D u a P u l u h D u a

4.1K 289 2
                                    

"Bun, apa beneran ini foto janin?"

Aku memperlihatkan layar ponsel yang menunjukkan hasil fotoku pada Bunda, saat ini kami baru saja tiba di rumah. Kedua mata bunda nampak membola melihat foto itu, mungkin memang benar itu adalah janin.

"Ini janin yang berusia 12 minggu, kamu lihat ini di ruangan dokter Reno?"

Aku mengangguk, "Iya Bun, ini janin dari Indira, pasien yang dibunuh sama dokter Reno. Ada dua mayat juga disana, tapi aku nggak berani lihat, Bun."

"Keterlaluan! Bagaimana bisa ada manusia sekejam itu?"

Miris memang, melihat secara langsung kenangan saat bagaimana Indira di perkosa dengan sangat kasar dalam keadaan hamil, hatiku sangat sakit melihat kejahatan di depan mataku, pokokknya dokter itu harus di adili se adil-adilnya. Seorang dokter itu memiliki tugas yang mulia untuk menyembuhkan orang sakit dan memberikan mereka sebuah senyuman, bukannya menyiksa secara tidak manusiawi bahkan sampai meninggal.

Dokter Reno membuat janin Indira sebagai pajangan dalam stoples kaca dan menyimpan mayatnya di dalam pendingin, diberi formalin dan pewangi, mungkin tujuannya agar tetap awet atau dokter Reno kesusahan membawa mayat itu keluar dari rumah sakit, selain bau menyengat mayat itu berat dan pastinya akan mudah ketahuan oleh orang sehingga ia baru berhasil membawa satu mayat dari tiga korbannya.

"Besok bunda aja yang buat laporan ke polisi, bunda bakal pastiin dokter Reno dihukum seberat-beratnya."

Aku mengangguk setuju dengan ucapan Bunda, bagaimanapun laporan ke polisi jika orang dewasa yang melakukannya akan lebih cepat diproses daripada aku, aku hanyalah seorang anak SMA yang belum pasti dipercayai jika membuat sebuah laporan ke kantor polisi. Harapanku hanyalah dokter Reno bisa diadili dengan seadil-adilnya, Aku tidak mau kasus serupa terjadi lagi, terlebih korban dari dokter Reno tidak hanya satu sudah ada tiga orang yang meninggal karenanya.

"Iya, Bun. Makasih ya Bunda udah banyak membantu."

"Nggak masalah, hal ini menyangkut tentang hidup seseorang ... ngomong-ngomong kamu tahu dari mana tentang ini."

"Aku bertemu dengan hantu Indira, aku iba dan ingin menolongnya ternyata kisahnya begitu tragis."

Bunda terlihat kaget mendengar pernyataanku aku tahu bunda tidak skeptis dengan hal-hal seperti ini tetapi ya pasti juga lumayan terkejut." Kamu serius dengan ucapan kamu?" Aku mengangguk."

"Iya Bun Memangnya dari mana lagi Alana bisa tahu."

"Lalu di mana hantu itu sekarang." Tanya bunda penasaran.

"Dia ada di gudang pun Bun."

"Jangan-jangan yang Bunda dengar hantu nyanyi itu? "

Yang Bunda maksud adalah suara Annaliese waktu itu, tentu saja bukan karena itu adalah Annaliese bukan Indira.

"Bukan itu beda lagi Bun!"sanggahku.

"Emangnya ada berapa banyak hantu di rumah kita ini?"

"Nggak banyak kok, Bunda tenang aja mereka nggak jahat jug, justru manusia lebih jahat jika dilihat seperti halnya dokter Reno."

Bunda mengangguk setuju dengan apa yang aku ucapkan, kelakuan dokter Reno memang tidak akan bisa dimaafkan baik oleh keluarga atau bahkan oleh orang luar yang menganggap kejadian itu begitu memilukan, dia pantas dihukum seberat-beratnya.

***

"Hari ini Bunda buat laporan ke polisi tentang kejahatan dokter itu, dia bernama dokter Reno Adrian seorang dojter umum. Bukan hanya satu korbannya tetapi sebelum Indira ada dua orang lainnya, mayat mereka disembunyikan di kotak pendingin yang ada di ruangannya. Sedangkan janin Indira dimasukkan ke dalam stoples lalu ia pajang di dalam lemari."

Perbuatan dokter Reno sudah seperti psikopat yang ada di film-film saja, perlakuannya begitu mengejutkan untuk ukuran seorang dokter yang seharusnya menolong dan melindungi pasien.

Aku melihat sedikit keterkejut di wajah Ale, meski tidak nampak ketara tapi dia pasti ada rasa terkejut mendengarkan cerita yang begitu memilukan seperti ini." Jadi semalam lo ke sana cari buktinya sendiri? "

Aku mengangguk sebagai jawaban, "Sama bunda juga sih, bunda jagain di luar."

"Alana lo Nggak sadar kalau itu bahaya banget?"

"Gue udah bilang sama Bunda kok, aman-aman aja buktinya sekarang gue di sini."

"Tapi itu bahaya buat lo! Karena lo orang baru yang belum banyak paham tentang hal seperti ini, gimana kalau ada Iblis jahat yang lukain lo."

Aku paham maksud Ale, rumah sakit di malam hari itu lebih menyeramkan daripada tempat lainnya, apalagi bangsal itu jarang dipakai, jadi akan lebih banyak kemungkinan akan ada iblis jahat yang beraksi. Kenyataan jika aku tidak bisa membedakan mana energi negatif dan mana yang positif menjadi faktor yang patut di khawatirkan, tetapi buktinya tidak ada kekuatan jahat yang melukaiku sih.

Lagi pula jika ada yang melukaiku aku sama sekali tidak takut karena aku yakin Adamir akan datang disaat aku berada dalam bahaya, saat pertama kali kami bertemu dia mengusir hantu yang akan menyerangku di kamar, ia juga membersihkan kamarku agar memiliki energi netral. Lalu pertemuan terakhir kami adalah saat aku nyaris mati, dia datang dan menyelamatkanku.

"Lan lo denger gue kan?"

Pertanyaan Ale itu membuat lamunanku buyar seketika, "Iya gue denger, lo harusnya ajarin gue juga cara bedain energi hantu."

"Kalau masalah itu lo bakal tahu seiring berjalannya waktu."

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Dont forget to click the vote button!

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.

Pengantin IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang