Sebulan kemudian*
Umur kandungan Dylan sudah memasuki bulan kedua, perutnya sudah mulai buncit, yang membuat kedua pipi lelaki manis itu ikutan tambah gemuk.
Pokoknya lagi bahagia banget deh pasangan Dylan dan Januar, menantikan sang buah hati lahir. Walaupun Januar harus menanamkan rasa sabar yang berkali-kali lipat mengasuh suami manisnya yang sedang hamil.
Info tentang sahabat Dylan yang kehilangan calon bayinya juga sudah mereka ketahui, mereka juga turut sedih. Tapi kata Dylan gak papa kan ada ponakan darinya nanti.
"Eum..." Dylan mendusel dengan nyaman tertidur di dekapan hangat Januar.
Januar membuka matanya karena merasakan pergerakan dari Dylan,"kenapa sayang?"
Januar menjadi tipe suami yang overprotektif sekali kepada Dylan, gimana enggak? Janu hanya takut apa yang menimpa Iqbal terjadi kepada Dylan.
"Enggak papa." Cicit Dylan.
Januar mengucek mata melihat cahaya matahari pagi yang menembus gorden kamar warna biru,"udah pagi nih. Yuk mandi? Abis itu kita joging."
Sudah menjadi rutinitas dua sejoli setiap weekend selalu bangun pagi menyempatkan untuk joging paling lama tiga puluh menit. Keliling komplek aja, sambil nyari angin.
Cup
Janu mencium kening Dylan,"sayang."
YOU ARE READING
[BOYS LOVE] NEIGHBOR [END]
Short Story[SEQUEL MY SOULMATE] "Maksudnya apa coba main cium, emang ada temen tapi ciumannya di bibir?" "Yaudah kita pacaran! Mulai detik ini juga." Hidup seorang Iqbal mahasiswa kelas memasak yang monoton, berubah drastis karena kedatangan tetangga baru mene...