🌿03

65.8K 4.6K 168
                                    

Kaleza melongokan kepalanya dari pintu sembari mengamati sekitarnya.  Dirasa aman, gadis dengan piyama pink menyala itu keluar.

Suasana teramat sunyi, padahal baru jam 8 lewat 13 menit.

Alasan Kaleza keluar yakni perutnya yang terus berbunyi minta diisi sedari tadi. Dia memang sempat makan malam, bersama Zairo pula. Tetapi karena pada dasarnya dia sedang berperan menjadi Delaza yang teramat memperhatikan pola makannya, alhasil Kaleza hanya makan sesendok nasi dengan sayur bening ala kadarnya.

Bahkan makanan kucing jauh lebih enak dibanding makanan sehatnya tadi.

Berjalan ke arah dapur, Kaleza sekali lagi tidak menemukan seseorang. Senang tentu saja, Kaleza bisa bergerak secara leluasa. Tangannya mengotak-atik kulkas, ada makanan jadi yang tinggal dipanaskan tapi Kaleza sedang ingin makan mie instan.

Tidak menemukan makanan berkabohidrat tersebut, Kaleza lanjut membuka laci demi laci. Dan yang dicarinya akhirnya ketemu. Kaleza menyeru senang, tak tanggung dia mengambil dua bungkus lalu dua butir telur yang akan ia masak setengah matang, cabe rawit sepuluh biji, serta 3 iris jeruk nipis.

Tak membutuhkan waktu lama bagi Kaleza menyiapkan makannya. Bahkan masih dengan asap mengepul, dia mulai menikmati makanannya dengan nikmat.

Sedikit lagi Kaleza menghabiskan mie-nya saat suara kulkas dibuka mengalihkan atensinya. Kaleza sudah parno duluan, namun melihat siapa yang telah mengagetkannya, Kaleza tak jadi berteriak.

Sosok Zairo lengkap dengan jaket kulitnya nampak sedang minum. Kaleza menelan bulat makannya, tatapannya tak pernah mau lepas pada jakun mempesona milik pria itu yang bergerak seirama dengan kegiatannya.

Sadar apa yang telah ia lakukan, Kaleza segera mengalihkan pandangannya.

"My Honey Bunny Sweety Ulala, jam segini mau ke mana?" tanyanya usai Zairo kembali menaruh botol berisi air dalam kulkas.

Pandangan pria itu tajam, lalu menelisik penampilan nyentrik Kaleza.

"Lo mau ke sirkus?" pertanyaan sakartis itu berhasil membuat Kaleza tertohok. Tentu dia tau apa yang Zairo maksud. Jujur saja, selera pakaian dirinya dan Delaza memiliki perbedaan.

Delaza suka gaun, Kaleza suka kaos.

Delaza suka rambut pendek, Kaleza suka rambut panjang.

Delaza suka rok mini, Kaleza suka celana.

Delaza suka warna cerah, Kaleza suka warna gelap.

Delaza suka panjat sosial, Kaleza suka panjat pohon pepaya.

Delaza suka Zairo, Kaleza tidak.

Point terakhir itu cukup membuatnya sadar diri. See, perbedaan mereka cukup jauh bukan.

"Ini fashionable loh. Kita-kita para cewek bangga kalo terlihat manis di depan pasangan." ujarnya memberi senyum manis yang kadar gulanya melebihi 3 sendok.

Zairo menyipitkan mata, lalu berjalan pelan menghampiri Kaleza yang sekarang ini ketar-ketir. Sebelum berbicara, Zairo melirik mangkuk yang isinya hampir habis. Alisnya menyerngit sebentar.

"Lo pengen keliatan tambah manis di mata gue?"

Dan dengan lugunya Kaleza mengangguk. Zairo mengulas senyum tipis, kemudian mengelus surai panjang Kaleza.

"Ngangkang di hadapan gue, sekarang." bisiknya rendah yang mana berhasil membuat Kaleza mengambil jarak dengan segera bangkit dari kursinya.

"My Honey Bunny Sweety Ulala, aku masih ting-ting. Sabar ya, kan kita bakalan nikah. Kalo udah nikah, calon suami bisa minta seeeepuasnya." katanya berusaha menampilkan senyum menawannya.

