16 - Girls Like You

168 53 8
                                    

Kebiasaan memiliki prinsip jalani saja dulu, membuat Tisya mengiakan saja ketika Patru meminta nomor ponselnya, meneleponnya malam-malam dengan modus bertanya tentang soal akuntansi yang sama sekali tidak Tisya pahami, dan mengajaknya makan di kantin hanya berdua.

Lambat laun, orang-orang sekitar pasti curiga bahwa mereka mungkin memiliki hubungan. Haryan apalagi.
Dia sampai menceritakannya ke Baza, tetapi karena sahabatnya satu ini juga sedang jatuh cinta sama cewek cantik, anak kelas sebelah yang suka tidur bernama Aunia, jadi dia tidak dihiraukan.

Baza dan Tisya mulai asyik dengan gebetan baru mereka, sedangkan Haryan baru saja pusing karena dia sendiri hampir dimanfaatkan oleh satu cewek dari kelas 10 Akuntansi 3 yang bernama Wulan, ya teman kelas Tisya.

Sedih sekali, di antara mereka bertiga, memang Haryan yang paling sulit disukai balik sama gebetan karena tampangnya sudah menjelma seperti anak kolong jembatan, kata para siswa yang tidak menjaga omongan.

Eh, eh lupa, ini ceritanya Tisya, bukan Haryan.

Balik ke topik.

Tisya lupa menjaga jarak dengan cowok bermata sipit yang tajir ini. Di pikirannya hanya ada cowok, pacaran, dan makan enak saja. Pelajaran di kelas pun mulai dia abaikan.

"Tisya, lo sudah ngerjain soal buku besar di halaman 98?" tanya Liza ketika temannya itu baru saja masuk kelas.

"Loh, ada PR?" Yang ditanya malah balik bertanya. 

"Lah, lo nggak tau?"

"SEJAK KAPAN?" Tisya kontan berlari ke meja dan mulai menyalin tugas milik Shinka, teman sebangkunya.

Itu baru kejadian linglung pertama. Belum lagi kejadian linglung kedua.

"Tisya password Wi-Fi-nya yang baru, apa ya?" tanya Baza saat Tisya baru saja masuk ke dalam ruang tengah rumah Haryan.

"Sandinya, ketik aja, satu sampai delapan."

"Lah, bukannya itu sandi setahun yang lalu?" Baza menaikkan sebelah alis. "Sandi yang kemarin, maksudnya sandi terbaru. Katanya Haryan, dia cuman bagi ke lo doang Tis, masa lupa?"

Haryan yang baru saja turun dari kamarnya di lantai dua langsung menyahut, "Sandinya 'hartakarun' pakai huruf kecil semua. Tumben si Tisya mendadak pikun soal password Wi-Fi, biasanya sudah hapal mati kayak hapalin pin ATM."

Kejadian kedua linglung kedua itu sudah berhasil membuat teman-teman Tisya muak dengan perilakunya.

Baik di sekolah maupun di rumah Haryan, semuanya protes mengenai Tisya yang jatuh cinta dengan Patru sampai ke tahap lupa dunia.

Terutama Shinka.

"Lo udah gila tau nggak, Tis?!" tegur Shinka dari seberang sana. "Gue telpon lo malam ini biar lo sadar! Bukannya malah semakin cinta sama cowok yang bikin lo lupa diri itu."

"Tapi dia baik banget Shinka!"

"HIH, SEJAK KAPAN LO MEMPAN SAMA YANG BEGITUAN?"

"Nggak tau ah, dia baik banget soalnya. Apa gue sama dia aja, ya? Dia sampai rela, loh, nyamar jadi anak SMK Wardhana setiap pulang sekolah, terus akhirnya pindah sekolah, ditambah lagi, sekarang rela banget habisin waktunya sama gue. KAPAN LAGI NEMU COWOK BEGITU?" Tisya membaringkan diri di kasur sambil berteriak histeris.

Saking salah tingkahnya, di atas kasur dia menggantungkan badannya ke lantai dengan posisi terbalik. Jadi kepalanya dahulu yang menyentuh lantai, pinggang bertahan di ujung kasur, dan kakinya berada di atas kasur. Ini kalau salah bangun, badan Tisya bisa pegal-pegal.

Tisya dan TisyuWhere stories live. Discover now