SEMBILAN

2.4K 256 157
                                    

Iqbal menyisir rambutnya sambil bercermin, menyemprotkan parfum di kemejanya dengan senyuman, pagi ini dia akan menjalankan rutinitasnya sebagai mahasiswa tata boga.

Ting!

Pemanggang roti elektronik milik Iqbal sudah berbunyi tandanya roti yang di panggang oleh Iqbal sudah bisa di nikmati.

Iqbal mengambil selembar roti itu dan mengoleskan margarin, selera Iqbal gak neko-neko, dia aja bisa suka sama roti yang di oleskan dengan margarin saja, tanpa selai rasa apapun.

Setelah selesai sarapan dia pergi keluar dari kamarnya dan,

Tok

Tok

Iqbal menoleh ke belakang melihat ada Aurora yang datang ke apartemennya Zael.

"Eh Bal, ini bocah masih pada teler ya?"

Iqbal menggeleng,"gak tau, emang ngapa?"

"Ini nyokap gue bikinin sarapan buat dia, kayaknya masih tidur gue nitip ke lu aja ya. Soalnya gue harus kerja."

Iqbal mengerutkan keningnya,"taro aja di gagang pintu.'

"Jangan ah nanti di ambil orang, kan lu satu kampus sama dia, nih gue titip." Aurora ngasih Tote bag yang isinya kotak makan.

"Lu ke kampus naik apa? Mau nebeng gak?"

"Gak, gue bawa motor."

"Yaudah, bye. Oh iya aktif-in hp lu nanti ada informasi yang menggemparkan.'

"Hah? Apaan?"

"Ada deh, Yaudah bye."

Iqbal di tinggal sama Aurora, dia langsung membuka handphone dan tidak ada sesuatu yang spesial.

"Gak ada apa-apa tuh."

Handphonenya kembali di taruh di saku celana, dan matanya menatap Tote bag yang ada di tangannya saat ini.

"Ngapain gue repot-repot bawa ni bekal ke kampus, taro aja di pintu."

Iqbal menggantungnya di gagang pintu kamar Zael, lalu kakinya melangkah pergi.

(ᗒᗩᗕ)


















Cklek

Zael membuka pintu kamarnya, mengucek mata sambil menatap pintu kamar yang berada di seberang.

Dia keluar untuk mengetuk-ngetuk pintu kamar tetangganya itu.

"Bal!"

"Iqbal! Laper!"

Perut Zael sedari tadi bunyi terus karena kosong dan kelaparan, tapi sudah di panggil sepuluh kali Iqbal gak keluar-keluar dari kamarnya.

"Kayaknya udah berangkat, ck. Mana laper banget."

Dia mengusap-usap perutnya sendiri sambil menatap kearah pintu kamarnya sendiri dan, dahinya mengernyit kala melihat ada sesuatu yang menggantung di gagang pintu kamarnya.

Ketika di lihat ternyata itu bekal, Zael langsung tersenyum sumringah,"wah.. ada makanan nih, bekal dari Iqbal kah? Gua tau Iqbal gak bakal se tega itu sama gua."

"Dari dulu emang dia udah perhatian sama gua, walaupun lu masih marah sama gua tapi lu tetep perhatian. Makasih Bal udah selamatkan gua dari kelaparan."

[BOYS LOVE] NEIGHBOR [END]Where stories live. Discover now