E n a m

5.2K 310 0
                                    

"Alana lo udah sadar?"

Itu adalah hal yang pertama kali aku dengar setelah membuka mata, aku berada di ruang UKS dengan Ria yang berada di samping ranjang.

Mataku berpendar, mencoba mencari hal aneh yang tadi sempat aku lihat di kelas tetapi untungnya tidak ada hal aneh apapun yang aku lihat disini, hanya bisa melihat Ria bukan wanita menyeramkan bergigi runcing tadi.

Tapi mengapa tubuhku ini rasanya sakit semua, nyeri dimana-mana bahkan sekarang kepalaku rasanya berputar.

"Lo udah beneran nggak papa kan?"

Aku mengangguk, "Emangnya gue kenapa?"

"Tadi lo kerasukan Lan! Sampai lima jam tau nggak."

"Apa! Lo serius?"

Ria mengangguk, dan dari mimik wajahnya ia juga tidak terlihat tengah berbohong.

Namun, aku tadi benar-benar tidak bisa merasakan apapun setelah wanita bergigi runcing itu membuka mulutnya lebar.

"Lo tadi teriak terus habis itu ketawa sendiri terus nangis, Ale dan guru-guru nolong lo tapi tetep aja lama banget."

Aleandra? Bukankah dia berkata tidak ingin berurusan lagi denganku. Mungkin dia iba saja melihat aku dirasuki hantu menyeramkan bergigi runcing itu.

"Lo emang suka kesurupan ya Lan?"

Aku menggeleng, "Ini pertama kalinya."

Semenjak pindah ke Jakarta aku merasa semuanya menjadi aneh, awalnya aku sekali tidak pernah mengalami hal mistis padahal sekolah lamaku terkenal angker.

Tepi saat sudah pindah kesini, hal-hal mistis itu terus mengikutiku dan menjadi lebih parah dari hari ke hari. Mulai dari kejadian aku terbangun di gedung terbengkalai hingga hari ini yaitu pertama kali aku kerasukan.

"Kok bisa, lo ngelamun tadi atau apa?"

"Tadi ada perempuan menyeramkan di samping lo, giginya runcing dan lidahnya panjang, dia mungkin yang ngerasukin gue."

Ria mengangguk, entah dia percaya atau tidak, aku juga tidak peduli, yang penting aku sudah mengatakan apa yang aku alami.

"Gue mau bicara empat mata sama Alana!" entah sejak kapan Ale sudah berdiri di depan pintu UKS.

"Oke," Ria melangkahkan kakinya keluar tak lupa menutup pintu UKS agar kami berdua lebih leluasa mengobrol.

Aleandra melangkahkan kakinya lalu menjatuhkan bokongnya pada kursi yang berada di samping ranjang.

"Apa yang membuat lo berubah pikiran buat punya urusan sama gue?" tanyaku hati-hati, bukan bermaksud menghakimi, hanya bertanya dengan kalimat santai saja.

Tadi pagi dengan jelas Ale mengatakan tidak mau memiliki urusan denganku, tetapi tadi dia menolongku dan sekarang pergi menemuiku.

Mungkin saja dia iba melihatku sehingga berubah pikiran.

"Karena lo butuh bantuan, gue emang nggak akan bisa bantu banyak, tetapi seenggaknya bisa buat lo paham dengan apa yang saat ini terjadi."

Aku tahu maksudnya, Ale pasti tahu sesuatu di balik kejadian mistis yang beruntun menimpaku ini.

"Emangnya apa yang saat ini terjadi?"

"Lo udah punya sebuah tanda dari seorang iblis."

Aku hanya bisa mengernyitkan dahiku sangking tidak mengerti dengan pertanyaan itu.

"Gue nggak ngerti apa maksudnya?"

Ale terlihat menghela nafasnya, "Dalam diri lo ada sebuah tanda yang mengikat pada seorang iblis. Ikatan itu semakin erat, itulah penyebab lo bisa lebih sensitif dan kerasukan."

Ikatan dengan iblis? Aku benar-benar tidak mengerti.

"Ada bayangan yang melintas setelah itu gue bisa liat semua mahluk halus yang di kelas, perempuan, anak kecil sama mahluk besar."

Sama seperti di gang waktu itu, ada mahluk bayangan hitam yang melewatiku baru aku bisa melihat kakek tua, anak kecil di tiang dan seorang wanita. Setelah aku pingsan aku baru kehilangan kemampuan untuk melihat mereka lagi, tetapi perbedaannya waktu itu aku tidak kerasukan.

"Ya, lo udah mulai sensitif dan ke depannya akan semakin terbuka."

"Jadi maksudnya, nantinya gue bakalan bisa lihat mereka semua?"

Aleandra mengangguk.

"Gue nggak mau, tolong gue Ale!"

"Gue udah bilang, kalau gue nggak bisa banyak membantu."

"Tapi ngomong-ngomong soal ikatan iblis yang lo bilang, apa itu berbahaya?"

"Itu justru inti masalahnya Lan! Jiwa lo udah terikat dan mungkin nggak akan bisa lepas."

Setahuku orang biasanya menjual jiwanya pada iblis untuk mendapatkan sesuatu, entah itu harta, jabatan atau lain sebagainya. Lalu setelah orang itu mati, ia akan menjadi pengikut dari iblis itu selamanya.

Sedangkan aku tidak pernah membuat perjanjian dengan seorang iblis, bahkan memikirkan untuk berjalan sejauh itu saja tidak sama sekali. Selama ini hidupku baik-baik saja tanpa masalah dengan hal gaib seperti ini.

Lalu apakah ada seorang iblis yang sekurang kerjaan itu main mengikatku seenaknya?

"Gue nggak pernah punya hubungan apapun sama iblis, setan atau apapun itu."

"Mau nggak gue bawa ke seseorang yang bisa menjelaskan semuanya dengan lebih jelas?"

Aku mengangguk, tentu saja aku sangat mau karena sejujurnya sulit sekali untuk mempercayai apa yang Ale katakan. Namun, kenyataannya memang aku terkadang bisa melihat mereka yang tak kasat mata.

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Dont forget to click the vote button!

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.

Pengantin IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang