Aul's Wedding [2]

57 7 0
                                    

Kami tiba di tempat acara tepat pada pukul empat sore. Tamu-tamu sudah banyak yang berdatangan saat aku menginjakkan kaki di sana. Rupanya Aul pakai konsep pernikahannya outdoor dengan tema garden party. Dalam hati aku menggerutu, kenapa juga Aul tidak memberitahuku kalau ada dress code-nya???

Aku melihat hampir semua orang yang hadir mengenakan pakaian berwarna putih. Aku juga melihat penampilan Asa yang mengenakan jeans dan kaos putih dilapisi jaket denim. Sementara Sam, dia mengenakan kemeja dan juga rompi yang berwarna putih.

Jadi hanya aku sendiri di sini yang mengenakan dress warna cokelat???

“Salah kostum ya, mbak??”

Kulihat tampang Asa yang cengengesan, membuatku semakin ingin menampolnya.

“Berisik lo, Sa!” ketusku. “Sam, anterin gue pulang lagi yuk??”

“Dikata jarak rumah lo ke sini itu Cuma lima langkah?????” Aku cemberut.

Jika sudah begini, apa boleh buat?? Tak apa salah kostum, yang terpenting aku sudah niat datang ke acara ini. Tidak peduli pada tatapan aneh tamu yang lainnya, aku terus saja berjalan sampai akhirnya bertemu dengan tante Mirani, mamanya Aul.

“Hallo tante.. tante sehat??” sapaku sambil cipika cipiki dengan tante Mirani.

“Alhamdulillah, Ziyya apa kabar??”

“Alhamdulillah sehat juga tante. Oh iya, Aul-nya di mana, tante? Ziyya nggak sabar pengen liat dia. Pasti pangling.”

“Langsung masuk aja ke dalam, dia lagi dimake up-in tadi sih.”

“Oke, Ziyya langsung ke dalem aja ya, tante.”

Baru selangkah aku maju, tetapi sudah ada seseorang yang menarik kerah jaketku.

Hey! Aku ini manusia loh, bukan binatang?!

“Apaan sih, Sa???”

Asa. Memangnya siapa lagi orang paling jahil dan juga paling menyebalkan selain dia di bumi ini????? Dari dunia perjonesan pun tetap dia yang paling menyebalkan.

“Jangan dulu masuk, sebentar lagi ada seseorang yang mau ketemu sama lo.”

“Siapa?”

“Rahasia,” Gemas rasanya.

Tuhan.. Boleh tidak kalau aku musnahkan makhluk yang satu ini?

“Udah ah, nanti aja. Gue mau ketemu Aul. Bye!”

Aku melangkah masuk ke dalam sebuah bangunan bertingkat ini. Sebuah bangunan yang aku tahu adalah sebuah villa milik keluarga Riyan. Bagaimana bisa tau? Itu karena dulu Aul pernah menceritakannya padaku.

Aku sempat bertanya kepada pelayan di sini, di mana keberadaan Aul saat ini. Lalu pelayan itu menjawab bahwa Aul sedang berganti gaun di kamar utama. Oke, dari sini aku hanya harus lurus dan di depan belok kiri. Sampai.

“What the..?!?!”

Mata suciku sudah ternodai!!

“Zi?? Itu kamu???”

Aku merenggangkan jari tanganku yang sengaja aku gunakan untuk menutupi wajahku dari perbuatan tak senonoh yang aku lihat tadi. Bayangkan saja, aku melihat Aul dan Riyan sudah memasang posisi siap. Astaga.. ini masih sore gaez!!

“Kalian udahan belum itu-annya?? Astaga.. mataku sudah tidak perawan.”

Pletakk

Tiba-tiba sebuah jitakan mendarat di keningku. Dan saat aku menjauhkan tangan dari wajah, aku melihat Riyan dan Aul sudah berdiri di hadapanku. Dan aku yakin, bahwa yang menjitak kepalaku barusan adalah Riyan. Syalan memang.

SHATTERED Where stories live. Discover now