Chap. 15 : Who Are You ?

3.1K 219 9
                                    

Rie's Pov

Setelah makan malam, kami pun lansung masuk ke tenda.

"Selamat malam, Rie, Mary, Carlay !", seru Carley pada kami sebelum melelapkan dirinya.

Mary tercengang, "Woah...Carley cepat sekali lelapnya. Selamat malam, Rie, Carlay.", ujar Mary lalu memposisikan tubuhnya.

Carlay terkekeh pelan melihat Mary, "Padahal sendiri juga cepat tidurnya. Ya, selamat malam Mary ! Rie !", ujar Carlay dan melakukan hal yang sama seperti Mary.

Aku tersenyum kecil, "Selamat malam, Mary. Carlay.", ujarku lalu menutup mata.

Beberapa menit berlalu.

Hembusan nafas teratur dan dengkuran halus sudah terdengar dari Mary, Carlay, dan Carley.

Aku menghela nafas.

Ini gawat. Aku tidak bisa tidur.

"Rie-chan."

Aku mendengar suara orang yang memanggilku, tapi itu tidak mungkin...kan ?

"Rie-chan."

Uhk...aku mendengar suara itu lagi. Abaikan saja, Rie ! Itu hanya halusinasimu.

"Rie-chan."

Mataku akhirnya terbuka. Aku pun bangun dan memposisikan tubuhku menjadi duduk.

Ini sepertinya benar-benar asli.

Aku pun membuka selimutku, dan berjalan ke luar tenda secara mengendap-endap supaya tidak membangunkan Mary, Carlay, dan Carley.

Aku membuka kain tendaku dan berjalan ke luar, suasana masih sepi.

Langit makin gelap, yang terlihat hanya api unggun di tengah-tengah lingkaran tenda.

"Siapa kau ?", tanyaku. Berharap mendengar suara itu lagi.

Hening.

Tidak ada jawaban. Ini aneh.

"Siapa kau ? Perlihatkan wujudmu !", tanyaku mulai sedikit berseru.

Hening. Masih tidak ada jawaban.

Aku menghela nafas dan beranjak kembali menuju ke tendaku, berniat kembali berusaha tidur.

Srek

Srek

Srek

Langkahku terhenti. Mataku lansung menatap tajam semak-semak yang ada di sekitar sini. Sekilas, aku mendengar suara gesekan semak-semak.

Srek

"...!?"

"Aa--", teriakanku terhenti melihat laki-laki itu lagi.

Laki-laki misterius yang pernah menemui aku dan Satoushi !

Laki-laki itu menutup mulutku sembari berbisik, "Duh, Rie-chan, jangan berisik.", ujarnya sambil mendekatkan mulutnya pada telingaku.

Aku menjauhkan kepalanya dariku dan menatapnya dengan tajam dan waspada, "Ada apa menemuiku lagi ? Mau membuat masalah lagi ?", tanyaku dengan nada mengusir dan tidak suka.

Laki-laki itu tersenyum kecil, namun nampak kesedihan yang tersirat dari senyumannya.

Ah !

Lagi-lagi aku merasa familiar dengannya.

Ia menggenggam tanganku dan menariknya, "Ayo ! Aku mau menunjukkan sesuatu padamu, Rie-chan !", ujarnya riang.

"U-uwa !", aku berseru kecil.

Magician Academy [END]Where stories live. Discover now