Jika dia sedang menjadi Kaleza, maka dirinya tak akan sungkan untuk menendang dua telur puyuh milik pria cabul itu.

Sayangnya, Kaleza harus sekuat tenaga menahan keinginannya tersebut.

Dengusan keras Zairo terdengar, Kaleza hanya memberikan seulas senyum.

"Ikut gue." katanya tanpa kata melenggang pergi meninggalkan Kaleza yang hanya menatap kepergiannya.

Sadar Kaleza tidak mengikutinya, Zairo berbalik kali ini disertai tatapan lasernya. "Lo jalan sendiri atau gue telanjangin."

Tak ayal usai mendengar ancaman tersebut, Kaleza kontan menyusul Zairo cepat. Dia tidak akan rela keperawanannya dibabat habis oleh pria itu.

Zairo tidak mengatakannya akan membawamya kemana, yang pasti Kaleza tak mengeluh. Meski dalam hati menyayangkan penampilannya yang tidak matching dengan mobil kece Zairo.

Sepanjang perjalanan Kaleza sibuk memperhatikan jalanan di sekitarnya. Bahkan tak tanggung kepalanya melongok keluar demi menikmati angin malam yang terasa sejuk menampar wajahnya.

"Aaaa—Uhuk!!" mulut Kaleza dimasuki serangga. Sayang, dia sudah terlanjur menelan serangga kecil tersebut.

Zairo yang sedari tadi fokus menatap jalanan, sempat menoleh namun kembali ia abaikan tingkah gadis itu.

Sekitar setengah jam mereka jalan dengan obrolan yang tentunya didominasi oleh Kaleza, keduanya akhirnya sampai. Kaleza mengamati sekitarnya dari dalam, suasananya cukup ramai.

Tidak sulit bagi Kaleza untuk menebak, pasti dia berada di arena balapan. Dia tidak menyangka Zairo bisa ke tempat seperti ini.

"My Honey Bunny Swe—"

"Berhenti panggil gue nama itu, atau gue lemparin lo ke mereka." Zairo menggerakan dagunya ke arah kumpulan para pemuda yang berpenampilan urakan. Kontan Kaleza menggelengkan kepalanya takut.

"Oke oke, aku gak akan panggil kek gitu lagi." ungkapnya cengar cengir.

Zairo tidak membalasnya selain keluar dari mobil. Kaleza memilih di dalam, sebab pakaiannya teramat tidak mendukung.

Entah apa yang Zairo bicarakan, jujur saja Kaleza jenuh menunggu sendiri di dalam mobil. Ingin keluar, dia takut jadi pusat perhatian. Bukannya ge'er, tapi mengingat siapa itu Zairo pastilah akan cukup menarik atensi orang-orang.

Kaleza nyaris tertidur bila Zairo tak segera masuk. Ditatapnya pria itu lamat sebelum menyadari mobil Zairo maju menuju garis start. Pun mobil-mobil yang lain.

"K-Kita mau balapan?" Kaleza bertanya takut-takut.

"Kagak, kita mau main layangan." jawab Zairo ketus hal yang berhasil membuat Kaleza menpautkan bibirnya rapat.

Dan benar saja dugannya, terdapat 5 mobil yang melakukan balapan di jalanan lebar tersebut. Kaleza hanya mampu memegang seatbealt-nya erat dengan mata terpejam.

DEMI TONGSENG SODARANYA MALIKA SI KECAP MANIS! TOLONG SELAMATIN GUE!! jeritan Kaleza menggema dalam hatinya.

Perut Kaleza bergejolak, dia ingin muntah! Tapi lebih takut bila Zairo melemparnya dari dalam mobil.

🌿🌿🌿

Poor Kaleza.

Sabar nak, cuman sebulan kok😊

Kira2 ada yang pengen sebulan cepat berlalu, atau di lama-lamain sampai ber part-part?

Gimana untuk part ini?

Suka gak interaksi dua pemeran kita?

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Sayang ReLuvi banyak2😘😘

KaleZaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang