T i g a P u l u h S a t u

3.2K 252 13
                                    

Mohon maaf semuanya saya ternyata baru bisa up karena ada suatu hal yang em, susah dijelaskan. Pokoknya doain aja ya up bab selanjutnya bisa lancar-lancar.

Happy reading ❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥

















╭❃͜͡❁ཻུ۪۪⸙──────────╮

    The Demon Bride

╰──────────❃͜͡❁ཻུ۪۪⸙╯


Hari Minggu adalah hari yang bisa dibilang sedikit menyenangkan dan tidak menyenangkan. Menyenangkan karena aku bisa terlepas dari rutinitas belajar sehari-hari dan tidak menyenangkan karena di hari Minggu ini aku harus mati kebosanan dirumah.

Memang keluargaku bukanlah keluarga yang bisa pergi liburan setiap weekend, itu karena pekerjaan kedua orang tuaku yang hari Minggu tidak libur. Bunda seorang dokter yang bekerja dengan shift, libunya tidak menentu sedangkan ayah, dia memang libur akhir pekan tetapi ayah lebih sering menggunakan waktu liburnya untuk bekerja.

Menghela nafas pelan, aku langsung menutup komik yang berada di tanganku. Memang belum habis kubaca tetapi aku sudah bosan dengan alur cerita yang semakin memutar-mutar saja.

Aku mengambil ponsel yang tergeletak di sampingku, rupanya ada banyak sekali notifikasi yang menunjukkan panggilan tidak terjawab dari Aleandra. Ada sekitar sepuluh panggilan tidak terjawab darinya.

Ada apakah gerangan?

Tidak menunggu lama lagi, aku langsung mendial nomor itu untuk balik memanggilnya. Cukup lama nada sambung terdengar, tetapi itu tidak kunjung diangkat, hanya menyisakan sebuah panggilan tidak terjawab.

Baru saja akan kembali mendial nomor itu, tetapi sebuah ketukan di pintu membuatku mengurungkannya. Aku segera beranjak dari sofa, melangkahkan kaki menuju ke arah pintu depan.

Begitu membuka pintu, ternyata itu adalah Aleandra.

"Ale ada apa? Sini masuk dulu," ajakku.

"Lan nanti malam adalah malam satu suro, sedangkan sekarang tubuh Lo wangi banget. Ayo kita cari tempat aman," ucapnya terlihat tergesa.

Beberapa orang memang masih mempercayai tentang kehororan malam satu suro karena dianggap sebagai hari rayanya para mahluk halus. Untukku sendiri antara percaya atau tidak dengan itu, tetapi aku tetap menghormati mereka yang percaya

"Apa itu beneran bahaya Le?"

Aleandra mengangguk, "Lo sekarang seakan magnet yang sangat kuat bagi mereka. Rumah ini memang sekarang memiliki energi lain sehingga Annalise pun tidak bisa sembarangan berkeliaran, tapi gue nggak yakin itu bisa menghalau mereka." Aleandra memberikan jeda sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Mungkin kalung itu bisa melindungi Lo tapi gimana jika semua yang terpanggil nggak bisa dikendaliin? Bisa saja itu membahayakan keluarga Lo bahkan sampai tetangga-tetangga Lo?"

"Sebegitu parahnya?"

"Malam satu suro nggak bisa disepelekan Alana, mereka semua akan benar-benar datang ke Lo karena wangi yang nggak biasa."

Mungkin yang Aleandra katakan itu benar, jika mereka datang terlalu banyak, maka tidak hanya bisa membahayakanku tetapi keluargaku atau bahkan bisa sampai tetangga-tetangga yang berada di sekitar rumahku.

"Lalu kita cari tempat aman dimana?"

"Rumah kakek Teja, disana jauh dari pemukiman dan tentunya lebih aman."

Rumah kakek Teja adalah yang pertama kali aku datangi dengan Ale saat setelah aku kerasukan dulu. Memang tidak berada di tengah kota dan jauh dari pemukiman, tetapi di malam hari kuyakin rumah itu akan sangat menyeramkan.

"Bukannya disana lebih seram?"

"Percaya sama gue Alana, setidaknya disana ada kakek Teja jika nanti terjadi hal buruk," ujarnya meyakinkanku.

Sebenarnya tanpa diminta, aku sudah jauh lebih dulu percaya pada Aleandra. Bagaimana tidak? Selama ini Aleandra selalu membantuku, orang yang awalnya sama sekali tidak peduli dan selalu menghindar sekarang bisa begitu melindungiku.

Entah apa alasan Aleandra, tetapi bisa kurasakan jika dia adalah seseorang yang tulus.

"Alana kita udah enggak punya waktu lagi, ini udah jam empat, kita harus tiba disana sebelum petang."

Aku masih diam seperti orang bodoh, karena jujur saja aku masih terlalu bingung. Satu sisi aku merasa jika Aleandra sedikit berlebihan tetapi di sisi lain aku juga takut dengan apa yang dibicarakan olehnya.

"Nanti kamu telfon orang tua kamu buat ijin nginep, yang penting sekarang kita cepat pergi."

Pada akhirnya aku mengangguk, segera menutup pintu rapat dan mengikuti Aleandra menuju motornya.

***

Pukul empat lebih empat puluh lima menit kami tengah berada di depan sebuah minimarket. Perjalanan menuju ke rumah kakek Teja masih membutuhkan waktu sekitar empat puluh lima menit tetapi soalnya hujan turun sangat deras yang mengharuskan kita berteduh disini.

Aleandra datang dengan kantong plastik dan juga dua buah jas hujan di tangannya. Dia tadi memang mengatakan akan pergi membeli jas hujan di minimarket ini.

Aleandra menghela nafas pelan, "maaf ya Lan, harus ngajak Lo terobos hujan deras gini. Tapi kita udah beneran nggak punya waktu banyak lagi."

Wajah Aleandra nampak menunjukkan raut bersalah, tetapi bukankah seharusnya aku yang meminta maaf. Aleandra ini yang menolongku sampai rela hujan-hujanan seperti ini, seharusnya aku yang minta maaf.

Baru saja akan menjawab pertanyaannya, Aleandra sudah menyodorkan jaket yang tadinya ia pakai kepadaku.

"Pakai biar Lo nggak kedinginan," ucapnya.

"Enggak kok, gue nggak kedinginan."

Aku mengenakan pakaian berlengan panjang, yah meski tidak begitu tebal tetapi bisa membuatku tidak kedinginan. Justru Aleandra yang hanya mengenakan sebuah kaos putih berlengan pendek.

"Pakai, Lan!" ucapnya sedikit memaksa.

Mungkin karena aku tidak kunjung menerimanya, Aleandra langsung menyampirkan jaket itu sehingga menutupi tubuhku.

Aleandra juga menyerahkan "Ayo pakai sekalian jas hujannya, kita segera berangkat."

Pada akhirnya aku memakai dengan benar jaket Aleandra lalu lanjut memakai jas hujan yang dia berikan.

Aku dan Aleandra bergegas menaiki motor, jenis motor sport miliknya ini membuatku sebagai penumpang tentu berada di posisi yang lebih tinggi.

"Lan kalau ada apa-apa bilang gue ya," ucapnya sesaat sebelum melajukan motornya.

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Don't forget to click the vote button!

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.



Pengantin IblisWhere stories live. Discover now