DUA BELAS

2.1K 248 132
                                    

"Lu naik apa Bal?"

Iqbal dan Zael sedang berada di dalam lift yang sama saat ini, mereka akan pergi ke tempat dimana Janu dan Dylan mengadakan pernikahan.

Iqbal sibuk bermain handphone menghubungi Deo yang katanya mau bareng,"motor."

"Gak keren amat, pake baju udah rapih naiknya naik motor."

"Terus kenapa? Ganggu lo gitu?"

"Ya enggak, gua mau nawarin buat bareng. Gua bawa mobil."

"Pede banget lu, gue gak mau."

Ting

Pintu lift terbuka, Iqbal langsung melangkah duluan dengan El yang terus mengejarnya.

"Beneran nih gak mau? Gua cuman nawarin lo doang nih."

"Gak mau."

"Jangan paksa gue lagi." Ketus Iqbal.

Zael menghela nafas, mengantungi kedua tangannya di saku celana,"Yaudah kalo gitu, gua masih terima tumpangan sampe ke perkiraan."

Iqbal tidak menggubris perkataan El lagi, dia langsung bergegas pergi ke lobby apartemen untuk menemui Deo yang sedang menunggunya di sana.

"Iqbal!"

Deo berjalan mendekati Iqbal, tersenyum menatap Iqbal yang datang bersama Zael.

"Ayok." Iqbal memegang tangan Deo.

"Eh bentar, El bilang sama gue berangkatnya naik mobilnya El."

"Hah?" Iqbal menatap cowok yang mempunyai tahi lalat itu.

Zael hanya bersiul sambil menatap kearah lain.

"Terus lu mau?" Deo mengangguk.

"Iya lah, masa kita udah rapih begini naiknya motor?"

"Emang kenapa? Yaudah kalo gitu lu sama El aja, gue berangkat sendiri pake motor." Iqbal melepaskan tangan Deo dan berjalan mendahului dua temannya itu.

Deo langsung berlari mengejar Iqbal,"Bal! Lu yakin mau naik motor?"

Zael mengulum bibir sambil membuang nafas gusar, kakinya melangkah menyusul dua temannya itu.

"Yakin lah, emang kenapa?" Iqbal memakai helmnya.

Deo menahan motor vespa milik Iqbal,"Bal, dengerin gue dulu. Masa kita datengnya gak bareng sih? Kan kita udah bawa kado, harusnya kita berdua ngasih bareng-bareng."

"Lu aja yang kasih."

"Bal jangan begitu, gak enak diliat keluarganya Dy juga."

"Gak enak kenapa? Yang penting kita dateng." Iqbal mulai menyalakan mesin motornya.

Zael menatap Iqbal yang tetep kekeuh mau berangkat sendirian,"Yaudah biarin aja De."

Deo menatap El tidak percaya,"yang bener aja?!"

"Iya, biarin dia berangkat naik motor."

"Minggir." Iqbal.

Deo pun minggir dan Iqbal melajukan motornya pergi meninggalkan pekarangan apartemen.

Dan Deo dan El.

"Kenapa sih dia keras kepala banget." Gumam Deo.

Zael cuma menggeleng,"dia gak mau kali satu mobil sama gua."

"Kenapa? Sebegitu bencinya dia sama lu El?"

"Entah, itu urusan dia sama hatinya. Gua gak tau."

"Pemikiran dia masih kekanak-kanakan." Gumam Deo.

[BOYS LOVE] NEIGHBOR [END]Where stories live. Discover now