The Crazy Man

59 10 0
                                    

Aku jadi teringat dengan perkataan Sam saat di kelas tadi. Kalimat yang melintas di indera pendengaranku membuat aku ternganga tak percaya.

Bagaimana bisa???

Maksudku, aku baru saja mengenalnya. Pertemuan kami pun masih bisa dibilang singkat, tapi kenapa bisa dosen tengil itu memiliki perasaan terhadapku?

Tidak. Bukan aku terlalu percaya diri. Bukan pula aku yang terlalu percaya dengan apa yang Sam katakan padaku. Tapi aku menyimpulkan seperti itu sebab aku menganalisa sikapnya yang memang aneh. Apalagi saat tadi dia menolongku, lalu memintaku untuk dinner bersamanya. He’s crazy, right??

“Zi?? Kenapa bengong?? Ada masalah??”

Aku menoleh, rupanya bunda yang sudah rapi dengan penampilannya yang elegan.

“Gapapa, nggak ada masalah kok.”

“Oh ya udah kalau kamu emang lagi nggak ada masalah. Alea dan Dimas akan datang malam ini, katanya mau liburan akhir pekan di sini. Bunda mau keluar sebentar, ada undangan makan malam dari tetangga baru kita. Tolong bilang ke ayah, ya?”

“Tetangga yang mana sih, bun?”

“Kamu tau rumah bu Agus yang udah lama kosong itu??” aku mengangguk. “Nah, udah beberapa hari ini udah ada keluarga baru yang nempatin, katanya sih pindahan dari luar negeri.”

“Bule dong? Anaknya ganteng nggak, bun??”

“Ehh, inget kamu udah ada Alfa.”

“Aishhh sekedar kenal gapapa kali, bun. Kan tetangga ehehe.”

Tiba-tiba ada panggilan video call yang masuk. Siapa lagi kalau bukan dari Alfa???

“Udah ah bunda mau berangkat dulu.” Aku mengangguk.

***

Terpampang jelas di layar laptop, wajah ganteng raja dugong kesayanganku. Wajah yang memerah, sepertinya dia masih sakit. Tidak tega aku melihatnya.

“Fa?? Kamu masih sakit, ya?”

Kata siapa?

“Itu wajah kamu merah, kamu pasti demam, iya kan?”

Nggak, Ya, aku nggak sakit. Oh iya, kamu lagi apa?

Memangnya dia pikir aku ini bodoh?? Dia pikir aku ini balita yang bisa dia bohongi seperti itu??? Sudah jelas dia sedang sakit, masih saja ngeles.

“Aku nggak suka sama pembohong, Fa.”

Kulihat dia menghela napas.

“Iya aku sakit, tapi Cuma demam aja, Ya. Mungkin karena aku belum bisa menyesuaikan diri dengan suhu di sini.”

“Harus ya dipaksa dulu baru kamu mau jujur??”

Ya udah ya udah iya aku ngaku salah karena nggak jujur sama kamu. Maaf, oke??”

“Iya udah aku maafin. Tapi jangan ulangi lagi, ya?” dia mengangguk.

“Terus kamu ngapain pake nyuruh Asa sama Sam buat jagain aku segala?? Aku udah gede kali, Fa.”

Kamu udah tau alasannya, Ya. Aku paling nggak suka kalau kamu dideketin sama orang lain. Karena aku nggak bisa jagain kamu, jadi aku minta mereka berdua buat jagain kamu. Udah itu aja.

“Takut banget aku diambil orang, ya?”

Jelas lah, kan kamu tunangan aku.”

“Aku bahkan lupa kalau kita udah tunangan, Fa. Ehehe.”

SHATTERED Where stories live. Discover now