Escape

43 13 18
                                    

.

Karena aku baik hati dan tidak sombong. Nih aku double update😚

Aku tau pasti kalian tertawa bahagia setelah baca part ini😑

.

"Bapak mau ngapain, sih?!"

"Sudah saya bilang, jangan panggil saya bapak kalau di luar kampus!"

Ya Tuhan.. ini dosen bener-bener ngeselin. Minta disleding kayanya. Andai ada Alfa di sini, udah pasti wajah baby face-nya dosen tengil itu gak akan berbentuk, karena udah berani bentak-bentak aku kayak tadi.

"Denger, ya, bapak Reza yang terhormat. Tolong lepaskan tangan saya, kalau tidak-"

"Kalau tidak apa?"

Udah ngeselin, gak sabaran pula! Paket komplit banget, sih?!

"Kalau tidak, saya teriak."

Lihatlah, bukannya melepaskan cekalannya dari tanganku, dia malah ketawa. Heran deh, kok ada sih spesies yang kayak Reza gini? Ganteng sih iya, tapi ngeselinnya tingkat akhir!

"Teriak saja kalau kamu bisa." Katanya sambil mendorongku ke mobilnya.

Tubuhnya menjulang tinggi di depanku, tapi kini dia membungkuk, menyejajarkan wajahnya denganku. Dan yang jadi pertanyaanku sekarang adalah, dia mau apa?

"Pak, jangan macam-macam atau saya beneran teriak?!"

"Sudah saya bilang, teriak saja kalau kamu bisa."

Wah nantangin nih orang!!

Memangnya dia pikir aku cuma menggertaknya? Kalau aku bilang akan teriak, itu tandanya aku memang akan teriak. Biar orang-orang berdatangan terus gebukin dia!! Biar tau rasa!

"Toloooooong!!!! Ada yang mau memperko -hmpp."

Sial!!

Kenapa juga tangannya membekap mulutku? Katanya tadi, teriak saja kalau kamu bisa. Giliran aku teriak tapi malah dibekap. Gimana sih?!

"Kamu ini. Saya mau berbuat baik, salah. Berbuat jahat apalagi. Memangnya sesulit itu ya, masuk terus berangkat bareng saya?"

Aku menatapnya malas.

Memang kalau benar sesulit itu, kenapa? Lagian dosen ini kenapa, sih? Harus banget berangkat bareng? Gak ada gitu mahasiswi lain yang dia ajak berangkat bareng? Kenapa harus aku?

Aku tau!!! Kugigit aja tangannya. Memangnya dia pikir gak engap apa, ya?!

"Arghh!!"

Teriaknya kesakitan setelah aku gigit tangan yang menutupi mulutku, kemudian aku tendang tulang keringnya. Supaya dia tau, kalau Ziyyana Winata bukan cewek lemah!

Lagian dia ini siapa? Dia cuma dosen tengil menyebalkan yang sayangnya mengajar di kampus. Tapi hobinya memaksakan kehendak. Dia pikir dunia akan selalu menuruti keinginannya, gitu?

"Makanya, jangan macam-macam sama Ziyya!!" Kataku lalu pergi membawa sepedaku.

Entah ke mana, yang jelas, untuk kali ini kampus bukan menjadi tujuanku. Aku gak peduli sama dia yang mengumpat kesal di belakang sana. Sebab yang aku inginkan hanyalah terbebas dari dosen tengil itu.

Sampai akhirnya..

Tiinn tiinn

Kulihat mobil hitam yang udah kukenal sejak lama berhenti di depanku. Kemudian pemiliknya turun dan menghampiriku.

"Ziyyana!! Awas kamu!!"

Refleks kulihat ke belakang. Astaga, itu dosen tengil kenapa gak kapok-kapok juga?!

SHATTERED Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα