30 - Suasana Tak Terduga

157 39 12
                                    

Hello guys! Jadi part ini bakal banyak narasinya karena masih part perkenalan PKL di perusahaan. Harap baca baik-baik ya, siapa tau nanti ada yang ketinggalan dan kurang paham. Kalau ada typo, silakan komentar yak.

Terima kasih. Happy reading!

~ Tisya dan Tisyu ~

Pertengahan bulan Desember, seluruh siswa kelas 11 diminta datang ke sekolah untuk melaksanakan bimbingan sebelum berangkat PKL. Tisya datang tanpa protes, karena di jurusan lain Baza dan Haryan juga datang, sekalian saja.

Bu Suti selaku Kepala Jurusan Akuntansi membagikan jurnal kosong yang isinya berupa biodata, daftar hadir beserta kolom-kolom kegiatan, dan daftar nilai dari pembimbing DU/DI-pembimbing Dunia Usaha/Dunia Industri.

Beliau berkata, jurnal itu dibawa setiap hari untuk diisi. Ada daftar hadir, yang berisi tabel tanggal masuk, jam masuk, jam pulang, dan paraf pembimbing. Selanjutnya, ada kolom-kolom kegiatan yang harus diisi siswa saat melakukan pekerjaan di perusahaan setiap hari, dilengkapi dengan paraf lagi. Terakhir adalah lembar penilaian, di mana semua nilai pembelajaran akan diberikan oleh pembimbing. Banyak sekali nanti paraf yang harus dilakukan pembimbing DU/DI, berasa fansign.

"Oh ya, satu lagi. Selama PKL kalian harus menjaga sikap. Kalian sedang berada dalam perusahaan orang. Ingat juga, kalian PKL di sana adalah untuk belajar, belum bekerja. Jadi manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Untuk pakaian ke sana, disesuaikan saja, apakah boleh bebas pantas atau seragam? Tanyakan ke pembimbing. Jangan datang terlambat, harus tepat waktu," jelas Bu Suti, "ikuti perkataan pembimbing dan hati-hati. Saya tekankan, hati-hati. Saya berharap yang berangkat PKL ada 91 orang, yang pulang juga 91 orang, tidak menjadi 92 atau 93 orang, dan seterusnya. Paham, kan, maksud saya?"

Seluruh siswa saling menoleh.

"Jaga diri, saya tidak mau mendengar kabar ada yang berbadan dua atau hamil di luar nikah baik selama hingga setelah PKL berlangsung. Kalian bakal masuk ke kawasan orang dewasa. Ikuti pembimbing dari sekolah dan pembimbing dari perusahaan. Kalau ada apa-apa yang ranahnya mulai menyeramkan, hubungi saya langsung."

Masalahnya, pembimbing Tisya nanti ada dua. Pembimbing dari perusahaan dan menjadi karyawan yang akan mengevaluasi Tisya di akhir bulan dengan presentasi, lalu ada pembimbing dari departemen khusus yang akan membimbing Tisya belajar bekerja. Yang mana akan memberikannya nilai?

Masih ada satu lagi tugas para siswa, yaitu membuat laporan selama PKL berlangsung, minimal 15 halaman, dan dipastikan harus selesai saat PKL berakhir, sebab nanti akan ada banyak sekali sesi pengesahan. Jika siswa tidak menyelesaikannya saat PKL, bisa gawat, mereka akan berbolak-balik dan itu akan merepotkan pihak perusahaan.

Sesi bimbingan sebelum PKL hari itu sangatlah cepat, sesi bertanya saja sulit, sebab Bu Suti membuatnya menjadi tiga sesi untuk kelas Akuntansi 1, Akuntansi 2, dan kelas Tisya terakhir yaitu Akuntansi 3. Sepulang dari bimbingan, Bu Suti membagikan daftar nama pembimbing dari sekolah. Lengkap sudah, pembimbing PKL Tisya ada tiga. Liza bernisiatif membuat grup chat.

Sedikit memusingkan, tapi mau gimana lagi. Tisya mendapat pembimbing perempuan dari sekolah, yaitu Ibu Hartini yang merupakan wali kelas 12 dan belum pernah mengajarnya. Mau tidak mau, Tisya harus mengakrabkan diri dan mulai bertanya. Kata Bu Hartini, pembimbing yang tanda tangan di jurnalnya nanti adalah pembimbing departemen.

Tisya semakin penasaran. Pembimbingnya dari sekolah adalah Bu Hartini, pembimbing dari perusahaan adalah Bu Kalyna, dan pembimbing dari departemen adalah siapa? Semoga bukan laki-laki, akan susah pastinya.

Tisya dan TisyuWhere stories live. Discover now