L i m a B e l a s

4.7K 307 0
                                    

Aku merasakan sebuah tangan bertengger di punggung dan bawah lipatan kakiku, menarikku dari gravitasi bumi dan juga menjauhkanku dari para mahluk menyeramkan yang siap menyantapku. Kedua sayap hitam itu mengepak lalu terbang begitu indah menuju balkon yang tadinya menjadi tujuanku sebelum terjatuh. Sejenak aku terpaku pada kelereng merah yang juga tengah menatapaku lekat, tetapi itu tidak bertahan lama karena selanjutnya aku membenamkan wajahku di pelukannya. Menumpahkan semua tangisanku agar hatiku cepat lega.

Sebuah usapan pelan di kepalaku membuatku sedikit lebih tenang, saat aku melepaskan pelukan tangannya menghapus air mata di pipiku. Tangan dingin itu tidak membiarkan air mataku menetes lebih deras lagi. Jika tidak ada Adamir, sudah dipastikan aku akan berakhir mejadi santapan mahluk-mahluk menyeramkan itu.

"Jangan mudah percaya dengan siapapun, yang terlihat baik terkadang adalah yang paling jahat." ucapan itu terdengar datar, tetapi entah mengapa aku bisa merasakan emosi pada kalimat itu.

"Te-terima kasih," ucapku tulus.

Adamir membuka pintu yang kuyakin itu adalah jalanku untuk kembali, "Kembalilah."

"Ada yang ingin aku tanyakan, bolehkah meminta waktumu sebentar?"

"Tidak sekarang, kau tidak bisa berada di alam ini terlalu lama."

"Lalu kapan? Bagaimana caranya aku bisa menemuimu lagi?"

"Pada hari lahirmu yang ke tujuh belas ... sekarang kau harus cepat kembali."

Aku mengangguk, melangkahkan kakiku melewati pintu berisi ruangan gelap. Terus melangkah hingga aku tidak bisa lagi merasakan kakiku karena sekarang rasanya aku tengah berbaring. Setelah membuka mata yang kulihat adalah langit-langit kamarku, ada Annaliese yang berdiri di samping ranjang.

"Kenapa kau harus berhasil melewatinya, seharusnya kau tidak usah berhasil agar aku bisa mengambil alih tubuhmu."

Ucapan Annaliese itu membuatku tersentak, benar kalimat Adamir, jangan mudah percaya dengan siapapun, yang terlihat baik terkadang adalah yang paling jahat, rupanya itu memang nyata, tadinya Annaliese ini terlihat baik dan sama sekali tidak memiliki aura negatif tetapi buktinya ia juga yang telah menjebakku.

Aku bangkit dari ranjangku lalu mendengus kesal, "Rupanya wajahmu saja yang cantik, tetapi hatimu jahat!"

"Aku tidak jahat, jika aku jahat maka wujudku sudah akan berubah menjadi menyeramkan. Semakin menyeramkan wujud suatu mahluk, maka mahluk itu semakin jahat."

"Jelas-jelas kau ingin menguasai tubuhku dengan membuatku harus melewati papan kecil itu, bagaimana bisa itu disebut tidak jahat?"

Annaliese menggeleng, "Itu adalah bayaran yang harus kau bayar setelah menemui nyai Rukmini, aku disini hanya menunggu antara kau berhasil atau tidak tanpa menyentuh ragamu. Jika kau tidak berhasil dan jiwamu hancur barulah aku akan memakai ragamu, karena saat itu ragamu sudah kosong."

"Itu sama saja!"

"Kau tidak pernah tahu bagaimana rasanya hidup tanpa ada yang bisa melihat, hidup berteman dengan sepi untuk menunggu waktu kembali. Aku ingin juga hidup seperti manusia biasa, tidak seperti ini terus."

Aku melihat gurat kesedihan hadir di wajah Annaliese, berbeda jauh dari wajahnya yang tadi. Aku paham bagaimana kesepian yang dialami oleh Annaliese, jika aku diposisinya dan harus hidup selama bertahun-tahun menjadi hantu tanpa memiliki seorang teman, pasti bosannya luar biasa, menjadi seseorang yang tak terlihat dan tidak memiliki teman berbicara, aku tidak bisa membayangkannya.

Para mahluk lain yang menginginkan sebuah tubuh juga pasti memiliki tujuan yang sama seperti Annaliese ini, memiliki keluarga baru dan kehidupan baru yang lebih menyenangkan tentu saja sangat diinginkan oleh mereka. Tetapi tetap saja itu adalah hal yang salah, merebut dari orang yang masih hidup itu adalah kesalahan besar.

"Kau tidak perlu melakukan itu, bukankah aku sekarang bisa melihatmu? Aku akan menjadi temanmu Annaliese."

"Aku sudah akan mencelakaimu dan kau masih percaya padaku?"

Aku mengangguk, aku masih bisa percaya jika Annaliese ini tidaklah benar-benar jahat. Buktinya adalah dirinya tidak langsung mengambil alih tubuhku dan menungguku untuk bisa atau tidak melewati papan itu. Annaliese ini memang sangat ingin memiliki sebuah tubuh jadinya segala cara ia lakukan.

"Mari kita berteman, dengan begitu kau tidak perlu berbuat jahat seperti tadi hanya untuk mendapatkan sebuah tubuh."

Aku melihat senyuman mengembang di bibir Annaliese, "Terima kasih, Alana."

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Dont forget to click the vote button!

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.

Pengantin IblisWhere stories live. Discover now