32. 💔

274K 32.4K 10.4K
                                    

Kemarin adalah sebuah permainan, perasaanku tak pernah terbalaskan.

_Retak_

"Mars? Kamu disini?"

Gladys terkejut saat melihat kedatangan Marsel yang memeluk dirinya, Marsel hanya mengangguk lalu kembali memeluk tubuh Gladys. Dia mencium pucuk kepala kekasihnya itu.

"Menangislah, hari ini aku berikan kesempatan terakhir untuk kamu menangisi dirinya. Bagaimana aku bisa membahagiakan kamu, bagaimana bisa aku membantu kamu melupakannya, saat hati kamu masih sepenuhnya milik dia,"

Marsel ikut menangis, dia tak bisa melihat gadisnya seperti ini. Ribuan cara sudah dilakukan agar Gladys mampu untuk melupakan dia, namun setiap perlakuan manis yang dia keluarkan dan yang dia berikan itu malah mengingatkan Gladys kepada mantan kekasihnya itu.

"Jangan membenci takdir, aku tahu kalian berdua sama-sama mencintai, sebenarnya kalian juga enggak rela kalau harus saling melepaskan. Tapi kamu harus ingat, kisah cinta kalian itu rumit," Marsel mengusap air mata Gladys.

"Dia bilang dia tak pernah mencintaiku, lalu waktu panjang yang kita lalui itu apa? Ini sakit Mars, dadaku sesak," ucap Gladys sambil memukul dada Marsel.

"Apa kamu nggak bisa buat mencintai aku sama seperti dirinya? Kapan aku mendapatkan cinta yang dalam ini darimu? Aku sudah berusaha, sekuat mungkin aku ingin kamu melupakannya, Tapi semua nihil kamu benar-benar mencintai dia," ucap Marsel mengusap rambut Gladys.

"Aku udah coba buat lupain dia, Aku juga udah yakinin kalo aku benci sama dia, tapi cinta aku lebih besar daripada rasa benci itu," ucap Gladys benar-benar kecewa.

Marsel mengangguk, dia paham. Tidak mudah melupakan seseorang yang berarti dalam hidup, apalagi orang yang selalu menemani Galdys dari keterpurukannya hingga dia kembali mendapatkan keluarganya. Marsel juga sadar, seharusnya Aldo yang menikmati kebahagiaan ini, bukan dirinya. Namun, ini sangat sulit, prihal cinta yang dibatasi dinding besar yang menghalangi keduanya untuk bersama.

"Aku mencintaimu sungguh, sebelumnya aku tak pernah merasakan hal seperti ini. Tapi, saat bertemu kamu aku ingin membuat hatimu menjadi milikku. Gladys, ayo bangkit! Kita rangkai kebahagiaan kita," ucap Marsel mengeluarkan tangannya didepan wajah Gladys.

Gladys tersenyum lalu mengulurkan tangannya juga dan menggenggam erat tangan kekasihnya. Beruntungnya dia bisa mendapatkan seseorang yang menerima apa adanya dan sabar untuk mendapatkan cintanya.

Keduanya bangun dan langsung memeluk erat tubuh mereka masing-masing, kisah pilu yang Gladys alami membawa dirinya bertemu dengan seseorang yang mencintai dia dengan sepenuh hatinya juga. Benar, Tuhan akan menjauhkan yang baik dan akan mempertemukan dengan yang terbaik. Tuhan akan datangkan seseorang malaikat untuk mengembalikan hatimu utuh kembali, dia akan melindungimu dengan sepenuh hatinya dan mencintaimu sepenuh jiwanya.

Sedangkan di dalam restoran Aldo langsung turun dari podium dan berlari keluar mencari keberadaan Gladys, dia hanya ingin meminta maaf bahwa ini adalah skenario Yang Ayahnya buat demi menutupi aib keluarga. Semua orang sudah tahu bahwa Aldo sudah menikah, Tapi semua orang tak tahu bahwa Siska sedang mengandung anaknya.

Dia terdiam saat melihat Gladys memeluk erat tubuh lelaki di hadapannya. Dia tertawa pedih, ini memang salahnya. Untuk apa dia menjelaskan, keduanya sudah tak ada hubungan, Gladys juga sudah mulai mengikhlaskan dan membenci dirinya.

Mata Gladys sempat menatap Aldo, hatinya juga ikut sakit melihat dia yang tersenyum kearahnya. Gladys berjinjit dan mengalungkan kedua tangan di leher Marsel, hal itu sontak membuat Marsel membungkukkan badannya. Tanpa aba-aba, Gladys langsung melumat bibir Marsel dihadapan Aldo.

RETAK [Sudah Terbit]✓Where stories live. Discover now