DUA PULUH TIGA

1.7K 212 112
                                    

15.00

"De, gue mau pulang duluan ya." Iqbal membereskan barang-barangnya ke dalam tas.

"Mau kemana? Gak mau main?"

"Nanti aja, ajak Dy juga kapan-kapan."

Deo mengangguk,"oke, ide bagus."

"Yaudah, duluan ya De." Iqbal keluar dari kelasnya sambil merangkul tas ranselnya.

Kakinya melangkah menuju gedung fakultas otomotif untuk bertemu El dan antek-anteknya, gak jauh. Gedung mereka bersebelahan.

Pas udah nyampe, Iqbal langsung ke kantin nya, katanya udah pada ngumpul di sana.

Ternyata bener, tapi ada Puan juga di sana.

"Puan ngapain di situ." Gumam Iqbal.

"Eh Iqbal! Sini!" Teriak Deni.

Iqbal melangkahkan kakinya mendekati mejanya El, dia mengerutkan keningnya melihat wajah Puan yang kelihatan sedih.

Iqbal duduk di sebelahnya Alvin, sambil terus menatap El yang lagi telponan sama seseorang, tapi dari handphonenya Puan.

"Udah El, turutin aja apa maunya Puan. Kasian dia."

Itu suaranya mamah Tiara, karena bingung Iqbal meminta penjelasan dari tiga sekawanan nya El.

"Dia tiba-tiba aja dateng pengen makan bareng sama El katanya." Cerita Abil.

"Oh.."

"Lu apa-apaan sih, sekarang udah main ngaduan sama nyokap gua? Emangnya lu siapa? " Kesal El pada Puan.

"El! Jangan bentak-bentak begitu dong! Dia kan perempuan!"

"Mah, udah deh jangan belain dia."

"A-aku kan c-cuman mau k-kita makan bareng-bareng, b-bukan minta barang-barang mahal. K-kenapa kamu marah sih?"

"I-ini aku udah masakin buat kamu, kan bisa kamu makan sedikit aja. Aku udah susah payah masak."

"Tuh El, dengerin. Dia udah masak susah payah, hargai dong."

"Udah ya, Puan kalo El nya macem-macem lagi sama kamu, langsung lapor sama Tante."

"Iya Tan."

Pip*

Handphone Puan langsung El lempar ke meja.

Puan masih dengan wajah yang meminta belas kasihan itu, mulai membuka kotak makan yang tadi di bawanya.

Jadi tadi tiba-tiba aja Puan datang membawa makanan, El menolak mentah-mentah, tapi Puan masih kekeuh. Sampe-sampe Puan ngadu sama mamanya El dan bilang kalo El gak mau makan bareng dia.

Dan malah mamanya El berpihak sama Puan, mendukung agar El dan Puan makan bersama.

"Kamu mau aku suapin?" Tanya Puan.

Zael menatap Iqbal, kelihatan di wajah Iqbal kalau cowok itu gak suka dengan keberadaannya Puan.

"Ekhem, kita tunggu di parkiran aja ya El." Ucap Alvin.

Abil mengangguk dan berdiri dari duduknya,"iya, kalo emang gak jadi lu bisa chat di grup nanti."

"Jad—"

Deni menatap sinis kearah cewek berambut panjang itu,"neng, kalo mau di perhatiin, jangan ngemis-ngemis. Geli liatnya."

"Ayok Bal." Abil merangkul pundak Iqbal dan mereka berempat pergi meninggalkan El bersama Puan.

[BOYS LOVE] NEIGHBOR [END]Where stories live. Discover now