34.

9.5K 759 51
                                    

Sepulangnya dari jepang, Bianca tak langsung pulang ke apartemennya terlebih dahulu, ia justru mengunjungi rumah Alina terlebih dahulu, karena dirinya sudah tak mampu menahan rasa rindunya lagi.

"Pagi, pak Dandi," sapa Bianca kepada pak Dandi yang kini sedang memanaskan mobil. "Mao kemana pak Dandi pagi-pagi udah panasin mobil?"

"Anter bu Alina sama Miel, neng,"

"Oh, itu saya aja, pak Dandi. Pak Dandi istirahat aja sana,"

"Gapapa nih, neng? Kalo diomelin ibu bagaimana?"

"Saya tanggung jawab, pak."

Pak Dandi pun akhirnya mengangguk setuju. "Yaudah kalo gitu, neng,"

"Yaudah, saya masuk dulu ya, pak." pamit Bianca. Setelahnya Bianca pun beranjak memasuki rumah Alina dengan senyuman yang tak luntur dari wajahnya karena merasa senang sebentar lagi ia akan bertemu dengan orang yang ia cintai.

"Hai, boy," sapa Bianca kepada Miel yang kini sedang bersiap di ruang tamu untuk bersekolah dibantu oleh bu Sum.

"Kakak!" antusias Miel langsung masuk kedalam pelukan Bianca era, Bianca pun membalas pelukan Miel dengan sama eratnya. Bianca pun lalu menghujani wajah Miel dengan ciumannya.

"Mommy mana, boy?" tanya Bianca setelah puas saling melepas rasa rindu mereka masing-masing.

"Mommy di kamar, lagi rapih-rapih,"

"Yaudah, kakak ke mommy dulu ya,"

"Nanti anter sekolah ya, kak,"

"Iya, sayang,"

Setelahnya Bianca pun beranjak pergi menuju kamar Alina. Saat memasuki kamar Alina, terlihat lah kini Alina yang tengah bersiap-siap, sedikit membenarkan pakaian yang ia kenakan.

Bianca pun langsung menghampiri Alina dan memeluknya dari belakang sambil menciumi wajah Alina yang sudah sangat ia rindukan.

"Aku kangen banget sama kamu. Kamu kangen aku gak?"

Alina diam saja, ia bahkan nampak acuh dengan kedatangan Bianca. Walau tak bisa dipungkiri bahwa di hatinya kini ia merasa senang atas kedatangan Bianca, dan jantungnya pun sudah berdegup dengan kencang.

"Kamu makin cantik aja, Al," puji Bianca yang masih belum puas menciumi wajah Alina, dan sepertinya ia tak akan pernah puas dengan itu, karena itu sudah menjadi candu untuknya.

"Kamu mau ke klinik ya? Aku antar ya?" tawar Bianca.

Lagi-lagi Alina hanya diam saja tak menjawab. Melihat itu Bianca pun kini mulai tak sabar dengan itu. Bianca pun melepaskan pelukannya lalu membalikkan tubuh Alina agar menghadapnya.

"Al, kamu masih marah ke aku hanya karena aku lupa ngabarin kamu? Udah lebih dari seminggu kita gak ketemu, dan selama itu juga kamu ngabaikan chat dan telpon aku. Sekarang aku pulang juga kamu masih diemin aku. Cukup, Al. Gak usah siksa aku, gak ketemu kamu aja itu udah jadi hukuman terberat untuk aku, apalagi ditambah kamu diemin aku kayak gini."

Alina hanya mendiamkannya saja. Terlihat kini Alina malah berusaha menyibukkan diri dengan dirinya sendiri.

"Al, aku harus apa biar kamu gak marah lagi?" tanya Bianca yang mulai putus asa karena keterdiaman Alina tersebut.

"Jangan ke jepang lagi." tegas Alina yang akhirnya membuka suaranya setelah sedari tadi terus terdiam.

Deg

Jika Alina sudah melarangnya Bianca pasti akan menurutinya. Bahkan sekarang pun ia ingin untuk menurutinya, tak ada kemauan untuk dia membatah Alina. Hanya saja untuk kali ini ia tak bisa.

my love single motherWhere stories live. Discover now