Deja Vu

46 8 10
                                    

.

Nih aku update😊
Keep and happy reading gaezz😉

.

Malam ini Alfa menginap di kamarku. Entah sihir apa yang dia berikan sehingga ayah dan bunda memberikannya izin. Ya Tuhan.. ternyata Alfa memang udah diakui sebagai calon menantu idaman oleh ayah dan juga bunda!!

Mereka gak tau aja, calon mantu yang katanya idaman itu, ternyata udah bikin anaknya jadi cengeng. Kan ngeselin.

"Yaampun, Fa!! Tangan kamu bisa diem gak, sih?? Aku ngantuk, mau tidur!" Kesalku karena sedari tadi tangan Alfa selalu memainkan rambut dan hidungku. Bukankah itu sangat menyebalkan?

"Kehadiran aku di sini  kan buat ngehibur kamu, yang. Masa dicuekkin?" Aku mencibir. Sejak kapan juga dia manggil aku yang?

Aku tetap berbaring membelakangi Alfa yang masih setia memainkan rambutku. Dia duduk di sampingku. Aku berpura-pura untuk tertidur, walau sebenarnya aku sedang menunggunya bercerita.

"Yang, kamu tau gak? Di kelasku ada cewek bule, cantik banget. Suaranya juga lembut. Jauh lah sama kamu."

Syalan!!

"Tapi, gak tau kenapa nih ya, sebanyak apapun cewek cantik di sana, jantung aku selalu nyebut-nyebut nama kamu." Kontan aku tersenyum.

Tanpa berbalik, aku terus mendengarkan Alfa bercerita. Tapi gak berselang lama, mataku tertutup rapat, saking lembutnya usapan tangan Alfa di kepalaku. Membuatku terhanyut ke dalam mimpi.

Satu-satunya hal yang aku ingat adalah, saat Alfa mengecup kepalaku sambil berkata, "Sleep tight, Ya."

*

Aku terbangun saat sinar matahari pagi menerobos jendela kamarku. Silau. Kuperiksa sebelah tempat tidurku, kosong. Sepertinya Alfa udah pulang.

Mengingat malam tadi, rasanya aku kembali ke masa di mana Alfa belum pernah pergi ke Aussie. Aku merasa lengkap. Sempurna saat ada Alfa di dekatku.

Aku duduk di pinggir kasur, mengambil figura yang berisi fotoku dengan Alfa. Kutatap potret di dalamnya. Bahkan, hanya melihatnya lewat foto, jantungku berdebar gak karuan.

"Aku sayang banget sama kamu, Fa." Kataku.

"Aku juga sayang banget sama kamu." Ucap seseorang yang tiba-tiba melingkarkan lengannya di pinggangku. Menyanggakan kepalanya di bahuku.

Wangi shampo yang kuhirup sama seperti wangi shampoku. Dan aku tau siapa pemilik lengan ini. Orang yang sama dengan orang yang ada di dalam foto.

"Aku kira kamu udah pulang." Kataku.

"Males ah, mending di sini. Bareng kamu."

Aku bingung, kenapa setelah Alfa pulang dari Aussie, dia jadi manja begini? Salah makan apa gimana??

"Lepasin ah. Nanti kalau ayah tau, ayah bakal bawa kita ke KUA beneran loh, Fa."

"Gak mau. Aku masih  kangen banget sama kamu, yang."

"Jangan panggil yang, deh. Jijik aku dengernya."

"Oke, Ay."

*

Sinar matahari sore menyilaukanku. Berhubung hari ini gak ada jadwal perkuliahan, Alfa mengajakku jalan-jalan dari pagi tadi.

Pertama, Alfa mengajakku berkeliling kota. Kemudian mampir di toko kue mamanya Aul.

Kedua, Alfa mengajakku ke toko sepeda, dan dia membelikanku sepeda baru. Dan akhirnya kami bersepeda ria, hingga tibalah kami di sini. Tepi danau. Tempat favoritku dan juga Alfa.

SHATTERED Where stories live. Discover now