penuh sayang. "Nanti pulang kerja kakak kerumah, nanti kita main sama-sama lagi,"

my love single motherWhere stories live. Discover now