Rie's pov
Kami melanjutkan penyelinapan kami.
Aku bisa melihat Chris, Dundy, Varl, Kaname-kun, dan Satoushi-kun yang selalu terlihat cemas karena perkataan para anggota Magic Black Organization tadi.
Aku spontan menepuk punggung Kaname-kun yang memang tempatnya berjalan paling dekat denganku.
Kaname-kun terlihat terkejut. Ia menghadap ke belakang, ke arahku.
Kaname-kun berdehem sedikit, "Ada apa, master Rie ?", tanya Kaname-kun.
Aku menggeleng dan menatapnya sendu, "Kaname-kun...kau tidak apa-apa ? Baik-baik saja ? Tidak ada masalah ?", tanyaku berturut-turut.
Kaname-kun terlihat terkejut karena perkataanku, ia lansung mengubah wajahnya menjadi tersenyum kecil dan menepuk kepalaku pelan sembari mengelusnya, "Tidak apa-apa, Master Rie.", jawabnya singkat.
Aku menatap matanya dalam-dalam.
Aku bisa melihat sedikit kebohongan dalam ucapannya, tapi pada akhirnya aku tersenyum lembut dan mengangguk.
Hanya perasaanku...atau di sini makin panas ?
Aku menoleh ke arah samping kanan dan melihat Shu-niichan terlihat cemberut sambil menatapku.
Eh, bukan. Mungkin lebih tepatnya ke arah tangan Kaname-kun yang masih bertengger di kepalaku.
Kekesalan Shu-niichan sangat terlihat saat orang melihat bibirnya yang mengerucut sebal seperti itu. Aku dulu sering melihat ekspresi Shu-niichan yang seperti itu.
Aku menghampiri Shu-niichan, "Shu-niichan, kau tidak apa-apa ? Kenapa kau kesal ? Tolong hilangkan hawa panas di sini.", tanya sekaligus kataku.
Aku melihat Shu-niichan sedikit tersentak, ia mengangguk gugup dan sedetik setelah itu, hawa kembali seperti semula.
"Hanya perasaanku atau tadi aku baru saja merasakan hawa panas, hm, Shu-kun ?", tanya seseorang.
Aku dan Shu-niichan serentak menoleh ke arah depan dan melihat Kazuto-san menatap Shu-niichan kesal.
Yang ditanya hanya menyengir tanpa dosa, "Maaf, Kazu-kun.", jawab Shu-niichan.
Aku memandangnya aneh sekaligus curiga, Shu-niichan masih tersenyum tanpa dosa, sehingga aku menghela nafas.
Heh...kadang aku heran dengan diriku sendiri...
"Heran kenapa ?", tanya seseorang tiba-tiba.
Aku tersentak dan menoleh, melihat Satoushi-kun yang memandangku.
What ?
"Apa ?", tanyaku balik.
Satoushi-kun menunjukku, "Itu..tadi kau bilang kalau kau heran dengan dirimu sendiri. Jadi kutanya, heran kenapa ?", tanya Satoushi-kun.
Hah ? APA ? Jangan bilang tadi aku menyuarakan pikiranku sendiri !!?
Aku menggaruk tengkukku canggung, "Eh..ehehe, tidak apa-apa, kok !", jawabku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
Satoushi-kun menatapku dalam-dalam, sampai-sampai aku sedikit panik dan keringat dingin sedikit ke luar dari dahiku.
"Benaran ?", tanya Satoushi-kun lagi.
YOU ARE READING
Magician Academy [END]
幻想Rie Ayanasaka, anak yatim piatu yang tinggal di daerah Nagoya. Hidupnya dilalui penuh penderitaan. Pandangan memuakkan yang ia terima dari orang-orang, membuat Rie membenci kehidupannya. Ditambah dengan perlakuan busuk dari bibinya, membuat Rie sud...