Menikah???

64 10 0
                                    

“Namanya Kirei Anindita, putri keluarga Bagaskara, pemilik kampus ini. Dia juga dapet beasiswa yang sama kaya aku.”  Jelas Alfa saat kami berjalan di koridor.

“Oh.”

“Kok Cuma oh aja sih, Ya?”

“Ya emangnya aku harus apa?? Bikin snapgram, oh ya ampun.. ternyata raja dugong kesayanganku akan pergi ke Aussie bareng sama cewek cantik banget, dia anaknya pemilik kampus. Begitu??” kataku sedikit kesal, karena ternyata Alfa pergi ke Aussie tidak sendiri, melainkan berdua dengan cewek yang entah siapa itu namanya.

“Kamu nggak cemburu?”

“Masih ditanya,” sebal, jadilah aku jalan mendahului Alfa. biar dia mikir, bagaimana bisa aku tidak cemburu di saat dia akan pergi dengan perempuan lain???

Aku terus berjalan dengan setumpuk emosi yang berjejalan di benakku, sampai saat aku tiba di lobby gedung utama, tak sengaja aku menabrak seseorang hingga aku terjatuh dengan tidak eloknya. Habis sudah bokong seksiku mencium lantai.

“Maaf, saya tidak sengaja. Butuh bantuan?”

Aku mendongak untuk melihat seseorang yang menjulurkan tangannya ke hadapanku. Dia orang yang telah kutabrak tadi. Seharusnya aku yang meminta maaf, bukan malah dia. Kulihat dia orang baru di sini, karena dilihat dari gaya bicaranya, dan dia tidak mengenal siapa aku. Omaygad!!

Baru saja aku hendak menerima uluran tangannya, seseorang sudah menarikku lebih dulu. Alfa. Dengan memasang wajah sinisnya, dia menaruh lengannya di pinggangku. astaga.. Aku tidak akan lepas ke manapun!!

“Cewek ini pacar gue. So.. lebih baik lo pergi.” Katanya dengan suara dingin, seakan menciptakan aura permusuhan yang sangat kental di sini.

Berbeda dengan Alfa, orang itu malah tersenyum. Manis sekali. Senyumnya mengingatkanku pada seseorang yang menjadi alasan patah hati terparahku. Gama.

“Sekali lagi, maaf. Kalau begitu, saya permisi.” Katanya sopan sebelum berlalu dari hadapanku.

Selepas orang itu pergi, Aku menatap Alfa sebal.

“Dasar nggak sopan! Tadi itu aku yang salah karena udah nabrak dia. Seharusnya aku yang minta maaf, bukan dia. Tapi kamu malah bersikap nggak sopan kaya gitu, astaga..” omelku pada Alfa.

“Kamu tau aku cemburu.”

Jika sudah seperti ini, aku tidak bisa berbicara apa-apa lagi. Kecemburuan Alfa bisa berpotensi memakan korban. Itu yang kutahu.

***

Saat ini, aku dan Alfa sedang berada di ruang keluarga di rumahku. Bersama dengan bunda, kami mengobrol bersama. Daripada cari tempat lain buat ngobrol, lebih baik di rumah, gratis, nggak perlu bayar, begitu kata Alfa.

“Bun, anaknya boleh Alfa bawa ke Aussie ga?”

Mataku sukses membulat. Dari dulu hingga sekarang, mulut Alfa kalau bicara memang tidak pernah difilter dulu. Apapun yang ada di dalam pikirannya pasti selalu dia suarakan, tanpa mau tau perkataannya akan mengejutkan orang lain atau tidak. Tapi jika tidak begitu, bukan Alfa namanya.

“Boleh.”

Jawaban bunda benar-benar tak terduga. Boleh??? Jadi aku boleh ikut Alfa ke Aussie??

“Bunda serius??” tanyaku bersamaan dengan Alfa.

“Ya jelas nggak lah, Zi.”

Aku dan Alfa menghela napas ..kecewa. kukira bunda serius dengan perkataannya, ternyata tidak. Sejak kapan bunda jadi php seperti ini?? Sepertinya bunda sudah ketularan virus php-nya Sam, saking seringnya Sam main ke rumah, dengan alasan ingin bertemu dengan sepupuku, Azalea, yang masih sekolah smp. Padahal sendirinya tahu kalau Azalea tidak tinggal di sini bersamaku.

SHATTERED Where stories live. Discover now