15.💔

355K 40.2K 7K
                                    

Aldo sudah bersiap dengan pakaian santainya. Tujuannya saat ini adalah menyelamatkan nyawa ibu dan anak.

lebih tepatnya menyelamatkan Cinta pertamanya yang kini sedang di ambang kematian oleh wanita yang gila dan tak punya rasa iba sama seperti dirinya sebenarnya, namun Aldo masih punya rasa empati untuk tidak melukai sesuatu yang dia inginkan dulu.

Gladys nampak aneh melihat Aldo yang buru-buru untuk pergi, tidak seperti biasanya Aldo bersikap buru-buru jika tak ada masalah.

"Kamu mau ke mana? "Tanya Gladys heran menatap Aldo.

"Kamu tetap di sini nanti aku akan menjemputmu, tolong kunci apartemen ini jangan keluar dan jangan berani kabur, "ucap Aldo tegas sambil mengambil dompetnya.

"Aku ingin ikut, kemanapun kamu pergi tolong ajak aku, "ucap Gladys sambil memeluk lengan Aldo.

"Aku takkan lama, jika kamu butuh sesuatu ambil saja black card yang aku letakkan di nakas. Jika kamu butuh uang ambil di brankas ambil sesukamu, Aku pergi dulu jangan nakal, "ucap Aldo sambil mencium kening Gladys penuh sayang.

Gladys menghentakkan kakinya kesal lalu mengikuti Aldo dari belakang dan mengantarnya sampai depan pintu, sebenarnya apa yang terjadi? sampai-sampai dia tak ingin mengajaknya, menyebalkan.

Aldo keluar dari apartemen dan menguncinya, lalu berjalan menuju lift untuk turun ke bawah. Tidak memiliki waktu banyak saat ini, wanita gila itu sudah menyewa 3 orang preman untuk memperkosa Cinta pertama Aldo, yang bernama Aina Talita Zahran wanita yang pernah meminta dirinya untuk datang ke rumah sakit dan menemui Gladys yang saat itu itu sedang melakukan cuci darah, jika bukan karena Aina mungkin Aldo takkan pernah bertahan dengan Gladys saat ini.

Aldo masuk ke dalam mobilnya lalu menjalankannya dengan kecepatan penuh, saat ini Aldo terlihat sangat khawatir namun wajahnya dibuat setenang mungkin.

Tujuannya saat ini adalah pergi ke rumah keluarga Aina atau lebih tepatnya pergi ke rumah suaminya.

"Yah mengapa macet sialan. "Ucap Aldo bergumam sambil memukul setir mobilnya.

Aldo memijit keningnya tangannya terulur mengambil handphone miliknya dalam kantong di harus segera menghubungi wanita gila yang bernama Liona.

Liona adalah sahabat kecil Aldo saat berada di Prancis, saat masih kecil Aldo Mama tinggal di sana bersama sang ayah, Liona dan Aldo memiliki kesamaan yaitu punya hasrat membunuh yang tinggi sampai-sampai mereka pernah membunuh 3 ekor kambing sekaligus dan mencincang nya hingga hancur tak berbentuk.

Namun Liona tidak selihai Aldo, wanita itu itu selalu ceroboh saat setelah membunuh sehingga saat dirinya berumur belasan tahun dia sudah ditangkap polisi karena membunuh orang.

Saat jalanan kembali lancar Aldo langsung menjalankan mobil dengan kecepatan penuh memperdulikan keselamatannya karena yang terpenting baginya adalah nyawa seseorang. Aldo memang sering membunuh atau menghilangkan nyawa seseorang tapi entah kenapa dan dorongan dari mana Aldo sangat takut terjadi apa-apa dengan Aina, sepertinya cinta itu belum sepenuhnya hilang, meski sedikit cinta itu tetap ada.

Aldo menekan nomor Liona di sana untuk menghubunginya sejauh mana dia menyiksa Aina.

"Apa kamu sudah memulainya? "Tanya Aldo to the point.

Terdengar tawa meremehkan dari ujung sana.

"Kamu tahu Aldo mangsa kali ini terlihat sangat ketakutan, aku semakin senang untuk membunuhnya apalagi aku datangkan tiga preman denganan badan yang begitu besar dia menangis histeris. Ah, rasanya tak sabar untuk menguliti tubuhnya," ucap Liona dengan nada yang begitu puas.

RETAK [Sudah Terbit]✓Where stories live. Discover now