Dinner???

57 13 0
                                    

Aku kembali berutinitas seperti biasa. Kuliah, pulang, makan, mandi, tidur. Hanya itu yang biasa aku lakukan setiap hari. Rutinitas yang terlalu biasa. Tetapi ada satu rutinitas yang sangat aku tunggu-tunggu, yaitu video call bersama Alfa.

“Nah begini dong, kan cantik. Jadi ayah nggak malu akuin kamu sebagai putri ayah.”

Aku cemberut ketika mendengar perkataan ayah barusan.

“Ayah ini kalau ngomong nggak pernah difilter. Nggak takut anaknya sakit hati terus frustrasi terus mutusin buat bunuh diri?”

“Hush kamu ini, udah ini cepat di makan sarapannya.” Kata bunda sambil memberikan sepiring nasi goreng kepadaku.

“Makasih bunda.” Kataku.

“Iya cepetan dimakan sarapannya, karena mulai hari ini, spesial, ayah yang akan antar jemput kamu.”

“Ayah serius???” Ayah mengangguk, dan aku langsung bangkit, lalu memeluknya.

“Terima kasih ayaaaaahhhhh.”

***

Tak butuh waktu lama, aku dan ayah tiba di halaman kampus.

“Belajar yang rajin, ya. Ayah pergi dulu, nanti kasih tahu ayah kalau kamu sudah selesai kuliah. Dah sayang.” Aku melambaikan tangan pada ayah yang kini sudah melajukan mobilnya, berputar arah, lalu melesat secepat kilat melewati gerbang.

Aku menghela napas. Sepertinya suasana kampus jadi terasa lebih sepi mulai sekarang. Tidak ada Alfa, sudah jelas semuanya akan sangat berbeda, Ziyya. Gimana, sih?

“Ah sudahlah.”

Aku berbalik, namun aku terkejut saat melihat seseorang yang kini berdiri di hadapanku, sampai aku hampir terjengkang ke belakang kalau saja orang itu tidak menahan tanganku. Setelah aku berdiri tegak, aku segera menghempaskan tangannya.

“Bapak ngapain sih di sini?! Ngagetin tau, nggak?! Hampir aja saya mau jatoh tadi?!” kataku kesal. Tapi kalian tau apa responnya gaezz?? Dia malahan senyum. Aneh!

“Panggil saya Reza, kecuali kalau lagi di kelas. Karena saya tidak setua itu untuk kamu panggil ‘bapak’.” Katanya.

“Ya bodo amat, tapi tetep aja nggak lebih muda dari saya.”

“Setidaknya panggil saya kakak, jangan bapak.” Aku mencibir.

“Mau banget saya panggil kakak???”

Aku langsung melangkah pergi.

Malas banget kalau harus berurusan dengan dosen tengil kamvret semacam dia??? Bisa stress aku lama-lama.

***

“Woyyy bengong aja!!”

Aku terperanjat ketika Asa datang tiba-tiba. Entah bagaimana caranya dia bisa masuk ke dalam kelasku, padahal sebentar lagi sudah waktunya masuk. Lagi pula, untuk apa juga dia ke sini? Kulihat Asa tidak seperti biasanya, tidak ada Cika yang biasanya selalu dia bawa ke mana pun.

“Ngagetin anjir! Kedatangan lo kayak dedemit, tau?!”

“Tau aja ratu dedemit.”

Kamvret person!!

“Nggak mau nanya gitu, tumben seorang Angkasa mau-maunya datang ke kelas lo?”

Sejujurnya aku penasaran dan juga ingin bertanya, tetapi aku malas. Berbicara dengan Asa hanya akan membuat aku berpotensi untuk hipertensi. Kalian tahu kan betapa menyebalkannya seorang Angkasa???

“Gue ke sini sengaja buat nemenin lo belajar.”

Aku sempat terkejut. Menemaniku belajar??? Untuk apa???

SHATTERED Where stories live. Discover now