30.

9.4K 917 109
                                    

Sehabis menelpon Bianca yang diangkat oleh Aurel tersebut, Alina pun melempar ponselnya ke sembarang arah.

Entah mengapa kini Alina merasa benar-benar kesal. Bagaimana bisa Bianca sudah melakukan seks dengannya dan kini malah bersama dengan wanita lain. Pikir Alina.

"Emang boleh begitu?" tanya Alina kepada dirinya sendiri. "Dia pikir seks cuma kesenangan semata apa? Atau jangan-jangan dia biasa ngelakuin itu. Abis dipake terus dibuang," gerutu Alina kesal sendiri.

Hingga tak lama, ponselnya pun kembali berdering, dengan masih kesal, Alina pun kembali memungut ponselnya yang kini layar ponselnya sudah retak efek dari lemparannya tadi.

Saat mendengar Bianca kini tengah berada di jepang, Alina merasa tak suka. Belum lagi ia harus menunggu 2 hari lagi agar dapat bertemu dengan Bianca. Yang entah mengapa dua hari tersebut berlalu dengan sangat lambat untuknya.

~~~

Setelah dua hari berlalu, kini akhirnya Alina dan Bianca pun bertemu. Keduanya kini sama-sama merasa canggung sedari baru sampai, hingga memesan makanan. Keduanya hanya sama-sama terdiam setelah kata yang mereka keluarkan baru kata sapaan saja, setelahnya mereka sama-sama tak berbicara lagi.

"Aku minta maaf," ucap Alina membuka pembicaraan. "Aku minta maaf, karena aku udah keterlaluan sama kamu. Kamu boleh bales tampar aku sekarang," ucap Alina penuh penyesalan.

Bianca pun menggelengkan kepalanya. "Gak usah, bu. Itu bukan salah ibu, itu benar-benar salah saya."

"Can you stop call me, bu? It's annoying." kesal Alina kepada Bianca yang terus memanggilnya seperti itu.

"Kan ibu sendiri yang melarang saya waktu itu untuk berhenti manggil nama ibu, karena itu menjijikan," sarkas Bianca.

Alina pun hanya bisa menghela napasnya pasrah. Ia tidak bisa mendebat Bianca, karena itulah kata-katanya sendiri yang ia ucapkan pada saat itu.

"Kamu bisa jelasin detail kejadian apa yang terjadi malam itu?" tanya Alina penasaran.

Bianca menganggukkan kepalanya. Dan ia pun mulai menceritakan tentang kejadian malam itu, dari mulai Alvin menghubunginya hingga sampai pada apa yang terjadi di rumah Alina tanpa ada yang Bianca tutupi sama sekali. Ia tidak ingin berbohong seperti sebelumnya, sekarang ia ingin jujur saja. Toh Alina sudah tau apa yang terjadi sebenarnya.

Mendengar Jonathan memberikan obat kepada minumannya, emosi Alina pun benar-benar naik seketika. Dan kini Alina pun benar-benar merasa sangat bersalah kepada Bianca. Padahal Bianca hanya datang untuk menyelamatkannya, namun ia harus menanggung kemarahan Alina selama ini.

"Maaf, harusnya aku berterimakasih ke kamu karena kamu udah selametin aku."

Bianca menggelengkan kepalanya. "Nope. Aku yang salah, karena telah mengambil kesempatan dalam kesempitan. Harusnya aku bisa lebih menahan nafsu aku lagi pada saat itu."

"Kenapa kamu mau melakukan itu sama aku?" tanya Alina yang entah mengapa benar-benar ingin tahu alasan Bianca tersebut.

"Itu?" tanya Bianca yang tak mengerti maksud Alina.

"Itu," jawab Alina menekan katanya agar semakin jelas.

"Oh." Bianca pun akhirnya mengerti ke mana arah kata dari Alina tersebut. "Aku hanya ingin melakukan hal itu sama orang yang aku cinta,"

"Lalu aku?"

"Ya, aku cinta kamu," Bianca tak ingin menutupi apa-apa lagi, ia benar-benar ingin berterus terang saja sekarang.

my love single motherWhere stories live. Discover now