6. 💔

425K 48.7K 15.1K
                                    

Ulang tahun adalah sebuah kebahagiaan. Iya kebahagiaan, hanya untuk dia saja.

-Gladys.

***

Bel istirahat sudah berbunyi 20 menit lalu. Tapi, Gladys masih betah melamun dan menangis di taman tanpa seorang teman.

Gladys membuka heandpone nya, ia baru sadar bahwa hari ini adalah tanggal 15 maret. Tanggal itu adalah hari ulang tahunnya.

Gladys tersenyum berusaha bahagia, 5 tahun ia merayakannya seorang diri. Percuma saja, setiap kali ia ulang tahun Gladys hanya akan meniup lilin tanpa kue di kamarnya dan berakhir darah yang mengalir di hidungnya.

Gladys kaget saat merasakan tepukan bahu dibelakangnya. Gladys berbalik menatap seorang perempuan yang berdiri dibelakangnya.

"Kamu kenapa nangis?" tanya perempuan itu, Gladys tersenyum kearahnya.

"Aku gak kenapa-napa kok ka, aku baik-baik aja. Kak? " ucapannya tak meyakinkan bahwa ia baik-baik saja.

Perempuan itu tersenyum menatapnya, mengusap pipi Gladys lembut menghapus air matanya.

"Aina," jawab Aina sambil tersenyum

"Kak Aina boleh aku peluk kakak?" Gladys memang mengenalnya.

Aina mengangguk "Dengan senang hati." ucapan Aina membuat Gladys menangis di bahunya.

"siapa nama kamu?" tanya Aina.

"Gladys kak." jawab Gladys terisak.

Gladys melepaskan pelukannya.

"Kenapa kakak mau peluk aku? Bahkan orang tua aku aja gak pernah mau peluk aku."

Ucapan Gladys membuat hati Aina berdenyut nyeri.

"Temen aku jauhin aku, guru juga gak suka sama aku." ucapnya dan airmatanya langsung berderai.

"kamu gak boleh ngomong gitu, banyak yang perduli sama kamu. Termasuk aku." ucap Aina tersenyum, senyuman yang menenangkan bagi Gladys.

"Hari ini aku ulang tahun kak, orang tua ku hanya merayakan untuk kembaranku dan melupakan aku."

"Selamat ulang tahun Gladys." ucap Aina tulus.

"Terima kasih kak, ucapan kakak membuat aku bertahan dan memiliki harapan untuk hidup." ucap Gladys tersenyum getir.

"Apa sebelumya kamu gak memiliki semangat hidup." tanya Aina.

Gladys menggeleng lemah.

"Aku punya penyakit kak, bahkan orang tua ku tak pernah mau mendengarkan keluh kesahku setiap malam." ucapnya lemah. Aina masih setia mendengarkan ucapan selanjutnya.

"setiap malam aku gak bisa tidur tanpa bantuan obat tidur, setiap dua minggu aku harus menjalani cuci darah. Dan untuk sebulan ini aku tidak melakukannya."

Aina tetaplah manusia, hatinya pun lemah. Dengan diam Aina menangis dan langsung memeluk Gladys.

"Kakak mau jadi teman Gladys?"

RETAK [Sudah Terbit]✓Where stories live. Discover now