T i g a P u l u h E n a m

4.2K 312 47
                                    

Setelah tadi meminta alamat rumah Aleandra pada wali kelas, tibalah aku disini. Sebuah rumah dengan tiga lantai yang memiliki desain mewah. Memastikan lagi alamat yang kutulis di catatan, rupanya memang tidak salah.

Aku mendekat ke arah pagar dan beberapa kali memencet bel disana, setelah beberapa menit, baru muncul seorang lelaki paruh baya yang membuka pintu.

"Cari siapa Neng?"

Tanyanya dengan cepat menggeser sedikit pagar itu.

"Aleandranya ada?"

"Oh temannya den Aleandra? Ada kok Neng, masuk saja."

Aku mengangguk dan mengikuti langkah lelaki paruh baya itu, tidak menuju ke ruang tamu tetapi justru melewati garasi sehingga sekarang di depanku adalah taman terbuka dengan kolam renang yang cukup besar.

"Itu den Aleandra disana, Neng."

Bapak itu menunjuk pada sebuah ruangan di lantai dua yang di sekelilingnya adalah kaca, sehingga terlihat ada beberapa sofa berjajar. Jika dilihat dari sini, itu terlihat seperti ruang santai sangat nyaman karena menghadap langsung ke pemandangan di kota.

"Neng lurus saja, nanti kalau ada tangga langsung naik."

Aku mengangguk, "makasih ya Pak."

Mengikuti instruksi itu, aku melangkahkan kakiku melewati taman dan kolam renang itu, dan tiba di bangunan yang terpisah dari bangunan utaman yang memiliki lantai tiga itu. Bangunan terpisah ini hanya memiliki dua lantai dengan tangga yang berada di luar.

Aku langsung menaiki tangga itu dan sampai di atas, tetapi langkahku terhenti di depan pintu masuk yang terbuat dari kaca.Ruangan ini seluruhnya terbuat dari kaca sehingga bisa melihat sisi manapun bahkan sampai pintunya juga.

Hal yang membuatku berhenti adalah disana Aleandra tidak sedang sendiri, melainkan ada seseorang lagi. Tidak asing, dia adalah Gea yang tadi baru saja dibicarakan.

Mereka terlihat tengah mengobrol, Aleandra duduk membelakangiku dan Gea terlihat sangat fokus berbicara. Dalam jarak ini aku tidak begitu jelas mendengarnya karena memang ruangan ini sangat luas.

Jadi, apakah gosip itu benar? Aleandra menghamili Gea? Aku tidak menyangka jika ini adalah kenyataannya. Kejutan yang bukan main sih ini.

Kulihat pandangan Gea tertuju padaku dia memang tiba-tiba menjadi diam saja, mungkin Aleandra menyadari perubahan Gea sehingga juga ikut mengalihkan pandanganya.

Alexandra terlihat langsung beranjak dari duduknya, "Alana, kok Lo bisa ada disini?" ucapnya begitu tiba di hadapanku.

Rona wajah Aleandra sudah tidak pucat, sepertinya alasannya tidak masuk sekolah hari ini bukan seperti dugaanku yang mengira dia masih sakit. Melihatnya baik-baik saja seperti ini membuatku malu karena menenteng keranjang buah di tangan.

"Gue kira Lo masih sakit soalnya hari ini nggak masuk lagi."

"Gue udah sembuh kok Lan, cuma ada sedikit masalah aja makanya nggak masuk."

Sedikit masalah katanya? Aku tertawa dengan jawabannya ini.

"Sedikit masalah? Udah kaya gitu Lo masih bisa bilang sedikit masalah?"

Aku melihat sedikit raut keterkejutan di wajah Aleandra.

"Lo tau?"

Aku mengangguk, "gue nggak nyangka aja Le, Lo bisa lakuin hal seketerlaluan ini!"

"Tunggu, maksud Lo?"

"Lo hamilin Gea kan?" ucapku setengah berbisik, walau sebenarnya aku yakin dalam jarak ini Gea tidak mungkin bisa mendengar pembicaraan kami.

Aleandra justru terkekeh, dia menyeretku keluar dan menutup pintu. Menuruni tangga, hingga sekarang kami berada di tengah-tengah tangga.

Aleandra duduk di anak tangga, akupun mengikutinya.

"Bisa-bisanya Lo diem aja nggak tanggung jawab, sampai udah lima bulan gitu? Lo nggak mikirin giman—"

Aku baru mulai berbicara tetapi Aleandra memotongnya.

"Gue nggak ngapa-ngapain Lan, bukan gue lah bapaknya."

"Terus siapa?"

"Justru itu masalahnya."

"Terus ngapain dia disini?"

Aleandra diam sebentar, ia seperti ragu akan menceritakan masalah ini atau tidak.

"Gue ceritain karena gue percaya rahasia ini akan berhenti di Lo."

Ya kami sudah kenal cukup dekat, jika dibandingkan dengan Ria dan teman-teman lainku. Bisa kubilang aku justru lebih dekat dengan Aleandra.

"Lo bisa percaya sama gue."

"Jadi Gea itu anaknya ART sama supir disini, awalnya Gea nggak mau lanjutin sekolah karena biaya, mama yang kasihan akhirnya membiayai sekolah Gea, jadi Gea tinggal disini dan beberapa kali gue barengin dia kalo berangkat."

Pantas saja terdengar gosip jika tentang Aleandra dan Gea ini. Selama ini bahkan tidak satu orangpun yang tahu jika Gea adalah anak pembantunya Aleandra. Aku kagum dengan Aleandra, dia memperlakukan Gea tanpa membedakannya sedikitpun.

"Tadi malem tiba-tiba Gea berusaha bunuh diri dengan nyayat nadinya. Untung cepat dibawa kerumah sakit dan langsung ditangani. Tapi Gea nggak mau cerita sama sekali tentang masalahnya, bahkan sama kedua orang tuanya ... terus gue justru dengar kabar dari temen kalo Gea hamil. Gue tanya dong ke dia tentang kebenarannya dan ternyata benar. Alasan Gea mau bunuh diri karena dia udah hamil lima bulan."

"Terus yang hamilin siapa?"

Aleandra menggeleng, "justru itu Lan, gue daritadi pagi lagi paksa dia buat ngaku, karena kalo masalah ini nggak selesai gue yakin Gea bakal lakuin hal bodoh lagi seperti mengulangi bunuh dirinya."

"Dia nggak ngaku?"

"Nggak ada jawaban apapun."

"Terus apa orang tuanya udah tau tentang kehamilan Gea?"

"Mereka nggak tahu, Lan."

"Gimana kalo gue coba ngomong sama dia?"

Kita sesama wanita, mungkin Gea tidak mau begitu terbuka dengan Aleandra yang seorang lelaki.

"Ya, biar masalah ini langsung selesai."

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Don't forget to click the vote button!

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.

Pengantin IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang