He's gone

50 13 0
                                    

Pagi ini aku terbangun dan ada sosok manusia yang sedang mendekapku begitu erat. Alfa. Ternyata dia benar-benar memenuhi permintaanku, mendekapku erat hingga fajar datang.

Aku jadi teringat kejadian malam tadi. Setelah selesai mandi, Alfa memaksaku untuk makan malam meski aku tidak mau. Kemudian kami pergi menuju ruang keluarga, duduk di sofa bed sambil bercerita sampai rasa kantuk pun tiba. Alfa membaringkan tubuhnya lalu disusul olehku yang berbaring di sampingnya. Tangannya mendekapku erat, sementara matanya menyiratkan kesedihan dan juga perasaan lainnya yang tidak aku ketahui.

"Kenapa?" tanyaku.

"Ini yang akan sangat aku rindukan nanti." Aku menyembunyikan wajahku di lekukan lehernya. Aku tidak ingin menangis lagi. Sudah cukup. Tapi kenapa harus kalimat seperti itu yang dia ucapkan?

"Sleep tight, Ya."

Kalimat terakhir yang aku dengar malam tadi, disertai kecupan lembut di puncak kepalaku. Aku merasa sangat terlindungi ketika lengan kekarnya melingkari tubuhku, mendekapku seolah aku yang akan pergi, padahal dia sendiri.

Eeeenghhh

Terdengar suara erangan, dari mulut Alfa tentunya. Lalu kelopak matanya terbuka, menyuguhkan mata indah yang selalu ingin aku lihat setiap kali aku bangun tidur. Kemudian kedua sudut bibirnya tertarik ke atas, membentuk lengkung sabit yang begitu manis. Jari tangannya meraba wajahku dari atas ke bawah. Membuat aku refleks menutup mata, menikmati sentuhannya.

"Morning," aku membuka mata.

"Morning." Jawabku.

Lengkung sabitnya masih menjadi yang terfavorit untukku.

"Boleh aku curi senyum kamu ini, Fa? Supaya kamu nggak kasih senyum ini ke sembarang orang. Boleh, ya?"

"Anything for you, Ya." Katanya sambil merapikan rambutku yang sepertinya bisa dibilang lebih mirip rambut singa daripada rambut manusia.

"Siap-siap gih, nanti aku yang antar kamu ke kampus." Katanya membuatku cemberut.

"Padahal hari ini aku ingin bolos, Fa, soalnya aku mau nganterin kamu ke Bandara." Kataku.

"Apaan bolos bolos??? Lagian kan hari ini kamu matkulnya pak Wil, jadi nggak boleh bolos." Katanya. "Buktiin sama aku kalau kamu bisa dapat nilai A di mata kuliahnya beliau." Tambahnya.

"Kamu tau, Fa?? Mau dapat nilai A dari dosen lele berkumis itu, kaya kamu lagi mancing ikan di kolam renang, nggak akan dapet."

"Siapa tau aja ada ikan yang pindah domisili, dari akuarium ke kolam renang. Iya, kan?" maksa banget sih jadi orang?!

"Ya udah terserah! Kalau kamu mau aku kuliah, dan dapat nilai A di mata kuliahnya lele berkumis, oke, aku bisa buktiin kalau aku mampu. Tapi kalau semisal aku beneran dapet nilai A, kamu mau kasih hadiah apa sama aku? Karena kalau nggak ada hadiah, aku bakalan males kuliah." Kataku.

"Eyangnya kangguru." Jawabnya ngasal.

"Kalau dibawain sampai ke anak buyutnya sih gapapa, nanti aku ternak kanggu-"

Pletakkk

"Aduh sakit, sih, main jitak-jitak aja. Gimana nanti kalau otaknya geser?"

"Emang udah geser dari orok."

Kamvret

***

Seperti katanya tadi ketika di rumah, dia yang akan mengantarkanku ke kampus. Saat di parkiran, Alfa memelukku sangat lama. Begitu lama sampai aku hampir saja telat masuk kelas. Dia hanya memelukku tanpa mengatakan satu kata pun. Sampai akhirnya dia melepaskan pelukannya, lalu berkata, "I Love you." Disertai dengan kecupan di keningku.

SHATTERED Where stories live. Discover now