14.💔

360K 40.2K 28.6K
                                    

Berakhir~

***

Aldo dan ayahnya berjalan memasuki rumah keluarga Mauretta.

Aldo hanya menatap datar orang-orang di sana, hatinya marah dan ingin sekali menghajar dan menghabisi orang-orang itu.

"Selamat datang Bram,"

Lelaki yang dipanggil Bram itu hanya tersenyum dan menjabat tangannya.

Aldo menatap wajah wanita yang membuat dia ingin membunuhnya.

"Akhirnya Aldo menerima pertunangan dengan Angle," ucap Glen sambil tersenyum.

Aldo hanya tersenyum miring menatap Angle, bukan senyuman manis, lebih tepatnya sebuah senyuman yang mampu membuat siapapun yang melihatnya merinding.

Mata Aldo menangkap sosok wanita berambut sebahu yang melihatnya dibalik pintu kamarnya.

Senyuman lebar terbit dari bibir Gladys, ia langsung membuka pintunya dan berlari menghampiri lelaki yang ia cintai.

"Ya, saya menerima pertunangan itu. Dengan Angle,"

Gladys mematung di tempatnya, hatinya berdenyut nyeri dan jantungnya berhenti berdetak. Matanya terbelak lebar senyumannya perlahan memudar.

"Kau ambil yang berharga lagi, tuhan?"

Aldo berbicara dengan lantang. Kedua orang tua Gladys tersenyum puas, apalagi Angle yang menganggumi setiap pahatan makhluk ciptaan tuhan seperti Aldo.

Gladys berjalan mundur, Gladys membalikkan tubuhnya lalu mengusap air matanya kasar. Gladys berlari menuju kamarnya dan menguncinya.

"Hiks, kenapa kamu ambil kebahagiaan aku lagi!"

"Aku membencimu, sungguh."

Gladys menangis tersedu-sedu di belakang pintu, lututnya lemas. Ia hanya tak habis fikir dengan Aldo, baru saja mereka bahagia sebentar dan sekarang ia harus merasakan sakit lagi.

Siapa yang tak sakit jika orang yang dicintai melepaskan semua kebahagiaan yang pernah dilalui, dan memilih kebahagiaan lain.

Gladys memukul kepalanya kasar, bahkan sangat kasar. Ia mencoba menghilangkan rasa pusing yang melandanya.

"Gladys juga mau bahagia. Kak Aldo pembohong! Dia bilang gak akan pernah tinggalin Glad, tapi sekarang dia memilih orang lain." Desis Gladys dengan suara parau.

Tangannya memukul dadanya yang terasa sesak. Matanya tak berhenti mengeluarkan air mata.

Ting

Suara notifikasi di layar handphone milik Gladys membuat sang empu menatap datar.

Aldo tampan!

Keluar rumah sekarang. Kita bicarakan.

Gladys memasukan handphone miliknya ke dalam sakunya. Ia berlari melewati orang tua Aldo dan orang tuanya.

Gladys menatap benci lelaki yang tersenyum manis menatapnya. Muak! Gladys muak dengan perkataan Aldo yang akan bertunangan dengan adik kembarnya.

RETAK [Sudah Terbit]✓Where stories live. Discover now