Chap. 4 : Fansclub Rie

5.4K 328 32
                                    

Rie's Pov

KRING !!!

TUK !

"Ukm..mm..", desahku.

Aku masih mengantuk, cahaya di luar juga masih redup, karena merasa aneh, aku melihat jam wekerku yang disetel oleh Queela dan sekarang jam...

---..2 pagi.

"Bodoh....", batinku pelan.

Kalau aku tak mengingat bahwa Queela adalah sahabat perempuan terbaikku, mungkin aku sudah melemparnya dari atas atap.

Dengan mata yang masih mengantuk, aku sebenarnya diam-diam berterima kasih juga. Kalau bukan karena jam weker ini, mungkin aku akan melihat mimpi di mana ibu dan ayahku...terbunuh.

Aku menyetel jam wekerku lagi menjadi jam 5.20 pagi, lalu melelapkan diriku lagi di ranjang.

"Jangan bunuh anakku ! Bunuh saja aku !", aku mendengar teriakan ibuku. Spontan aku berdiri dan berlari ke arahnya, "Apa yang kau katakan, bu !? Aku tak akan membiarkan ayah dan ibu terbu-"

BUK !

"Ayah !! Ibu !!", teriakku menghampiri mereka.

Kugoyangkan jasad ayah dan ibuku yang sudah tak bernyawa karena sabit itu. Sabit terkutuk itu...!

"Ayah !! Ibu !! Ayolah !! Jangan bercanda !! Aku tidak suka !!", suaraku mulai gemetar, air mata sudah menetes dari mata berwarna hijau indahku.

Aku tahu. Aku tahu nyawa ayah dan ibuku sudah melayang. Semua orang juga akan berpendapat demikian bila melihat dada ayah dan ibu yang sudah tertembus itu. Tapi...

Kenapa aku masih berharap ?

"Sekarang kau sendirian, ya, Little Girl~", suara itu ! Suara menyebalkan itu ! Suara terkutuk itu ! Dan suara kesialan itu ! SUARA ORANG YANG TELAH MEMBUNUH AYAH DAN IBU !!

"Siapa kau, hah !? Berani....beraninya kau membunuh ayah dan ibuku !! Aku...aku akan membalas padamu !!", teriakku.

Orang itu tersenyum, "Aku...."

KRING !!!

"AAaaa !!", nafasku tersengal-sengal. Dadaku terasa sakit. Keringat dingin bercucuran dari kepalaku. 'Kenapa mimpinya berlanjut ?', batinku.

Semua yang melihat mimpiku pasti sudah tahu, ayah dan ibuku bukan mati karena kecelakaan mobil, mereka ... mati terbunuh karena sabit itu !!!

Drap drap drap

"Rie !! Kau baik-baik saja !?", teriak Queela, Zun, Kay, dan Asseyn berbarengan.

"A-ah...kalian...-", kata-kataku terputus, karena Queela memelukku begitu saja.

"Rie, kau...mimpi buruk, ya ? Kau baik-baik saja ?", tanamya Kay. Aku membelalakkan mataku. Bagaimana dia bisa tahu ? "Kalau kau bertanya kenapa aku bisa tahu, keringatmu bercucuran dan matamu melebar. Jadi, kau baik-baik saja ?", tanya Kay lagi.

Aku memaksakan senyum dan berusaha seceria mungkin, "Aku baik-baik saja~ayo bangun ! Sekolah !", kataku mengingatkan mereka.

Kulihat mereka berempat mengeluarkan keringat dingin, "Hoah~kau mandi duluan saja. Kalau sarapan sudah siap bangunkan kami lagi, ya~", kata Asseyn mencari-cari alasan.

TWICTH

Sip, kalian berhasil membangunkan singa yang sedang tidur, "OGAH BANGET BANGUNIN KALIAN !!", seruku. Tapi mereka malah melenggang ke luar kamarku.

Magician Academy [END]Where stories live. Discover now