He's come back

78 6 0
                                    

“WOW! Hebat!! Sebuah DRAMA yang luar biasa! WOW!!”

“Apa maksud lo?”

“Lo pura-pura bego atau emang beneran bego, sih, Fa??? Dengan melihat pertunjukkan drama yang sangat luar biasa ini, gue jadi semakin yakin kalau di antara kalian berdua memang ada apa-apa. Nggak nyangka gue sama lo, Ya. Ternyata lo emang benar semurah itu.”

Ternyata lo emang bener semurah itu.

Bayangan itu terputar begitu saja ketika aku menatap mata hitamnya. Bahkan kalimat terakhirnya juga terus memenuhi pikiranku, membuat dadaku merasakan sesak itu lagi. Seakan luka lama kini terkuar, menjalar dan menyisakan rasa sakit di bagian paling dasar dalam hatiku. Sakit sekali, sampai aku sendiri tidak sadar kalau air mata sudah mengalir deras di pipiku.

“Ya??”

Aku menghindar saat tangannya berusaha meraihku. Bayangan itu terpampang jelas di otakku, seakan ada sebuah layar lebar di dalam sana.

Alfa.. aku butuh kamu..

Tubuhku kaku, sudah tidak kuat lagi menahan dingin yang terlampau menusuk kulit. Kepalaku juga mendadak pusing. Berat sekali rasanya. Sial! Kenapa juga aku harus lemah di saat seperti ini?!

“Ziyya.. hey..” katanya sambil menyentuh pundakku, karena kondisi tubuhku yang sudah sangat kedinginan.

“Jangan sentuh gue!” bentakku.

“Tapi kamu kedingin-”

“Apa peduli lo, huh?!”

Dia diam

“Waktu itu lo bahkan pergi begitu aja tanpa mau dengar penjelasan dari gue. Lo bahkan ngejudge gue sebagai cewek murah. Lo nggak tau seberapa sakitnya gue waktu itu. Sekarang gue tanya, apa peduli lo sama gue?! Nggak ada, Gam!! nggak ada!!! Terus buat apa lo datang lagi di saat gue udah bahagia sama Alfa?! buat apa, Gama?! Buat apa?!”

Tangisku pecah. Tidak kuat jika harus terus menahan. Terlalu sakit sampai aku tidak tau harus berbuat apalagi selain melampiaskannya dengan tangisan.

“Aku tau aku salah, Ya. Aku juga tau kalau sikap dan juga perkataanku saat itu sudah sangat menyakitimu. Untuk itulah aku kembali. Aku ingin meminta maaf..”

Aku tidak lagi mendengar apa yang dia bicarakan, sebab kepalaku semakin bertambah pusing. Sementara kulitku sudah mati rasa. Tubuhku terasa sangat lemas sampai akhirnya aku hampir saja jatuh kalau tidak ada lengan yang menyanggaku.

“Ziyya???”

Dan hanya suara itu yang terakhir kali aku dengar.

***

“Ziyya??”

Aku mengerjapkan mataku saat mendengar seseorang memanggil namaku. Lalu perlahan melihat sekumpulan orang yang berada di dekatku. refleks aku berangsur mundur dan duduk menyandar ke kepala tempat tidur.

Aku sangat terkejut ketika melihat wajah Asa, Sam, Aul, Riyan dan juga Gama yang berada di dekatku, karena itulah aku mundur. Kaget astaga..

“Kamu udah baikan, Zi??” tanya Aul.

Ah Aul, aku merasa tidak enak hati jadinya karena mengacau di acara pernikahannya.
Aku pun mengangguk sebagai jawaban.

“Nah, dia kan udah baikan, ayo kita keluar lagi. Masih banyak tamu yang hadir mau ngasih selamat ke kita.” Ucap Riyan yang tetap saja menyebalkan menurutku. Kalau saja tubuhku tidak sedang lemas, sudah pasti aku getok kepalanya pake guci pernikahannya yang ada di depan sana!

SHATTERED Where stories live. Discover now