22.💔

338K 45.6K 14.3K
                                    

Selamat atas pernikahannya. Semoga bahagia.

[Plis, buka mulmednya. Pas banget gak boong, nangis lagi yuk!"

***

"Kak, saya menyukai kakak."

"Gladys kamu marah?"

"Kakak jangan pernah tinggalin aku ya!"

Potongan memori tentang kebersamaan dirinya dengan sang kekasih kini berputar layaknya kaset di dalam otak Aldo.

Ribuan jarum menusuk hatinya, saat dia mengingat hari esok. Ya, besok Aldo akan menikahi Siska, perempuan yang tak pernah dia cintai.

"KENAPA KAMI TIDAK BISA BERSAMA?!" teriak Aldo sambil membuang kasar pisau yang ia genggam hingga menusuk perut korban yang dia cabik-cabik hingga tak terbentuk.

Aldo yang kelam kini kembali. Hari ini, ia mengingkari janji yang dia bangun bersama Gladys. Aldo kembali membunuh.

Melepaskan cinta itu sulit, tapi lebih sulit lagi melepaskan Tuhan yang sudah dia percayai sejak lahir.

Kakinya lemas, dia terduduk di atas genangan darah yang mengalir dari tubuh korbannya. Sebuah rumah kosong yang dia jadikan sebagai tempat pembantaian, emosi yang meluap-luap hanya satu cara mengatasinya, dengan cara membunuh.

Aldo mengambil kunci mobilnya lalu berjalan keluar ruangan meninggalkan mayat yang sudah tak terlihat lagi wajahnya.

Aldo mengambil handphone dari saku celananya untuk menghubungi seseorang.

Dia mengingkari janji untuk tidak membunuh, Dia benar-benar melupakan semua perkataan Gladys. Dari tadi air mata tak henti-hentinya untuk terjatuh, seminggu sudah berlalu, selama itu Aldo sama sekali tak pernah melupakan kenangan yang dibangun bersama Gladys.

Ditambah lagi dengan kenyataan esok dia akan menikahi Siska. Wanita yang sama sekali tak pernah dia inginkan dan tak pernah dicintai seumur hidupnya.

Aldo langsung berjalan menuju mobil dan membuka sapu tangan yang digunakan untuk membunuh tadi, lalu melemparkannya begitu saja ke jok belakang mobilnya.

Aldo menatap kosong ke depan, rasanya Dia sudah kehilangan semangat. Aldo sudah merasa dirinya sudah tak berguna, sudah berulang kali dia merenungi, dirinya sudah diberikan pilihan. Memilih bersama Gladys atau terus bertahan bersama Tuhan yang sudah dia percayai sejak lahir.

"Kalo endingnya kayak gini, gue nggak akan pernah jatuh cinta sama dia! Kalau akhirnya gue dikasih pilihan buat milih Tuhan atau dia, jujur ini adalah pilihan yang paling sulit." Aldo memukul stir dengan kencang.

Dia mulai menyalakan mesin mobil dan mengendarai nya meninggalkan rumah kosong itu. Untuk mayat biarkan saja orang suruhannya yang membereskan.

Bagaimana perasaan kalian jika harus terpaksa meninggalkan seseorang yang kalian cintai dan sayangi dengan tulus? Apakah kamu akan kuat menahan rasa sakit yang terus menghantam hatimu? Atau justru kamu akan terus menangis mengingat kenangan yang sudah dibangun sejak lama bersama dirinya?

Aldo merasakan opini yang kedua. Setiap kali memejamkan mata dirinya selalu mengingat bayangan tentang kenangan dirinya bersama Gladys.

Aldo tipe orang yang sekalinya percaya akan terus menjaga orang itu. Bahkan rasanya Dia takkan pernah bisa melepaskan seseorang yang sudah diam percaya sepenuh hati.

RETAK [Sudah Terbit]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang