05

8.7K 623 1
                                    

I wanna be yours ~
wanna be yours ~

Nada dering tanda telpon masuk dari ponsel Bianca berbunyi.

Bianca yang tengah fokus pada layar monitornya itu pun harus terhenti karena panggilan telpon tersebut.

Sebelum mengangkat panggilan telpon tersebut, Bianca lebih dulu melihat nama yang tertera pada layar ponselnya, ternyata itu dari Alina.

Ada apa Alina menelponnya? Pikirnya. Tak ingin Alina menunggu lama, Bianca pun segera mengangkat panggilan telpon dari Alina tersebut.

"Halo?"

"Halo, Bi. Hari ini kamu sibuk gak?"

"Aku hari ini gak sibuk. Emang ada apa, Al?"

Leo dan Aurora yang kini berada di ruangan yang sama dengan Bianca pun kini sudah mendelik mendengar ucapan dari Bianca, bagaimana bisa ia bilang tidak sibuk, padahal banyak pekerjaan menumpuk. Pikir Aurora dan juga Leo.

"Aku boleh minta tolong gak? Pengasuh Miel hari ini gak jadi dateng, karena delay diperjalanan. Aku minta tolong jemput Miel di sekolahnya, terus temenin Miel sampe aku pulang bisa gak? Pak Dandi lagi nemenin aku kerja, jadi gak bisa jemput Miel."

Pak Dandi yang disebut Alina tadi tak lain adalah supir pribadi Alina. Yang beberapa waktu lalu pak Dandi sempat mengambil cuti karena mengunjungi keluarganya di kampung halaman. Itulah mengapa Alina menyetir sendiri kemarin-kemarin.

"Oke sharelock aja, Al,"

"Oke, makasih ya, Bi. Kamu beneran lagi gak sibuk kan?"

"Gak sibuk, cuma ada pekerjaan sedikit. Kalo aku bawa Miel ke studio boleh kan?"

"Harusnya aku yang tanya, emang Miel gapapa diajak ke studio?"

"Gapapa,"

"Sekali lagi makasih ya, Bi, maaf ngerepotin kamu, aku gak tau lagi soalnya harus minta tolong ke siapa selain kamu. Nanti aku kirim lokasinya di chat ya,"

"Iya, Al,"

Setelahnya sambungan telponnya dengan Alina terputus.

"Bucin, bucin. Kerjaan masih banyak malah lebih belain urusan orang lain," celetuk Leo.

"Kerjaan kita masih banyak, Bi," ujar Aurora yang sudah menggelengkan kepalanya sejak tadi karena tak habis pikir dengan tindakan yang Bianca ambil.

"Sebentar doang, Ra." mohon Bianca. "Nanti gue suruh Zee buat bantu backup kerjaan gue deh,"

"Apa nih bawa-bawa gue?" tanya seorang laki-laki yang baru saja namanya disebutkan oleh Bianca, yang tiba-tiba saja datang langsung memasuki ruang studio. Namanya Arzeean biasa dipanggil Zee, jabatannya kurang lebih sama seperti Bianca. Maka dari itu Zee dan Bianca terbiasa saling membantu satu sama lain.

"Nah, Zee, pas banget lo dateng. Backup pekerjaan gue bentar ya, gue ada urusan sebentar." ujar Bianca terburu-buru.

Belum sempat Zee menjawab Bianca sudah berlari dan hilang dari pandangan mereka.

"Mau ngapain dia?" tanya Zee penasaran.

"Kurang tau. Tapi kayaknya dokter Alina minta tolong dia buat jemput anaknya," Leo tak tahu pasti apa isi percakapan Bianca dan Alina, karena Bianca tidak menloudspeaker telponnya, ia jadi hanya mendengar sepenggal-sepenggal kalimat saja.

"Dia udah sedekat apa emangnya sama dokter Alina?" Zee telah mendengar bahwa Bianca tengah dekat dengan dokter Alina dari rekan kerja mereka. Namun sedekat apa ia tak tahu pasti, karena dirinya akhir-akhir ini sedang jarang mengobrol dengan Bianca karena disibukkan dengan pekerjaan masing-masing.

my love single motherWhere stories live. Discover now