9.💔

416K 51.3K 23.1K
                                    

[Follow sebelum membaca. Jangan jadi pembaca gelap ya, vote jangan lupa]

***

Terima kasih telah mendatangkan malaikat baik, Tuhan.

***

Hari demi hari berlalu, kini Gladys sudah menyelesaikan ujian akhir semesternya. Gladys hanya menatap nanar nilai yang nyaris sempurna di atas mejanya.

Nilai yang ia dapatkan selalu lebih dari 8. Ia mendapatkan nilai terbesar di kelasnya, namun tak ada satupun yang mengucapkan selamat untuknya.

"Nilai sudah bapak bagikan. Dan rapot kalian sudah selesai, saya minta besok ajak orang tua kalian untuk mengambil rapotnya," ucap Pak Jali selaku wali kelasnya.

Gladys tersenyum pedih. Mengajak orang tuanya mengambil rapot sama saja mencabut mawar tanpa pengaman. Sulit didapatkan, lukanya yang terlihat.

Gladys menghela nafas berat. Dia akan naik ke kelas 12 dan Aldo akan mengejar cita-citanya. Lalu, siapa yang akan melindunginya lagi?

Tiga minggu berlalu, Gladys sudah terbiasa dengan sikap posessive Aldo yang sudah menginjak stadium akhir.

Gladys berjalan keluar kelas untuk pulang. Ujian telah selesai, jadi sekolah tidak mengadakan KBM.

"Bagaimana nilaimu?"

Gladys tersenyum menatap lelaki yang sudah setia menunggunya sejak tadi. Hal manis yang Aldo lakukan adalah, jika Gladys belum keluar maka ia akan menunggunya hingga jam pelajaran selesai.

Semenjak kehadiran Aldo dalam hidupnya, Siska CS sudah tak berani melakukan hal semena-mena lagi.

"Baik," jawab Gladys sambil memberikan nilai ulangannya pada Aldo.

"Gadis pintar," ucap Aldo sambil mengusap surai sebahu Gladys.

Aldo dan Gladys berjalan beriringan menuju parkiran.

"Aku tak ingin pulang. Aku mau menghabiskan waktu bersamamu," ucap Gladys membuat Aldo mengangguk.

"Apapun untukmu sayang," jawab Aldo membuat Gladys menunduk malu.

"Jangan pernah menyembunyikan guratan merah di pipimu itu. Karena aku sangat menyukainya," ucap Aldo santai.

"Kamu menyukainya. Tapi ini tak baik untuk hatiku," jawab Gladys membuat Aldo terkekeh.

"Tak apa. Biarkan hatimu berdebar menyebutkan namaku," ucap Aldo sambil membukakan pintu mobil untuk Gladys.

"Aku rasa semakin hari kamu semakin manis saja," ucap Gladys lalu masuk ke dalam mobil.

"Sikap yang ini cuma kamu doang yang tau," ucap Aldo sambil menutup pintu mobil lalu berjalan ke kursi kemudi.

Gladys memutar lagu Beautifule in white-Shane Filan. Gladys sangat menikmati lagu itu, matanya ikut terpejam.

"Aku akan menyanyikannya saat kita menikah nanti," ucap Aldo membuat Gladys membulatkan matanya.

"Jangan bicara sejauh itu. Kita beda keyakinan," ucap Gladys membuat Aldo menatapnya tak suka.

RETAK [Sudah Terbit]✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt