24.💔

312K 36.3K 13.3K
                                    

Hari ini, kita mulai Semuanya dari awal. Dan anggap saja kita tidak saling kenal.

_Retak_

Aldo terkejut saat membuka pintu apartemen. Di dalam sana banyak sekali balon-balon berterbangan, matanya menatap seseorang yang berdiri di ambang pintu sambil memegang kue berukuran besar.

"Selamat ulang tahun," kata Siska sambil tersenyum lebar.

Aldo menatap Siska dari atas sampai bawah dengan tatapan elangnya.

"Gue gak butuh itu. Gue bukan anak kecil. Buang, itu cuma ngotorin apartemen gue doang," ucap Aldo sambil meninggalkan Siska yang menatap kue dengan sendu.

"Tapi seenggaknya tiup lilin ini," Siska langsung menahan tangan Aldo.

Aldo menatap tajam genggaman itu lalu menepisnya kasar. Bahkan hanya sekedar genggaman pun dia tak sudi, Siska selalu terlihat menjijikkan di matanya.

"Jangan pernah sentuh gue dengan tangan kotor lo," ucap Aldo lalu pergi meninggalkan Siska yang masih mematung di depan pintu.

Siska hanya tertunduk menatap lilin yang mulai meleleh.

Fyuhh....

Siska meniup lilin itu dengan air mata yang jatuh. Setelah meniup dia berjalan menuju lemari pendingin untuk menaruh kue yang sudah dia buat tapi hanya sia-sia.

Dia kira, dengan seperti ini dia bisa mendapatkan sedikit rasa simpati dari Aldo. Dia hanya ingin, Aldo menganggap ada dirinya. Jika Aldo enggan untuk menatap matanya, tapi setidaknya dia bertanya pada anaknya. Siska berlari menuju wastafel dapur untuk memuntahkan isi perutnya yang terasa mual.

Usia kandungan yang kedua bulan ini benar-benar menyiksa. Setiap malam Siska menahan rasa sakit dari perutnya sendiri, bahkan setiap mengidam dia selalu mencarinya sendiri, lantaran Aldo selalu sibuk. Jika dalam keadaan tidak sibuk pun, mana mungkin Aldo mau memberikan waktunya untuk memenuhi keinginan si jabang bayi.

Howek howek

Siska hanya memuntahkan cairan bening, diikuti dengan tetesan darah yang mengalir dari hidungnya.

Dirinya terkejut, buru-buru dia membasuh wajahnya dengan air mengalir.

"Kenapa gue bisa mimisan? Ini kali pertamanya gue mimisan. Ada apa sebenarnya?" Gumam Siska menarik 3 helai tisu lalu mengusap wajahnya yang basah karena kena air.

"Apa gue ngerasain apa yang Gladys rasain?" Dia bermonolog sambil menatap kosong air yang mengalir.

Dia langsung menutup air itu lalu berlari masuk kedalam kamarnya. Kepalanya terasa sangat pusing ditambah lagi perutnya keram. Dia sudah sangat tersiksa sebenarnya, namun dia mencoba menerima, karena memang ini adalah balasan yang pantas untuk dirinya. Siska merasakan bagaimana rasanya tak dianggap, tak dipedulikan, dan merasakan sakit yang bertubi-tubi.

Dia mencoba merebahkan diri dan memejamkan matanya. Mencoba menahan rasa sakit di perutnya, dan rasa mual yang terus menghantamnya.

Tapi, rasa sakit di kepala dan perutnya semakin menjadi-jadi.

"Akh!"

Siska berteriak saat darah segar mengalir cukup deras dari selangkangannya. Dengan tertatih dia berjalan keluar kamar untuk menghampiri Aldo.

Tok tok tok tok tok

Siska mengetuk pintu secara brutal, sungguh, perutnya terasa sangat sakit.

RETAK [Sudah Terbit]✓Where stories live. Discover now