S e m b i l a n B e l a s

4.7K 284 0
                                    

Begitu mendapatkan kesadaranku kembali, kudapati wajahku sudah basah dengan air mata, Ale menyambutku dengan tatapan penuh tanyanya. Membutuhkan waktu beberapa menit agar aku bisa menormalkan emosiku, bagaimanapun melihat kejadian live yang begitu menakutkan secara langsung di depan mata sangatlah mengerikan, perbuatan bejat dokter itu terekam jelas dalam ingatanku.

"Apa aja yang lo lihat?"

Aku menghela nafas dalam, menetralkan diriku yang tidak sedang baik-baik saja. Mencoba menghapus semua hal yang tadi aku lihat, tapi nyatanya itu tidaklah berhasil sama sekali.

"Namanya Indira, dia diperkosa sampai mati dalam keadaan hamil." cicitku pelan.

"Dendamnya yang menginginkan keadilan pasti membuat arwahnya harus tertahan disini," ucap Ale.

Jika memang seperti itu maka akan sulit, melaporkan dokter ke kepolisian tentu membutuhkan banyak sekali bukti, tidak bisa asal tuduh begitu saja. Tetapi melihat bagaimana kelakuan bejat dokter itu, aku sebagai sesama wanita menginginkan Indira mendapat keadilan. Pemerkosaan sekaligus pembunuhan yang dilakukannya itu, tidak bisa dimaafkan begitu saja. Meski sulit aku akan berusaha membantunya.

"Kita harus membantunya, Ale. Dokter itu jahat banget."

Melihat sikap dokter yang begitu terencana dan tidak panik sama sekali setelah melihat banyak darah keluar dari kewanitaan Indira, membuktikan jika ia bukan baru kali ini berbuat mesum kepada pasiennya.

Aku memerhatikan sekitar, baru sadar jika sekarang ini hanya ada kami berdua di kamarku, tidak ada lagi hantu Indira dan juga Annaliese.

"Dimana Annaliese?"

"Dia membawa hantu itu ke gudang," jawab Ale.

"Kita mungkin bisa tanya sama dia dimana rumah sakit dan nama dokternya."

"Itu masalahnya, dia nggak bisa diajak komunikasi langsung, harus menggunakan media seperti tadi. Dan gue yakin ingatannya hanya sebatas yang tadi lo lihat, setelahnya dia meninggal dan nggak tahu apa-apa lagi."

Kerjaan hantu Indira itu hanya menangis dan jika berucap pun hanya meminta tolong. Ini yang menyusahkan kami. Tapi ada kemungkinan jika ditenangkan dan diajak bicara pelan-pelan, Indira bisa sadar. Belum tentu juga sih, pasalnya tidak semua hantu memiliki pikiran waras seperti Annaliese.

Kalau aku sih jelas tidak bisa mewaraskannya, seperti yang terjadi kemarin, tetapi jika itu Aleandra mungkin bisa, tadi saja Indira bersedia berhenti menangis untuk sebentar. Entah apa perbedaan kalimat Ale denganku sehingga hantu itu menurut atau mungkin saja Ale mempunyai kemampuan khusus.

"Kan Indira cuma nangis kaya gitu, kalau misalnya ditenangkan dan diajak bicara baik-baik, bisa nggak sih, Le?"

"Nanti gue coba," ucapnya pelan.

Aku mengangguk, semoga saja bisa. Pasalnya tadi hantu Indira tidak memperlihatkan nama rumah sakit, hanya settingnya saja yang berada di kamar rawat. Sedangkan wajah dokter itu aku mengingat dengan sangat jelas, karena ia sempat membuka maskernya.

"Gue ke gudang, coba komunikasi sama dia, lo disini aja lo pasti kecapean kan habis jadi media."

Menjadi media yang dimaksud bukan menjadi media untuk aku dirasuki, tetapi aku diperlihatkan secara langsung kejadian meninggalnya Indira. Meski seperti itu aku merasa tubuhku ini lelah, dan pegal-pegal.

"Gue ingat wajah dokternya, gue coba gambar kali ya."

"Bagus tuh, gambar aja." setelah mengatakan itu Ale beranjak pergi dari kamarku.

***

Jariku menelusuri setiap bagian dari wajah tampan dalam lukisanku itu, kulit putih bersih yang cenderung pucat, hidung mancung dan juga mata semerah darah yang justru nampak memukau. Entah ide dari mana, setelah tadi selesai menggambar wajah dokter itu, aku berkeinginan melukis wajah milik mahluk yang bukan dari bangsa manusia ini.

Ketampanan itu seakan memabukkan, tetapi aku tetap berusaha untuk tidak jatuh pada ketampanan itu. Bisa saja itu hanyalah tipuan, katanya kan iblis bisa merubah bentuknya dalam sekejab, meski bisa mengelabuhi orang tetapi itu tidak akan lama karena ia akan kembali ke bentuk semula lagi, itu masuk akal sih. Selama ini pertemuanku dengan Adamir selalu singkat, bahkan yang terkahir kali saat dia menyelamatkanku juga sebuah pertemuan singkat. Mungkin nanti saat ulang tahunku yang ke 17 barulah aku bisa memiliki waktu yang lama, melihat bagaimana bentuk aslinya.

Ceklek,

Begitu mendengar suara pintu terbuka, aku buru-buru menyimpan lukisanku agar tidak terlihat. Aku mengambil gambar dokter yang tadi sudah ku gambar, untung saja aku memiliki sedikit keahlian dalam mengambar sehingga wajah dalam gambar itu masih bisa dikenali.

"Ini gambar dokternya," ucapku seraya menyerahkan kertas di tanganku.

Ale menerimanya, menatap sekilas gambar itu lalu menganggukkan kepalanya.

"Gimana, lo udah berhasil komunikasi sama hantu Indira?"

"Susah banget," jawabnya tidak puas.

"Apa aja jawaban yang lo dapatkan?"

Tadi memang Ale sempat mengatakan jika berbicara dengan hantu Indira membutuhkan media, mungkin dia akan kesulitan bahkan setelah ia menenangkan tangis dari Indira. Setiap hantu memiliki ciri khasnya tersendiri, begitu juga dengam Indira.

"Mayatnya dibawa sama dokter itu, katanya ia ingat masih samar-samar sebelum nafas terakhirnya dokter itu menyeret tubuhnya ke suatu tempat."

"Cuma itu?"

Ale mengangguk, "Sepertinya untuk saat ini yang paling melekat di ingatannya adalah saat dia meninggal. Hantu dengan kondisi mental tidak stabil seperti itu biasanya hanya mengingat bagian paling penting saja dalam dirinya, barulah seiring waktu ia akan mengingat semuanya, itupun jika ia melupakan dendam dihatinya, jika tidak maka ia akan menjadi arwah jahat."

Aku mengangguk mengerti, Annaliese juga pernah bercerita jika hantu iti dibiarkan dengan dendam di hatinya terlalu lama, maka bukan jalan pulang yang ia temui, melainkan ia akan terkena energi negatif dan justru akan menjadi roh jahat. Menyeramkan bukan, dunia perhantuan ini.

"Jika jasadnya disembunyikan dokter, otomatis keluarganya bakalan cari dia."

"Bener, kita cari di internet atau koran-koran mengenai kabar orang hilang."

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Dont forget to click the vote button!

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.

Pengantin IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang