BONCHAP (+)

2.7K 224 154
                                    

22.00

"El... Kita beneran tinggal di sini? Gak kegedean?" Tanya Iqbal menatap takjub rumah dua tingkat bercat putih, memiliki halaman yang luas dan balkon kaca.

 Kita beneran tinggal di sini? Gak kegedean?" Tanya Iqbal menatap takjub rumah dua tingkat bercat putih, memiliki halaman yang luas dan balkon kaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rumah yang di berikan oleh papa Baim kepada Zael dan Iqbal, atas nama Iqbal. Zael yang menyuruh papanya agar mengatasnamakan rumah ini untuk Iqbal, karena apapun yang suami miliki itu juga milik istrinya.

"Loh iya dong sayang, emang kenapa? Gak suka ya sama model rumahnya?" Dengan lembut Tiara merangkul pundak menantunya. Dua orang tua Zael ikut ke rumahnya untuk mampir aja sebentar.

Zael sibuk ngangkat koper sebanyak tiga koper ke dalam rumah, usianya baju-baju miliknya dan Iqbal. Di bantu sama papanya.

Iqbal berdehem canggung, ia masih mengenakan baju setelan putihnya. Dan menggeleng pelan,"enggak kok mah, tapi... Kan Iqbal cuman berdua sama El."

Tiara gelengin kepala sambil kakinya melangkah memasuki rumah baru itu, dengan Iqbal yang masih berada di rangkulannya,"gak dong, nanti kan rumah ini pasti bakal rame sama calon cucu mamah."

Lelaki cantik yang baru saja menikah a.k.a pengantin baru bersemu wajahnya,"eum.."

"Iya Bal, makanya El yang rajin bikinnya." Gurau Baim sembari duduk di sofa setelah semua koper sudah di bawa ke kamar, menyalakan AC menggunakan remote.

Zael membawakan dua gelas berisi air dingin dari dapur, dan tertawa kecil mendengar permintaan sang papa. Tanpa di minta El juga akan rajin, apalagi istrinya menggoda banget.

Tiara memelototi suaminya,"jangan lah El! Nanti menantu mama malah kenapa-kenapa."

Iqbal mau tenggelam di laut aja, pembicaraan macam apa ini."ekhem.. hehe mah, Iqbal buatin minum dulu ya—"

"Eh gak usah, ini mama sama papa mau langsung pulang aja udah malam, kalian pasti capek kan? Biar langsung istirahat." Ucap Tiara sembari mengusap lembut surai cokelat Iqbal.

Zael tersenyum lebar dan menganggukkan kepala,"iya ma, hati-hati di jalan pah. Udah malem takut ada begal."

Baim rolling eyes, naro gelas di atas meja dan berdiri menatap anak laki-lakinya,"papa tau apa pikiran kamu El."

"Hehe..."

"Yaudah ayok pah, jangan lupa kalo malam di kunci ya pintunya." Perintah Tiara.

Iqbal mengangguk mencium tangan kedua orang tua Zael mengantarnya sampai luar, bersama El.

"Hati-hati di jalan ya mah, pah." Iqbal tersenyum.

Baim dan Tiara masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan pekarangan rumah Iqbal, dan pasangan baru itu.

"Bub mau langsung tidur atau mandi dulu?" Tanya El ketika mereka sudah masuk kembali ke dalam rumah.

"Mau mandi, gue duluan." Iqbal langsung berlari menaiki tangga ke lantai dua,"yang mana El kamar kita?" Tanyanya dari lantai dua.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 12 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[BOYS LOVE] NEIGHBOR [END]Where stories live. Discover now