10.💔

387K 43.6K 14.2K
                                    

[Follow follow follow]

Aku pernah bertanya padanya. Bagaimana jika aku pergi jauh darinya, dan ia menjawab

~: menunggumu kembali

***

Sedih, kecewa, dan pasrah adalah perasaan Gladys saat ini. Ia tidak terisak namun air matanya tetap jatuh.

"Aku benci air matamu yang menangisi orang yang tidak memikirkanmu," ucap Aldo dingin.

Gladys menoleh dan menatap Aldo dalam. Gladys menatap setiap sudut wajah Aldo.

"Tidurlah bersamaku malam ini," ucap Aldo membuat Gladys menggeleng.

"Tidak," ucap Gladys membuat Aldo tersenyum miring.

"Aku tidak mesum. Kamu kira kita akan tidur satu kamar?" ucap Aldo membuat Gladys mengangguk.

"Ya, kita akan tidur satu kamar. Aku ingin memeluk tubuhmu malam ini," ucap Aldo dengan entengnya.

"Gila," ucap Gladys membuat Aldo makin terkekeh.

"Kita tidur di apartemen milikku, aku ingin mengajamu melihat film bagus malam ini," ucap Aldo membuat Gladys menggeleng.

"Gak mau," ucap Gladys tegas.

Aldo tetaplah Aldo. Apapun yang ia inginkan harus terlaksana. Aldo tak menghiraukan ucapan Gladys, mobilnya tetap melaju menuju apartemen miliknya.

Mata Gladys terasa berat akibat banyak menangis. Matanya terpejam, detik berikutnya Gladys sudah sampai ke alam mimpinya.

"Saya akan buat semua orang menyesal karena telah menyakiti kamu. Saat saya bilang kamu milik saya, selamanya akan tetap begitu." ucap Aldo sambil mengusap rambut Gladys lembut.

Mobil Aldo terparkir asal di halaman apartemen. Satpam langsung menghampiri Aldo, semuanya paham dengan sifat bosnya yang seenaknya ini.

Aldo membukakan pintu Gladys lalu mengangkat tubuhnya. Gladys membuka matanya dan berontak minta diturunkan, namun Aldo tak perduli ia terus melangkahkan kakinya menuju kamar apartemen khusus untuknya.

"Turunkan aku," ucap Gladys sambil memukul dada bidang Aldo.

"Jangan berontak," ucap Aldo dingin.

Gladys sangat takut jika Aldo menatapnya atau berbicara dengan nada dingin.

Aldo membuka pintu kamarnya lalu menurunkan Gladys di sofa ruang tamunya.
"Besar sekali," gumam Gladys membuat Aldo menatapnya sebentar.

"Kalau kamu ingin kamar ini, aku akan berikan untukmu," ucap Aldo membuat Gladys memutar bola matanya malas.

"Kamu tidak bisa membedakan memuji dengan meminta ya," ucap Gladys kesal.

"Tak perduli," ucap Aldo lalu duduk di samping Gladys.

"Aku ingin mandi tapi gak bawa baju," ucap Gladys membuat Aldo tersenyum.

"Mandilah. Aku sudah belikan baju untukmu di lemari, dalamannya juga. Maaf aku gak tau ukurannya, kamu bisa pilih," ucap Aldo membuat Gladys menatapnya tajam.

Daebak! Dia itu psikopat atau cenayang sebenarnya? Semuanya sudah ia siapkan sebelum Gladys memintanya.

"Kenapa diam? Mau aku mandikan?" ucapan Aldo membuat Gladys menggeleng malu.

"Kamar mandinya di mana?" tanya Gladys melihat-lihat setiap sudut ruangan besar ini.

"Masuk saja ke kamar itu," tunjuk Aldo pada ruangan.

RETAK [Sudah Terbit]✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora