DUA PULUH EMPAT

1.9K 218 113
                                    

Sudah berulangkali Iqbal bolak-balik, dia tidak menemukan rekamannya, harusnya ada di salah satu empat kamar itu, tapi ada bagian yang sepertinya di potong, dan di hapus.

"Sialan, udah di hapus."

Cklek

Iqbal tersentak, dia menoleh kebelakang melihat ada Zaki masuk ke dalam.

Zaki mengunci pintu itu dari dalam, senyuman miring bertengger di wajah itu, dengan tatapan mata yang terus tertuju padanya, dia melangkah mendekat.

"Nyari apa, sayang?"

Iqbal meneguk air liurnya, terkejut kenapa Zaki bisa tau?

Zaki mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya,"nyari ini hm?"

Sebuah flashdisk, yang berisi rekaman cctv-nya, sudah di pindahkan oleh Zaki ke flashdisk itu, dan di komputer sudah ia hapus.

"Kasih ke gue."

"Buat apa?"

Iqbal mendekati Zaki ingin langsung merampas flashdisk dari tangan Zaki, tapi sikap sok beraninya itu malah membuatnya,

"Gua udah dari lama ngincer lu, ayok puasin gua dulu baru gua kasih."

Zaki menangkap tubuh Iqbal, sambil berbisik bak om-om mesum.

Iqbal merinding mendengar itu, dia berontak sambil terus menggerak-gerakkan tubuhnya.

"Lepas! Zaki!"

"Ayolah Bal, sekali aja kok." Zaki mengendus lehernya.

Iqbal meremas tangan Zaki yang memeluk erat pinggangnya,"lepasin! Gue gak mau!"

"Kenapa gak mau?! Hah?!" Tiba-tiba aja Zaki membentak nya dengan keras, persis di depan telinganya.

Wajah Iqbal di cengkram oleh Zaki dengan satu tangan, satu tangannya lagi memperlihatkan flashdisk itu.

Tangan Iqbal berusaha menggapai flashdisk tersebut,"lwepas! Sakit!"

"Kasih ke gue! Flashdisk nya!"

"Turutin dulu apa yang gua mau! Baru gua kasih! Gampang kan?!"

"Gue gak mau!"

Brak!

"Aw."

Zaki mendorong kasar tubuh Iqbal kebelakang, menubruk komputer sampai-sampai layar monitor nya sudah patah kebelakang.

Iqbal meringis memegangi pinggangnya terasa sakit, Zaki yang sudah tersulut emosi mendekati Iqbal kembali yang terduduk di atas meja komputer.

Tangan Zaki memegang kedua tangan Iqbal agar tidak bisa bergerak, dia mulai mengendus leher Iqbal.

"Gua bisa bayar berapapun yang lu mau."
Bisiknya lagi.

"Gue bukan jalang! Lepas!"

"Yakin?! Lo pasti udah berkali-kali dipake sama El dan temen-temennya kan?!"

Iqbal berusaha membebaskan tangannya, rasanya ingin dia tampar wajah Zaki.

"Jawab gua Iqbal!"

"El sama temen-temennya enggak se bejat lo!"

Dug!

"Akh!" Zaki tersungkur kebelakang sambil memegangi selangkangannya.

Karena mendapatkan tendangan kuat dari kaki Iqbal, lelaki manis langsung berdiri dan ingin mengambil flashdisk itu tapi,

Brak!

Brak!

BRAK!

[BOYS LOVE] NEIGHBOR [END]Where stories live. Discover now