4.💔

445K 50.1K 8.9K
                                    

Apa yang lebih menyakitkan daripada dipukul?

-Di anggap asing lalu tak diperdulikan

-Gladys

♡♡♡

Pagi-pagi sekali Gladys sudah datang ke sekolah bahkan pintu gerbang saat ini masih dikunci. Matanya menatap jalanan dengan pandangan kosong, hatinya hampa, nyawanya seakan menjelajah entah kemana.

Gladys duduk di depan gerbang, duduk lesehan. Tak perduli roknya akan kotor, sebenarnya ia malas untuk sekolah.

"Loh neng pagi banget datangnya?"

"Iya nih mang, papa ke kantornya pagi banget. Jadi aku juga harus berangkat pagi." Gladys bicara sambil berkhayal, mana mungkin Ayahnya mengantar dirinya ke sekolah.

"Oh, yaudah neng masuk." pak Satpam membukakan gerbang.

"Makasih ya mang."

Gladys berjalan ke arah kelas, bahkan kelasnya juga belum di buka. Ia duduk di teras depan kelas.

Matanya terpejam menikmati dinginnya pagi, pikiran dan hatinya kosong namun air mata mengalir deras tanpa disuruh.

"Kenapa aku nangis? Kenapa aku selemah ini?" Gladys mengusap air matanya kasar.

Pintu dibuka oleh yang memegang kunci. Dengan segera Gladys masuk dan duduk di kursinya.

Gladys menyembunyikan wajahnya dilipatan tangannya. Mencoba tidur sebentar sebelum kelas ramai.

Jam menunjukan pukul 7 pagi, kelas sudah mulai ramai. Tiba-tiba meja Gladys di gebrak oleh Siska.

"Bangun lo!"

Gladys mengangkat kepalanya, menautkan alisnya bingung, ada apa lagi dengan Siska.

"Ada apa lagi Sis?" tanya Gladys lemah.

"Semalem lo kan yang neror gue? Lo pasti dendam kan sama gue? Ngaku lo!" murka Siska.

'Teror apa?' batin Gladys bertanya.

"Enggak, semalem aku tidur. Ngapain juga aku teror kamu? Gak ada untungnya juga."

Saat Gladys akan tidur kembali tiba-tina rambutnya di tarik paksa oleh Siska.

"Mana ada maling ngaku!"

"Awh! Sakit Sis." Gladys berusaha melepaskan cengkeraman tangan Siska dari rambutnya.

"Lepasin Sis!" Bimo membentak Siska membuat Siska melepaskan cengkeraman nya.

"Jadi lo sekarang jadi tameng nya dia, iya?" tanya Siska pada Bimo.

Bimo hanya diam lalu kembali ke tempat duduknya.

"Urusan kita belum selesai!" ucap Siska menoyor kepala Gladys lalu pergi ke tempat duduknya.

Gladys bingung, kenapa sekian banyaknya siswa di kelas ini tak ada sama sekali yang membelanya? Kenapa semuanya seolah-olah tuli dan buta.

Guru pelajaran kimia datang, semuanya mengeluarkan buku dan mulai belajar.

Jam istirahat telah tiba, semuanya berhambur ke luar kelas untuk mencari makan. Gladys berjalan keluar untuk ke taman.

Taman selalu sepi, mungkin hanya dirinya yang sering ke taman. Gladys duduk dengan nyaman di kusi taman, menatap kupu-kupu yang terbang bersama pasangannya.

Gladys tersenyum melihat kupu-kupu itu.

"Kupu-kupu aja terbang berdua bersama temannya, kok aku gak punya temen ya." gumam Gladys.

RETAK [Sudah Terbit]✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant